Inilah aku, Tae A Yoong dan sepupuku Tae A Joong
Pukul 05.45
Jika
pada saat seperti ini semua awan di langit mulai bergegas naik dan mulai
berlomba menampakkan keindahannya, maka lain halnya dengan Ayoong yang saat ini
masih bermalas-malasan di tempat tidurnya. Kini jarum jam pun sudah menunjukkan
pukul 05.45 dan suara gemuruh di luar kamar pun jelas terdengar namun dengan santai Ayoong pun
tetap mengabaikannya.
Kriiiiinnngg...kriinnnggggg....kriiinnggggggggg......,
berkali-kali suara jam bekerpun ikut memekakkan telinga Ayoong yang masih
mengantuk dan itu tak cukup ampuh untuk membuat Ayoong beranjak dari tempat
tidurnya.
Kini jarum jam pun
kembali berputar dan sekarang sudah menunjukkan pukul 05.58 kurang dari 2 menit
lagi sudah hampir pukul 06.00, yang artinya ini sudah saatnya bagi Ayoong untuk
bangun dan segera bersiap karena ia tahu dengan pasti kalau pintu gerbang
sekolahnya itu tutup pada pukul 06.45 pagi. Namun Ayoong masih asik memeluk
boneka ayam kesayangannya. Boneka itu
oleh diberikan seseorang untuk Ayoong sebagai hadiah untuk acara makan malam
mereka saat itu.
Tak beberapa saat
kemudian terdengar suara yang lebih memekakkan telinga Ayoong dari pada suara
jam beker yang sedari tadi membuatnya
risih ataupun suara gemuruh yang lainnya. Dan yah itulah kedua adik kembar Ayoong
yang sedari tadi sudah bangun lebih awal.
“Eonniiiieee....!!
Eonniiiee...!! Ayooo bangun. Jika tidak kau tidak segera bangun maka akan
terlambat pergi kesekolah, dan kau tahu artinya itu kau akan siaaaaall”, teriak
Sooyoong dan Shinyoong dari luar kamar Ayoong.
Ayoong pun bergegas
bangun dan membalas teriakkan Sooyoong dan Shinyoong dengan suara yang tak kalah
nyaringnya, “Iyaaaaaaahhhh aku bangunnn!!”.
Dan begitulah
setiap paginya hal yang seperti ini sudah menjadi rutinitas wajib yang
membingkai indah dalam hari-hari Ayoong yang melelahkan. Sekolah adalah
satu-satunya alasan kenapa Ayoong harus bangun sepagi ini setiap harinya. Terhitung
hingga saat ini sudah kurang lebih satu tahun yang lalu Ayoong menyelesaikan
sekolah menengah pertamanya dan tentunnya ia harus melanjutkan ke sekolah menengah
akhir dan sekolah ini lah yang memulai mimpi buruk Ayoong.
Beda Ayoong maka
berbeda pula dengan Ajoong. Sepupu Ayoong yang satu ini tak kalah malasnya
dengan Ayoong. Jika Ayoong setiap paginya hanya bisa dibangunkan dengan suara
emas kedua adik kembarnya, Ajoong akan bangun jika mukannya diberi percikan
air.
Ayoong dan Ajoong
tinggal bersama di rumah kakek mereka. Karena beberapa alasan tertentu adik
kembar Ayoong tidak ikut kedua orang tua mereka yang bekerja diChina tetapi
ikut tinggal disana bersama Ayoong dan Ajoong dirumah kakek. Ayoong dan Ajoong
dibesarkan bersama oleh kakek dan bibi-bibi mereka. Sejak kedua orang tua Ajoong
meninggal saat Ajoong berusia 7 tahun dan kedua orang tua Ayoong memulai bisnis
di China maka yang bertanggung jawab atas Ayoong dan Ajoong adalah kakek dan
bibi-bibinya.
Dibesarkan bersama membuat Ayoong dan Ajoong
layaknya saudara kandung yang sangat dekat. Dari mulai pakaian, hingga sekolah
mereka pun sama kecuali ketika mereka SMA. Bahkan disekolah menengah pertama 3
tahun berturut-turut mereka berdua
sekelas dan itulah alasannya mengapa mereka terlihat sangat dekat.
Namun kebiasaan
buruk mereka berdualah yang mengaharuskan mereka berpisah saat memilih masuk
sekolah menengah akhir. Ajoong lebih memilih sekolah yang jam masuknya agak
lebih siang seperti pukul 07.15 dibanding jam 06.45 karena kebiasaan buruknya
tidak bisa bangun pagi.
Sedangkan Ayoong
memilih sekolah yang jam masuknya dan pulangnya bisa dibilang ekstrim,
karena jika pada saat jam 07.00
anak-anak baru saja mulai berangkat ke sekolah maka Ayoong sudah harus memulai
pelajaran dan jika pada jam 14.30 anak-anak SMA sudah banyak yang pulang
sekolah maka Ayoong masih harus menunggu 1 setengah jam lagi untuk bisa pulang
kerumah.
Maka sejak itulah Ayoong
dan Ajoong jarang terlihat berdua jika sedang pergi karena kesibukan
masing-masing. Lambat laun situasi seperti ini pula yang membuat keduannya
jarang berkomunikasi secara langsung untuk saling berbagi cerita ataupun
menannyakan pendapat satu sama lain mengenai hal-hal tentang mereka
masing-masing ataupun kegiatan mereka disekolah.
Terkecuali dimeja
makan, kadang Ayoong dan Ajoong masih sering memebicarakan obrolan-obrolan
ringan. Namun hal yang seperti itu bisannya berlangsunnya tak lama hanya
sekitar 3-5 menit saja dan setelah itu mereka kembali kekamar masing-masing dan
kembali memulai kesibukannya masing-masing.
06.45, di sekolah Ayoong
Ayoong
tiba di sekolah tepat waktu hari itu meskipun ia bangun terlambat namun
syukurlah ia tidak datang terlambat kesekolah pagi itu. Dari kejauhan tampak
seorang teman sekelas Ayoong sudah menantinya di depan pintu kelas. Hyeon Gyu
Ri, yah itulah ia teman Ayoong sekaligus tempat Ayoong berbagi ceritanya
disekolah. Gyuri tempat Ayoong curhat saat ini karena ia juga sudah tak punya
banyak waktu untuk berbagi cerita dengan Ajoong dirumah, hanya meja makanlah
temapt Ayoong dan Ajoong bertemu diluar kesibukan masing-masing sejak mereka
SMA.
Sekarang Ayoong duduk dikelas 2 SMA. SMA kata
ini tidak akan terasa lebih bermakna jika tanpa kisah-kisah cinta membingkai di
setiap sudut ceritanya. Meskipun begitu Ayoong tidak pernah ambil pusing dengan
kalimat diatas. Karena baginya sekolah sudah membuat kehidupannya menjadi
terasa begitu rumit dan kerumitan itu tidak perlu ditambah dengan adanya kisah
cinta membuntuti dibelakangnya.
Pelajaran
matematika menjadi pelajaran pertama hari ini. Ayoong tak suka matematika. Ayoong dan teman-temannya mulai berharap guru
yang mengajar pelajaran tersebut berhalangan masuk dan syukurlah tuhan
mendengar do’a mereka semua dan menjawabnya dengan membuat jam pertama pagi itu
kosong. Namun Ayoong dan teman-temannya tak lantas lega dengan kosongnya jam
pelajaran pagi itu. Karena meskipun gurunya tidak hadir tugas-tugas tetap
megalir menghampiri Ayoong dan teman-temannya.
Matematika
adalah pelajran yang cukup sulit bagi Ayoong, namun tak sama halnya dengan Kwangmin.
Jo Kwang Min itulah nama lengkapnya bukan karena marga Jo-nya yang membuat ia
cukup pandai pada mata pelajaran matematika namun Ayoong sangat menyukai
laki-laki yang bermarga Jo. Kwangmin adalah teman sekelas Ayoong.
Ayoong dan Kwangmin
sudah sekelas sejak kelas 1 SMA dan ini masih akan berlanjut hingga ke kelas
3SMA nanti. Mereka berdua sudah saling mengenal sejak pertama tes masuk sekolah
ini, dan mungkin hal inilah yang membuat
mereka terlihat akrab saat ini selain karena Ayoong juga sangat butuh
bantuan Kwangmin dalam mengerjakan tugas-tugas matematika.
Ajoong, bahagialah tanpa aku.
Ajoong
sedang bergembira dengan teman dekatnya di kelas So In Ah. Ajoong mengenal In
Ah saat Ajoong sedang menunggu jemputan setelah selesai mengerjakan tes masuk
sekolahnya, pada saat itu In Ah muncul
dan menawarkan tumpangan kepada Ajoong dan sejak itulah keakraban keduannya
dimulai. Ajoong dan In Ah sangat akrab, bahkan Ajoong seperti menemukan
pengganti Ayoong yang selalu sibuk karena tugas dan ia bisa berbagi banyak
cerita dengan In Ah.
Banyak
hal yang tidak bisa Ajoong lakukan bersama Ayoong kini bisa Ajoong lakukan
bersama In Ah. Mereka tampak sangat akrab, In Ah yang cerewet selalu bisa
membuat mood Ajoong baik setiap harinnya.
Meskipun begitu Ajoong
tetap sangat merindukan kebersamaannya bersama Ayoong seprti dulu karena
baginya Ayoong adalah adik terbaiknya. Usia Ajoong hanya terpaut beberapa bulan
lebih tua dari pada Ayoong dan ini sudah cukup jelas kenapa Ajoong menganggap Ayoong
sebagai adiknya.
Namun hanya ini
yang dapat Ajoong lakukan agar ia tetap merasa bersemangat di sekolah. Karena
tanpa Ayoong Ajoong tampak bagai raga yang nyawanya entah berada dimana, meskipun pada saat weekend ia juga masih
sering pergi bersama Ayoong kemall untuk jalan-jalan namun mereka tak sedekat
dan seakrab dulu.
15 menit, laki-laki bermarga Jo itu tak hanya satu. Dan
mereka kembar.
Ayoong
beruntung, karena mengenal Youngmin lebih dahulu dibanding Kwangmin. Ayoong
mengenal Youngmin karena suatu ketidak sengajaan. Pada saat tes masuk SMA
ketika Ayoong sedang berkeliling mencari ruangan ia tidak sengaja menabrak
laki-laki yang ia ketahui bermarga Jo. Ia berkeliling-keliling lebih dari 4
kali saat sedang mencari ruangan. Laki-laki yang sedang berdiri didepan pintu
itu terus memperhatikannya dan Ayoong pun sesekali melirik lelaki itu ketika ia
lewat di depannya, dan tanpa sengaja terbaca nama depan laki-laki itu dan ia
bermarga Jo sama seperti marga yang sangat Ayoong sukai.
Laki-laki
itu tetap menatap Ayoong dari kejauhan, dari matanya terlihat kalau ia tertarik
pada Ayoong. Ayoong yang terus berkeliling merasa risih karena ia seperti
penyusup yang terus diintai sedari tadi. Ini sudah ke 5 kalinya ia melewati
ruangan dimana tempat laki-laki itu berdiri dan tanpa sengaja ia menabrak
laki-laki bermarga Jo itu, dan dengan penasarannya ia bertanya kepada laki-laki
itu.
“Yaaa, kenapa kau
melihatku dengan tatapan seperti itu sedari tadi”. Ayoong bertanya sambil
menaikkan alis matannya.
Laki-laki itu
berkedip sesaat dan hanya mengembangkan sebuah senyuman ringan. Tanpa berkata
apapun seolah-olah tidak ada orang yang sedang berbicara dengannya.
Dengan kesal Ayoong
berteriak di depan laki-laki itu. “apa masalhmu tuan, aku sudah 5 kali berkeliling
dan tetap tidak menemukan ruanganku apakah itu lucu bagimu”.
Kembali laki-laki
itu hanya tertawa kecil dan kali ini ia berbicara sedikit dan masih tetap di
ikuti dengan sedikit tawa kecil seperti ada sesuatu hal yang membuatnya merasa
geli karena lucu. “aku baru saja datang lalu berdiri disini kurang dari 2 menit
yang lalu dan tiba-tiba kau muncul dan menannyakan hal yang konyol padaku, jadi
aku tidak tahu masalahmu noona”.
Ayoong semakin
kesal dan ia segera meninggalkan laki-laki itu dengan muka yang memerah, “aiish
sialan, dasar laki-laki aneh”. Ayoong mulai mengumpat dalam hati.
Mata laki-laki itu
tampak menikuti gerak langkah Ayoong yang mulai berlalu dari hadapannya, di
sisi lain laki-laki itu tampak seperti sedang menertawakan hal yang lucu dan ia
sepertinya mulai menyukai Ayoong.
Setelah
malanjutkan berkeliling dan melewati berapa ruangan ia kembali melihat laki-laki yang baru saja
membuat mukanya merah dan merasa kesal. Laki-laki itu tampak masih saja
mengamatinya, kembali Ayoong tak sengaja membaca nama laki-laki itu dan kali
ini jelas terbaca ia bernama Jo Young Min. Tanpa berfikir panjang Ayoong
langsung mengahampiri laki-laki itu lagi dan berkata “kau sudah membuatku kesal
sekali, aku sedang mencari ruanganku dan kau terlihat seperti mentertawakanku
apakah ini lucu bagimu??”
Laki-laki itu hanya
tersenyum dan berkata, “tidak, tidak ada hal yang lucu disini”, berbeda dengan
sikapnya tadi kali ini dia tampak lebih dewasa dan tidak menganggap apa yang Ayoong
lakukan seperti sebuah hal yang lucu.
Ayoong merasa sikap
laki-laki itu sangat aneh dan berbeda dengan pada saat tadi pertama kali ia
mengahampirinya, dengan penasaran Ayoong bertanya. “Kau laki-laki yang bermarga
Jo itu kan”.
Laki-laki itu
tersenyum sambil berkata, “iyaaaaa” dan kemudian menunjukkan nama yang tertera
pada bajunnya. Disitu tertulis Jo Young Min sama persis seperti yang barusan Ayoong
baca.
Ayoong hanya
tersenyum ringan dan dia merasa aneh, apakah dia yang aneh atau apa. Ayoong
menjadi bingung dan perasaannya yang semula marah berubah menjadi perasaan
bingung bercampur penasaran. Ayoong kembali tersenyum ringan kepada laki-laki
bermarga Jo didepannya itu.
Laki-laki itu
kemudian mengulurkan tangannya dan kembali menyebutkan namanya, “aku Jo young
Min dan kau, siapa namamu noona” tanyanya penasaran.
“hahh aaa..aku.”, Ayoong
segera menyambut uluran tangan Youngmin dan segera menyebutkan namanya. “Aku
Tae A Yoong, Senang bisa bertemu denganmu dan sebelumnya aku minta maaf karena
sudah memarahimu tanpa alasan”. Ayoong mulai menyesali sikanya terhadap
Youngmin tadi.
Youngmin pun
menjawab, “aku juga merasa senang bisa bertemu dan berkenalan denganmu. Masalah
yang tadi itu sudah lupakan saja. Meskipun aku juga bingung saat kau menghampiri
dan tiba-tiba marah padaku, mungkin kau
tadi sedang kelelahan karena sudah berkali-kali berkeliling mencari ruangan”.
Youngmin meghibur Ayoong.
Rasa legapun
menghampiri Ayoong, senyum ringan pun kembali terkembang dibibir Ayoong. Tak
ketinggalan sebuah lengkungan kecil di sudut bibir kiri Ayoong pun muncul, itu
menandakan rasa lega benar-benar sedang menyelimuti hatinnyasaat itu.
15 menit waktu
menjadi waktu yang singkat untuk sebuah awal persahabatan, perkenalan yang
terjadi tanpa sengaja itupun membawa mereka hanyut dalam obrolan ringan. Ayoong
terlihat nyaman sekali bisa ngobrol bersama Youngmin dan mata Youngmin pun
menujukkan kalau ia pun sangat menyukai Ayoong. Meskipun baru kenal namun Ayoong
merasa sangat nyambung ketika ngobrol bersama Youngmin. Mata Youngmin sama
sekali tidak dapat berbohong ketika ia menatap Ayoong, dan ya Youngmin
benar-benar menyukai Ayoong.
15 menit berlalu, Ayoong
dan Youngmin masih asyik ngobrol tiba-tiba seorang laki-laki yang muka, tinggi,
bentuk badan, bahkan semuannya mirip dengan Youngmin kecuali gaya rambutnya yang
sedikit berbeda menghampiri Ayoong dan Youngmin yang masih sibuk ngobrol.
“Hyeongggg”,
laki-laki itu menyapa Youngmin. Ayoong pun langsung terkejut. Laki-laki mulai
tertawa kecil, melihat Ayoong meskipun ia juga agak terkejut melihat kenapa
hyeongnya bisa ngobrol dengan gadis aneh yang merah-marah tak jelas padanya
tadi.
Ayoong langsung
berdiri dari tempat duduknya. Hyeong kata itu mulai berputar dikepala Ayoong ia
merasa aneh dan terkejut. “apakah ini mimpi atau bukan”, Ayoong bertanya dalam
hati. kemudian ia melihat nama pada baju laki-laki yang sama persis seperti Youngmin
itu dan disitu tertulis “Jo Kwang Min”.
Hyeong, Jo Kwang
Min, dan mereka mirip Ayoong mulai menyimpulkan dan sebuah pertanyaan langsung
keluar dari mulutnya. “Apakah kalian adalah saudara kembar, dan orang yang
menatapku sedari tadi dengan perasaan lucu adalah kau *menunjuk Kwangmin* bukan
Youngmin”. Ayoong kembali meledak-ledak bak betasan. Kwangmin menjawab semua
pertanyaan Ayoong dengan kalimat dan nada yang sama. “ya, ya dan untuk
pertanyaan yang terakhirpun juga ya”.
Semuanya pun jelas
ternyata laki-laki bermarga Jo yang Ayoong lihat itu ada dua dan mereka
sangat-sangat berbeda. Sungguh suatu keberuntungan Ayoong dapat mengenal mereka
berdua secara bersamaan, laki-laki tampan yang bermarga Jo sama persis seperti
marga yang sangat Ayoong sukai. Sejak saat itulah ketiganya menjadi akrab.
Meskipun Ayoong lebih dahulu mengenal Youngmin namun entah kenapa ia lebih
menyukai Kwangmin dan hal itu didukung dengan sebuah kebetulan, Ayoong dan Kwangmin
sekelas.
Dia kakak seniorku, dia suka basket.
Ditempat
lain, Ajoong memulai cerita cintanya dengan mengagumi kakak senior disekolahnya.
Ya, dia adalah Shim Hyun Seong. Entah dengan alasan apa Ajoong sangat menyukai Hyunseong
oppa tapi yang pasti memang menurut pendapat sebagian gadis-gadis di sekolah
Ajoong, Hyunseong oppa itu keren dan yah memang tipe-tipenya gadis SMA pada
saat itu. Ajoong yang menyukai kakak seniornya itu pun membagi ceritanya kepada
In Ah, siapa tahu In Ah bisa membantu itulah hal pertama yang terbersit dalam
pikiran Ajoong saat ia menceritakan hal ini pada In Ah.
Ajoong
tidak menceritakan hal ini pada Ayoong karena ia tahu Ayoong sangat sibuk,
apalagi seminggu belakangan ini sepertinya tugas Ayoong sangat menumpuk sekali.
Ajoong tak ingin mengaggu konsentrasi Ayoong dengan ceritanya tentang Hyunseong
oppa lagi pula Ayoong memang kurang tertarik dengan laki-laki yang seperti Hyunseong
oppa.
In Ah lah tempat Ajoong
meminta bantuan. Ajoong tahu pasti In Ah lumayan dekat dengan bebrapa teman Hyunseong
oppa dan ini bagaikan jackpot bagi Ajoong untuk mendekati Hyunseong oppa.
Matematika punya caranya sendiri, yaitu dengan sebuah rumus.
Matematika
terbukti menciptakan rumus-rumus yang hebat, tidak hanya kubus, limas ataupun bola. Matematika pun bisa menciptakan
rumus kedekatan bagi Ayoong dan Kwangmin. Matematikalah yang mengahruskan Ayoong
untuk selalu dekat dengan Kwangmin. Ayoong juga menikmati itu karena sejak
pertama bertemu, Ayoong memang menyukai Kwangmin meskipun pertemuan tesebut
membuat Ayoong kesal dan mukanya merah namun Ayoong menyukai itu.
Tugas
kali ini adalah tugas kelompok. Ayoong benci tugas kelompok dan tugas-tugas
lainnya. Kali ini tugas kelompok hanya terdiri dari 2 orang saja dan
pasangannya bisa ditentukan sendiri oleh masing-masing siswa, karena ini
matematika Ayoong tahu dengan siapa ia harus berpasangan. Kwangmin, adalah pilihan
yang tepat.
Tugas
dikumpulakan minggu depan, dan itu berati minggu ini semua tugas itu harus
sudah selesai. Ayoong dan Kwangmin mulai sibuk mengumpulkan bahan untuk tugas
matematika tersebut. Dalam seminggu itu hampir setiap hari Ayoong dan Kwangmin
pergi bersama, untuk hanya sekedar browser diinternet bareng dan yaa masih
banyak hal lain yang juga bisa mereka
lakukan bersama.
Seperti hari ini,
jam istirahat makan siang dipakai Ayoong dan Kwangmin untuk mengerjakan tugas
sampai-sampai mereka berdua tidak makan siang. Merasa bersalah karena memakai
jam makan siang Ayoong untuk mengerjakan tugas, Kwangmin mengajak Ayoong untuk
makan bersama sebelum pulang karena Kwangmin takut Ayoong sakit gara-gara tidak
makan siang.
Kedekatan
demi kedekatan terjalin diantara Ayoong dan Kwangmin. Setelah seminggu
mengerjakan tugas bersama kedekatan mereka berdua bukan lagi sekedar karena
matematika. Kwangmin memang semula menganggap Ayoong sebagai gadis yang aneh
karena pertemuan mereka yang begitu lucu. Namun berbeda halnya dengan sekarang,
Kwangmin kini tidak memandang Ayoong sebagai gadis yang aneh karena saat ini
dia mulai menyukai gadis yang aneh itu.
Disisi
lain Youngmin sudah sangat menyukai Ayoong sejak pertama kali melihat Ayoong.
Hanya saja karena ruang dan waktu yang mengharuskan intensitas pertemuan Youngmin
tidak sesering Kwangmin maka Kwangmin lah yang beruntung untuk kali ini.
Kwangmin dan Ayoong mulai sekelas sejak mereka kelas 1 SMA, dan hingga kelas 3
nanti pun tak ada perubahan pada kelas tersebut.
Diluar
tugas kini Ayoong dan Kwangmin sering belajar bersama, makan bersama dan yah
memulai kedekatan-kedekatan layaknya remaja. Kali ini Kwangmin memberanikan
diri untuk mengajak Ayoong kencan, dan Ayoong tahu pasti apa jawaban yang akan
ia berikan nanti.
Saat itu Ayoong
sedang duduk sendirian di depan kelas ketika jam istirahat, Kwangmin pun
memberanikan diri mengahampiri Ayoong dan mengatakan sesuatu.
“Heiii, Ayoong ssi”
Sapa Kwangmin pada Ayoong, dan seketika itu pun Ayoong langsung mengalihkan pandangannya
ke arah Kwangmin.
“hahh, iyaa. Adaapaaaa
kwang”. Tanya Ayoong penasaran.
Dengan nada
berharap Kwangmin mengutarakan niatnya. “hmm, Ayoong ssi maukah kamu pergi
makan malam denganku malam ini”, tanya Kwangmin.
Ayoong agak sedikit
kaget, tapi dia tidak berusaha menolaknya karena beberapa alasan yang telah
kita ketahui bersama. “Ohw yaa tentu saja, jam berapa dan dimana kah tempatnya??” Tanya Ayoong
balik.
“Di cafe delova,
jam 19.00 biar nanti aku yang akan menjemputmu”. Tawar Kwangmin.
Dengan sigap Ayoong
pun menjawab. “Hmmmm, ti.. tii.. tii.. tidak usah kita langsung beretemu di
cafe saja Kwang”. Ayoong menolak karena ia merasa malu jika harus dijemput dari
rumah oleh seorang laki-laki.
Dengan senyum yang
mengembang lebar Kwangmin mengucapkan terimakasih dan pergi berlalu. “Makasih
yaaa Ayoong ssi, aku tunggu jam 19.00 di cafe”.
Ayoong pun membalas
dengan senyum yang tak kalah manisnya, sambil membayangkan apa yang akan
terjadi nanti malam.
Ayoong mau diajak
berkencan bersama kwamgmin. Pada saat kencan Kwangmin juga berencana akan mengajak
Ayoong berkeliling di taman, karena Kwangmin pernah bilang jika ia memiliki
seorang kekasih maka ia akan mengajaknya ke taman dan memberinya sebuah hadiah.
5 menit sudah
Kwangmin berda di cafe, ia masih penasaran akan tampak secantik apakah Ayoong
malam itu. Tak lama kemudian Ayoong pun datang, dengan mengenakan blazer
berwarna pink muda dan roknya yang bercorak volkadot berwarna pink dan abu-abu
serta tak ketinggalan sebuah pita kecil berwarna senada dengan blazernya yang
di selipkan dihelaian rambut Ayoong yang tergerai indah tampak mempercantik
dandanan Ayoong malam itu.
Dandanan Ayoong
memang nampak sangat selaras dengan perasaan dan perputaran musim di korea yang
juga kebetulan saat itu sedang musim semi yang artinya hati Ayoong pun saat ini
sadang berbunga-bunga.
Kwangmin jelas tak
ketinggalan, malam itu ia nampak mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak dengan
warna biru donker serta mengenalan jeans berwarna hitam yang membuatnya nampak
terlihat maskulin.
“waw, kau tampak
sangat cantik malam ini”. Puji Kwangmin dengan tetap menatap dandanan Ayoong.
“ya terimakasih,
kau juga tampak sangat tampan malam ini Kwang”. Ayoong membalas pujian
Kwangmin.
Setelah acara puji
memuji selesai mereka segera makan malam di cafe. Kemudian setelah makan
selesai, Kwangmin mengajak Ayoong berjalan ketaman lalu Kwangmin pun memberikan
suatu benda yang ia yakin Ayoong akan menyukainnya sambil berkata “Would You Be
My GirlFriend?”.
Ternyata benda
tersebut adalah sebuah kotak kecil yang didalamnya terdapat sebuah cincin. Ayoong
kaget dan sempat diam sejenak, ia tak menyangka jika semuannya akan terjadi
secepat ini. Namun satu hal yang Ayoong tau pasti tentang apa jawaban yang akan
ia berikan, lalu ia pun menjawab dengan wajah yang bersemu merah dan sebuah
senyuman. “haahh, uhmm ii..ii..iiyaaaaaa”.
sambil mengambil kotak kecil yang di berikan Kwangmin padannya, lalu Kwangmin
memasangkan cincin tersebut di jari manis sebelah kiri Ayoong.
Ide memberikan
sebuah cincin merupakan saran dari seseorang untuk Kwangmin agar kencan tesebut
dapat lebih berkesan bagi gadis spesial yang akan diajak Kwangmin berkencan.
Satu minggu menjadi
waktu yang sebentar bagi Kwangmin untuk merencanakan semua ini, dan syukurlah
semuanya berjalan seperti yang ia harapkan. 15 menit lebih awal mengenal Ayoong
serta 1 bulan lebih awal mengajak Ayoong berkencan, tak lantas membuat Youngmin
dapat memiliki Ayoong. Maka begitulah cara matematika menciptakan rumus baru
bagi Ayoong dan Kwangmin.
Dia itu sahabatku atau bukan.
Lewat
In Ah Ajoong mandapatkan nomer handphone Hyunseong oppa. Karena In Ah yang
meminta nomer Hyunseong oppa jadi otomatis dia juga mempunyainya. Dan hal itu
tidak terlalu membuat Ajoong berpusing-pusing untuk memikirkannya. Tapi ada
yang aneh dari In Ah ia tampak lebih antusias dibandingkan Ajoong ketika
mendapatkan nomor Hyunseong oppa.
Ajoong
sering mengirim pesan singkat kepada Hyunseong oppa hanya saja ia jarang
membalasnya mungkin karena ia terlalu sibuk dengan persiapan pertandingan
basketnya di akhir smester nanti.
Shim
Hyun Seong, adalah kakak senior Ajoong yang ahli di dalam bermain basket. Dengan
tinggi 175, berkulit putih dan wajahnya yang oriental membuat Ajoong sulit
untuk move on dari Hyunseong oppa.
Ajoong
tak pernah ambil pusing saat banyak teman-temannya yang lain bilang jika In Ah
telah menusuknya dari belakang, karena teman-teman Ajoong yang lain sering
melihat In Ah jalan bareng Hyunseong oppa.
Ajoong lebih
percaya kepada In Ah. Karena baginya 3 tahun bersahabat bukanlah waktu yang
cukup singkat untuk menjudge sahabat sendiri atas salah yang tak pernah ada
buktinya. Jadi Ajoong hanya meganggap apa yang teman-temannya katakan itu
sebagai angin lalu.
Ajoong, hanya ingin
ia melihat bukti didepan matanya. Maka barulah ia akan mempercayai semua yang
teman-temannya katakan tentang In Ah.
Tuan Jo dan Jo, ya aku kenal mereka.
Youngmin
dan Kwangmin memang kembar. Namun satu yang Ayoong tahu pasti seperti Sooyoong
dan Shinyoong yang memang jarang sekali bisa akur, ia rasa Youngmin dan Kwangmin
pun juga begitu. Youngmin dapat di gambarkan sebagai sosok yang lebih dewasa,
serius, pengertian dan yang sangat jelas terlihat dia lebih dewasa dibandingkan
dengan Kwangmin yang sifatnya masih nampak kekanak-kanakan sekali dan lebih
suka bermain-main dibandingkan berserius ria dalam menanggapi sesuatu hal.
Mereka
memang tak sama, hanya rupa dan beberapa dari sifat meraka saja yang sama. Seperti
sikap cuek dan dinginnya saja yang tampak sama persis. Tak banyak yang Ayoong
ketahui tantang seberapa dekat Youngmin dan Kwangmin meskipun kini Ayoong suda
jelas sangat dekat dengan Kwangmin. Terhitung saat ini sudah kurang lebih 1
tahun hubungan Ayoong dan Kwangmin berjalan, dan Youngmin masih belum
mangetahui masalah tentang hubungan tersebut.
Youngmin
7 menit lebih tua dari Kwangmin. Hal ini pula yang mengharuskan Youngmin selalu
berusaha tampak sempurna di hadapan Kwangmin. Dan harus rela membagi hal-hal
yang ia miliki kepada Kwangmin, meskipun hal tesebutlah yang tak jarang membuat Youngmin harus rela mengorbankan perasaannya demi sang
adik.
Youngmin nampak lebih tertutup dibandingkan Kwangmin. Benar
saja apalagi masalah kisah cintanya Youngmin malah lebih tertutup lagi, hal ini
terjadi karena Youngmin merasa trauma karena kencannya yang gagal dengan
seorang gadis ketika ia masih duduk di bangku SMP. Ini tidak sama halnya dengan
Kwangmin yang seminggu terakhir ini sedang sibuk mempersiapkan kencan dengan
seorang peremuan yang masih ia rahasiakan dari Youngmin.
Kwangmin meminta
beberapa pendapat Youngmin, ia harus melakukan apa ketika sedang pergi
berkencan dengan gadis tersebut. Dan Youngmin hanya memberikan pendapat agar Kwangmin
memberikan sesuatu benda agar kencan itu tampak lebih berkesan bagi gadis
tersebut, tanpa rasa penasaran sedikit pun tentang siapa gadis yang akan
berkencan dengan Kwangmin malam itu.
Youngmin dan Kwangmin
memang sering hangout bersama dan juga tak jarang mendiskusikan hal-hal yang
berhubungan dengan sekolah bersama. Youngmin dan Kwangmin sekarang memang satu
sekolah hanya saja mereka tidak pernah sekelas.
Youngmin mengenal Ayoong 15 menit labih awal
dinbandingkan Kwangmin, dan ini sudah cukup bagi Youngmin untuk dapat menyukai Ayoong
lebih dahulu di banding Kwangmin. Namun semua itu tidak cukup mendukung Youngmin
untuk bisa mendapatkan Ayoong, karena Youngmin
dan Ayoong hanya satu ekskul saja tetapi tidak satu kelas yang itu berarti
mereka hanya dapat bertemu 3 kali dalam seminggu.
Melody-melody dikelas seni.
Ekskul seni musik,
ya inilah ekskul yang mempertemukan Ayoong dan Youngmin. Youngmin sangat
berbakat dalam bidang musik. Sedangkan Ayoong menyukai musik dan mempunyai
sedikit bakat dalam memainkan alat musik, hanya saja rasa ingin tahu Ayoong lah
yang mendorong ia untuk masuk kedalam
ekskul tersebut.
Selasa, saatnya
ekskul. Ayoong segera menuju kelas tempat diamana ekskul seni musik berada.
Didalam kelas sudah nampak Youngmin sudah siap berlatih bermain beberapa alat
musik yang ia kuasai, seperti gitar. Dua jam terakhir inilah Ayoong dan Youngmin
memulai kedekatannya. Youngmin yang lebih dahulu datang menyapa Ayoong yang
baru mau masuk kedalam ruang kelas.
Sambil
melambai-lambaikan tangannya Youngmin mengatakan hai, pada Ayoong. “haii, kau
baru datang”
Sambil tersenyum
aku pun menyapa balik Youngmin. “haii juga, iyaa aku tadi habis menemani gyuri
ke kantin sebentar. Apakah kau sendirian??” Ayoong bertanya balik pada Youngmin
“iyaa”, jawab Youngmin
singkat dengan diakhiri sebuah senyuman manis di bibirnya.
Ayoong membalas
senyum yang tak kalah manisnya, dan
begitulah cara mereka memulai jam ekskul siang itu.
Dua jam bukan waktu
yang lama untuk Youngmin tetap mengarahkan kedua matanya pada Ayoong. Entah apa
yang membuat Youngmin sangat tertarik pada Ayoong. Hanya saja Youngmin terlalu
malu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ayoong, karena ia tak punya cukup
nyali untuk menatap secara langsung mata Ayoong.
Sebelum waktunya
pulang Youngmin kembali menyapa Ayoong dan menawarkannya untuk pulang bersama.
“hey”, sambil
menepuk pundak Ayoong dari belakang Youngmin mulai menawarkan Ayoong untuk
pulang bersama. “apakah kau akan langsung pulang kerumah” tanya Youngmin.
Ayoong pun menjawab
“iyaa, ada apa”.
“apakah kau mau
pulang bersamaku” tanya Youngmin.
Ayoong terlihat
agak sedikit bingung, lalu ia menjawab dengan nada meyakinkan. “iyaa, boleh.”
Apakah kau tidak pulang bersama Kwangmin” tanya Ayoong berharap.
Youngmin menaikkan
alisnya sebelah, dan memikirkan pertanyaan Ayoong kemudian mengabaikanya begitu
saja dan berkata. “tidak”, kemudian diam sejenak. “dia sudah pulang duluan dari
tadi”. Lanjut Youngmin.
“ohw”, jawab Ayoong
singkat. Kemudian mereka berdua segera berlalu meninggalkan kelas seni. Saat
itu 5 telah menit berlalu meninggalkan pukul 16.00 tepat.
Dijalan, obrolan
ringan kembali mewarnai kebeersamaan Youngmin dan Ayoong ketika mereka berdua
sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Ayoong. Youngmin sengaja memilih jalan
yang cukup jauh agar ia bisa lebih lama berbibcang-bincang dengan Ayoong. Namun
Ayoong tak merasa keberatan dengan hal itu, toh hanya berbincang-bincang tidak
akan membuatnya berpindah hati ke Youngmin.
Setelah sekitar 15
menit perjalanan mereka pun tiba di depan rumah Ayoong. Basa-basi pun terjadi.
“Youngmin, apakah
kau mau mampir sebentar dan masuk untuk minum teh”. Tawar Ayoong pada Youngmin.
Sebenarnya Youngmin
ingin sekali, hanya saja ia tidak ingin terburu-buru toh besok-besok ia juga
masih punya rencana mengajak Ayoong pulang bersama bahkan makan malan bersama.
Jadi Youngmin hanya
tersenyum dan mengatakan, “tidak lain kali saja sekarang sudah terlalu sore dan
kau pun terlihat capek sekali, jadi sebaiknya aku langsung pulang saja”. Tegas Youngmin
dan segera mengucapkan “Selamat tinggal” sambil melambaikan tangannya kearah Ayoong.
Ayoong
pun membalas lambaian tangan Youngmin
dan tak lupa menyertakan senyuman ringan sambil berkata. “ya, selamat tinggal
juga. Jangan lupa berhati-hatilah dijalan” Ayoong benar-benar berharap Youngmin
selamat dijalan.
Dijalan
sekitar 200 meter berlalu dari pekarangan halaman rumah Ayoong, Youngmin
kembali memikirkan tawaran Ayoong yang ia tolak barusan. Sebenarnaya dalam hati
Youngmin sangat ingin bisa berbincang-bincang lebih lama lagi dengan Ayoong
hanya saja itu terlalu cepat baginya.
Makan malam, bukankah itu suatu hal yang wajar.
Youngmin
mulai memikirkan rencana untuk mengajak Ayoong makan malam bersama. Kali ini Youngmin
bingung dan kehabisan ide hingga akhirnya ia menannyakan pendapat Kwangmin.
“kwang,
apakah kau bisa membantuku”. Tanya Youngmin pada Kwangmin dengan nada berharap.
“ah,
bantuan apa hyeong?? Semoga saja aku bisa membantumu”. Jawab Kwangmin polos.
Baru
kali ini Youngmin kembali berani menannyakan pendapat Kwangmin tentang masalah
kisah cintanya atupun gadis yang ia sukai meskipun siapa atahupun identitas gadis
itu masih dirahasiakannya.
“aku
ingin kau memberiku ide benda apa yang sebaiknya aku berikan pada seorang
gadis, karena sabtu malam nanti aku ingin pergi makan malan bersama gadis yang
aku sukai”, ungkap Youngmin.
Kwangmin
diam sejenak dan memikirkan benda yang bagus untuk seorang gadis SMA. “hmm
bagaimana jika sebuah boneka, kurasa seorang gadis sangat menyukai boneka”.
Tukas Kwangmin.
Youngmin
tersenyum kecil, “kurasa boneka bukan hal yang buruk untuk hadiah makan malam”.
Ini
bukan pertama kalinya Youngmin makan malam bersama seorang gadis yang ia sukai,
dan ia sangat berharap makan malam ini berjalan baik tidak seperti makan
malamnya yang terdahulu.
Youngmin kembali
mengingat saat pertama ia pergi makan malam dengan seorang gadis yang ia sukai.
Saat itu Youngmin masih di kelas 3 SMP dan ia tahu pasti makan malam bukan
suatu yang aneh bagi anak SMP. Youngmin mengenal gadis itu dengan baik. Gadis
itu bernama Go Yoo Ra. Youngmin sangat menyukainya karena gadis itu adalah
orang yang periang dan ramah.
Mengajak yoora
untuk makan malam bersama bukanlah suatu hal yang mudah. Namun Youngmin tetap
berusaha mencoba melakukannya. Hingga pada akhirnya yoora pun mau makan malam
bersama Youngmin. Mereka berdua memutuskan untuk makan malam di sebuah cafe korea
yang cukup terkenal, jang jang cafe.
Di cafe. Youngmin
menunggu yoora datang dengan setangkai mawar yang ia bawa dan diletakkan di
meja, ia masih tampak gelisah menunggu kedatangan yoora. Setengah jam berlalu
sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 dan yoora pun masih belum juga
datang. Youngmin menganggap ini sebuah hal yang wajar karena mungkin seorang
gadis memang butuh berdandan yang lama jika ia ingin bekencan dengan seorang
laki-laki.
Tak lama handphone Youngmin
pun berbunyi, ternyata itu sebuah panggilan dari yoora. Sesegera mungkin Youngmin
mengangkatnya.
“halo, yoora kau
dimana”. Tanya Youngmin penasaran.
“maafkan aku,
apakah kau sudah menunggu lama. Tapi aku tidak bisa pergi aku harus menemani
ibuku pergi ke tempat bibiku, apakah kau tidak keberatan”. Yoora memberikan
alasan yang tak masuk akal.
Youngmin terdiam
sejenak dan hanya bisa berkata, “ya”. Dengan nada terpaksa.
Tak lama kemudian
panggilan tersebut langsung terputus dan Youngmin hanya bisa terdiam sambil
menatap setangkai mawar yang sudah tampak mulai layu di meja cafe. Kecewa,
sedih, kesal semuannya bercampur menjadi satu dan Youngmin segera pergi
meninggalkan cafe tersebut dengan menggenggam
dengan sangat kuat mawar yang ia bawa hingga mawar tersebut lusuh dan
remuk.
Dalam perjalanan
kembali kerumah, Youngmin yang masih merasa kecewa tak sengaja berpapasan
dengan sebuah mobil yang didalamnya nampak sesosok gadis yang ia kenal sedang
bersama laki-laki. Dan benar saja gadis itu adalah gadis yang sedari tadi ia
tunggu dialah Go Yoo Ra.
Kenyataan tersebut
semakin membuat Youngmin terpukul dan sejak saat itu Youngmin menjadi sosok
laki-laki yang sangat tertutup apalagi saat di tanya masalah kisah cintannya.
Youngmin sangat
anti dengan seorang gadis sejak kejadian itu. Ia selalu menghindari gadis-gadis
yang ingin mendekatinya karena ia sangat tidak ingin hal tersebut terulang
untuk kedua, ketiga bahkan untuk kesekian kalinya. Inilah alasan kenapa Youngmin
sangat berhati-hati ketika merencanakan untuk makan malam bersama Ayoong.
Apakah ayam memiliki ciri khas, manyun.
Keesokan harinya
pada saat ekskul hari kamis Youngmin memberanikan diri mengutarakan niatnya
untuk mengajak Ayoong makan malam bersama dengan alasan sebagai permintaan maaf,
karena ia tidak bisa mampir kermah Ayoong kemarin selasa saat mereka pulang
bersama.
Dikelas seni Ayoong
tampak sedang duduk menatap gitar yang tergeletak dilantai sambil menarik-narik
bibir bagian bawahnya yang nampak mulai membiru karena saat ini di seoul sedang
musim dingin dan benar saja suhu ruangpun menjadi sangat rendah. Lalu Youngmin
datang tiba-tiba dan segera mengacaukan konsentrasi Ayoong yang sedang melamun
sambil manyun itu.
“heiiiiiii......,
melamun mulu kerjaannya” seru Youngmin mengagetkan Ayoong dengan segera.
Ayoong yang
sebenarnya tidak latah namun entah mengapa saat itu tiba-tiba saking kagetnya
mengeluarkan kata-kata yang aneh secara spontan.
“ehh.. ayaam”. Kata
itu tak sengaja keluar dari mulut Ayoong.
Kata-kata tersebut
sontak membuat Youngmin tertawa terbahak-bahak karana ia merasa apa yang Ayoong
katakan itu lucu. “bhaaahaaahaaa” Youngmin tertawa dengan lepasnnya.
Ayoong yang merasa
malu pun segera menutup muka denagn kedua tangannya. Youngmin masih tertawa
kecil dan mulai mengoda Ayoong dengan panggilan ayam.
“heeiii, ayam
manyuuun” goda Youngmin pada Ayoong yang masih saja menutup mukanya karena
malu.
“apaan sih”, Ayoong
sesekali membuka mukanya dan kembali menutupnya saat Youngmin mulai mengodannya
dengan pangilaan ayam.
“ayaaaamm, ayaaaamm, ayaaammm manyuun” Youngmin
masih saja menggoda Ayoong dengan panggilan ayaaam manyun.
Bibir manyun
kedepan dengan kedua jari telunjuk ditempelkan di pipi kanan dan kiri.
Begitulah gaya khas Ayoong, yang entaah dari mana ide itu datang sehingga ia
bisa menciptakannya. Ketika Youngmin kembali menggodanya dengan paggilan ayam
gaya khas itulah yang ditunjukkan Ayoong pada Youngmin dan hal ini semakin
membuat Youngmin merasa geli dan kembali tertawa.
Suasana tiba-tiba
hening sesaat, Youngmin berhanti tertawa sedangkan Ayoong masih saja manyun
dengan gaya khasnya. Suara gelak tawa kembali terdengar, Youngmin tak dapat
berhenti tertawa ketika melihat gaya manyunnya si ayam.
Sekali lagi suasana
hening kembali terasa dan yang tertinggal hanya tawa kecil Youngmin dan kali
ini terasa sangat serius. Keduannya terdiam sejenak. Youngmin mulai membuka
mulutnya dan sekarang saatnya.
Youngmin memulai
membuka topik pembicaraan baru. “Ayoong ssi” panggil Youngmin pada Ayoong.
“haahh..” muka Ayoong
bingung dan nampak muka yang aneh.
“maukah kau pergi
makan malam bersamaku sabtu malam nanti”, Youngmin mengutarakan semuannya.
“makan malam”, kata
Ayoong
“iya makan malam,
anggap saja ini sebagi permintaan maaf karena aku tidak bisa mampir kerumahmu
selasa sore kemarin. Bagaimana bisakah” Youngmin mulai berharap.
Ayoong mulai ragu,
ia takut Youngmin akan salah mengartikan kedekatan mereka berdua. Namun Ayoong
segera membuang jauh-jauh pikiran tersebut dan kembali mempertimbangkan tawaran
Youngmin.
“hmm, ya boleh.
Namun lain kali kau harus bisa mampir kerumahku dan untuk kali ini kau ku
maafkan”. Jawab Ayoong.
Senyum manis yang lebar mulai mengembang
dibibir Youngmin. Jika saja pelangi tampak tak seperti senyuman yang terbalik,
mungkin seperti itulah tampak senyuman yang dibentuk oleh bibir Youngmin saat
itu.
Ayam manyun pun
sekarang tersenyum dan kehilangan ciri khasnya, tak ketinggalan cekungan kecil
di ujung bibir bagian kiri Ayoong ikut menampakkan wujudnya dan itu menambah
manisnnya senyuman si ayam manyun. Namun Youngmin menyukai itu. Semuanya
berjalan dengan baik. Seperti yang Youngmin harapkan, “semoga moodnya akan
tetap baik hingga makan malalm nanti” Youngmin
berharap dalam hati.
Apakah dia sebuah rahasia, bagiku.
Sabtu
sore dirumah Youngmin dan Kwangmin. Youngmin sudah sibuk memprsiapkan pakaian
yang akan ia pakai ketika pergi makan malam nanti. Boneka yang ia akan berikan
kepada gadis spesial, boneka ayam menjadi pilihan Youngmin hanya saja ayam yang
ini tesenyum dan tidak berciri khas.
Kwangmin
pun ikut sibuk melihat Youngmin yang terlihat tak sabar untuk makan malam
bersama gadis tersbut. Sesekali Kwangmin menggoda Youngmin agar mengatakan
siapa gadis yang akan pergi makan malam bersamannya.
“Kau
tampak tampan sekali sore ini hyeong, dengan siapakah kau akan pergi apakah aku
mengenal gadis spesial itu”. Goda Kwangmin pada Youngmin yang masih sibuk
mempersiapkan segala hal yang akan ia bawa.
Mata
Youngmin sesaat terpaku pada muka Kwangmin yang imut, dan pandangan sinis pun
meluncur. “berhenti kwang, jangan menggodaku terus. Jika sudah waktunya maka
kau akan tahu dengan sendirinya”. Tegas Youngmin, dengan mata melotot namun
diakhiri dengan sedikit senyuman yang menggambarkan betapa baiknya keadaan hati
Youngmin saat itu.
Kwangmin
terdiam dan hanya menatap hyeongnya dengan sebuah senyuman kecil. Dia memang
masih penasaran akan siapa gadis yang begitu hebat dapat membuat hyeongnya
kembali tersenyum seperti ini. Namun seperti yang hyeongnya bilang tadi jika
waktunya maka Kwangmin akan tahu denagn sendirinya.
Di cafe daum, pukul 20.00.
Youngmin
datang lebih awal karena ia tidak ingin terlambat untk bertemu dengan gadis
yang spesial baginya. Tak ketinggalan boneka ayam yang sudah dipersiapkan
diletakkan tepat di belakang kursi Youngmin karena itu akan di jadikan hadiah
kejutan bagi Ayoong.
5
menit berlalu, Ayoong pun datang dengan muka
yang nampak menunjukkan rasa bersalah. “apakah kau sudah lama menungguku,
maafkan aku aku terjebak macet selama 5 menit dijalan”. Ayoong kelihatan sangat
menyesal.
Youngmin
hanya melempar sebuah senyum ringan pada Ayoong dan berkata, “aku juga baru
saja tiba. Jadi kau jangan meminta maaf karena kau tidak bersalah padaku”.
Hibur Youngmin.
Sebuah
lengkungan kecil dibentuk oleh bibir Ayoong. Tak ketinggalan sebuah cekungan
kecil di ujung bibir bagian kiri dipipinya kembali sangat ingin menampakkan
wujudnya yang dapat menambah manis senyuman Ayoong saat itu.
Ayoong
yang mengenakan mantel berwarna abu-abu dengan rok pendek selutut diikuti
dengan kaos kaki dengan pita dibagian atasnnya yang berwarna senada, serta shal
tebal yang melingkar di lehernya dan rambut yang diurai Ayoong tampak sangat
cantik malam itu.
Tidak ada janji
antara Ayoong dan Youngmin masalah danadanan mereka malam itu, hanya saja
mereka memakai pakaian yang berwarna senada. Youngmin mengenakan baju rajutan
yang berlengan panjang, shal tebal di lehernya serta jeans yang berwarna senada
dengan pakaian yang dipakai Ayoong.
Perputaran musim
lah yang membuat orang-orang di korea mengenakan pakaian yang serba tebal dan
hangat saat itu. Makan malam Youngmin dan Ayoong ini terjadi 1 bulan lebih awal
dibandingkan kencan yang dilakukan Kwangmin bersama Ayoong, terbukti dari
pakaian yang mereka kenakan saat masing-masing kencan ini terjadi. Youngmin
jauh lebih dahulu menyukai Ayoong dibanding Kwangmin.
“kau
tampak sangat cantik malam ini”. Puji Youngmin kepada Ayoong.
“terima
kasih, kau juga nampak sangat tampan malam ini”. Ayoong balas memuji Youngmin.
Setelah
puji memuji selesai Ayoong dan Youngmin pun memesan makanan dan mulai acara
makan malam mereka. Setelah selesai makan malam Youngmin pun mengajak Ayoong
berkeliling-keliling cafe sebentar. Ketika tepat di sekitar taman cafe tersebut
Youngmin memberikan kejutan yang sudah ia persiapkan sedari tadi. Ya benar
boneka ayam.
Youngmin meminta Ayoong menutup matanya untuk beberapa
saat, karana ia ingin menberikan sebuah kejutan pada Ayoong. Setelah Ayoong
menutup kedua matannya, Youngmin pun mengeluarkan boneka ayam yang ia beri nama
ppiyakki tepat di depan muka Ayoong. Setelah menghitung satu, dua, tiga maka Ayoong
pun boleh membuka matanya.
Ayoong merasa
senang karena mendapatkan boneka, ayam lagi dan nama yang diberiakan juga tak
kalah lucu sehingga dapat membuat Ayoong tersenyum-senyum sendiri melihat
hadiah kejutan yang ia dapat dari Youngmin.
“Apakah kau
menyukainya”. Tanya Youngmin penasaran.
“apakah kau
mengejekku, young”. Jawab Ayoong dengan nada yang agak sinis.
“maafkan aku,
sekali lagi maafkan aku. Aku tak bermaksud begitu”. Youngmin terlihat sangat
menyesal sambil membungkukkan badannya ia kembali melontarkan kata-kata maaf.
Tak lama suasana
tegang berubah menjadi ramai, karena sebuah tawa kecil Ayoong yang tak dapat
tertahan ketika melihat muka bersalah Youngmin yang sangat lucu. Ternyata
sedari tadi Ayoong hanya sedang balas mengerjai Youngmin yang kamis kemarin
menggodanya dengan panggilan ayam manyun.
Youngmin langsung
berdiri dengan tegak menatap Ayoong dan menarik kedua pipi ayoong lalu
nenggoyang-goyangnnya sambil berkata, “dasar kau ayam manyun, berani-beraninya
kau mengerjai aku”. Dengan sedikit cekikikan, karena muka Ayoong tampak lebih lucu
saat itu dibandingkan saat ia melakukan ciri khasnya.
Ayoong terdiam
sejenak dan mencoba melepaskan tangan Youngmin dari paipinya. Setelah berhasil
melepaskannya Ayoong kembali tertawa dan kali ini malah lebih keras dari pada
yang awalnya. Youngmin hanya terpaku malihat Ayoong yang sedang asyik menertawainya.
Kemudian Youngmin mulai kembali mengoda Ayoong dengan memanyunkan mulutnya dan
kemudian meletakkan kedua jari telunjuknya dipipi bagian kiri dan kanan seperti
gaya khas ayam manyunnya Ayoong.
Kali ini Ayoong
benar-benar terdiam dan tak berkata sepatah kata pun. Dan begitulah cara Youngmin
dan Ayoong membuat suasana makan malam bersama mereka terasa lebih menyenangkan
dan mengasyikkan. Jika saja dapat digambarkan maka suasana hati Youngmin saat
itu mungkin lebih berwarna-warni dari pada lampu rambu-rambu lalu lintas di
jalan.
Agenda wajib Ajoong dan Ayoong
Minggu, merupakan
hari yang sangat disukai Ayoong dibandingkan
enam hari lainnya dalam seminggu. Ayoong dan Ajoong sangat menyukai
har-hari libur, apapun itu. Hari ini Ayoong tak sekolah dan itu berarti ia bisa
bercerita pada Ajoong tentang apa yang di alaminya beberapa minggu terakhir
ini.
Pukul 07.30,
dijamin Ajoong pasti masih sibuk memeluk bantal gulingnya di kamar. Dan benar
saja Ajoong memang masih tidur dengan sangat nyenyak. Dari depan pintu kamar Ajoong,
Ayoong berlari dengan sangat kencang dan segera membantingkan tubuhnya di atas
tempat tidur Ajoong agar ia bisa segera bangun dan segera mendengarkan
ceritanya. Saat itu musim semi itu artinya bunga-bunga bermekaran dimana-mana.
Namun Ajoong tak memperdulikan hal tersebut, karena baginnya bermalas-malasan
dirumah lebih mengsyikkan dari pada megamati setiap bunga yang sedang
beermekaran di taman.
Ajoong yang merasa
terusik pun bangun dari tidurnya dan mencari sumber masalah yang sudah
membuatnya menjadi bangun sepagi ini dihaari libur seperti ini. “Ayoonggg...”
teriak Ajoong dengan nada yang tinggi. Segera tatapan sinis meluncur kearah
Ayoong yang sedang berguling-guling di tempat tidur Ajoong.
Ayoong pun segera
bangkit dari tempat tidur melempar senyum cengingisan kepada Ajoong yang
terlihat masih mengantuk. “hihi..hihi..., mian!!” setelah berkata maaf Ayoong
segera berlari keluar kamar dan segera menuju meja makan. Dibelakang tampak Ajoong
sedang mengejar Ayoong dengan membawa senjatanya berupa bantal guling, yang siap
mendaratkan pukulan kearah Ayoong.
Nyaris saja sebuah
pukulan mendarat ditubuh Ayoong, ketika kekek mulai menyuruh kedua cucunya yang
masih nampak seperti kekanakan meskipun sekarang keduannya sudah kelas 2 SMA.
Pertempuran sengit antara Ajoong dan Ayoong ditunda untuk beberapa saat sampai
pengisian bahan bakar selesai dilakukan.
Selesai makan Ayoong
segera menyeret Ajoong ke kamarnya dengan secepat kilat. Hal ini dilakukan
karena dua alasan. Serta didukung oleh alasan-alasan lainnya, yang dalam hal
ini tidak perlu untuk disebutkan satu persatu:
Ø
Alasan pertama
adalah Ayoong melakukan hal ini guna menghindari pertempuran sengit yang sempat
tertunda beberapa saat, antara Ayoong dan Ajoong kembali berlanjut sehingga
sebuah pukulan dari si guling super terpaksa mendarat di punggung Ayoong.
Ø
Dan alasan kedua adalah Ayoong berusaha sebisa mungkin untuk
meminimalisir terjadinnya kesalahan fatal. Yaitu membiarkan Ajoong menuju
kamarnya dan kembali melanjutkan misinya mengejar mimpi atau dalam bahasa lain
berlibur di pulau kapuk yang empuk dan membiarkan Ayoong sendirian meniknati
waktu senggang yang jarang sekali Ayoong dapatkan belakangan ini.
Setelah berhasil
menyeret Ajoong ke kamarnya Ayoong mulai menceritakan tentang apa yang ia alami
beberapa bula terakhir ini. Sudah lama sekali Ayoong dan Ajoong tidak bernabgi
cerita berdua seperti ini. Sekarang saatnya bagi Ajoong dan Ayoong bersaharing
ria.
Ayoong memulai
ceritanya. Ayoong bercerita kalau beberapa bulan terakhir ini sudah berkencan
dengan dua laki-laki bermarga Jo. Hanya itu saja. Ayoong tak menceritakan
semuannya karena sesuatu dan lain hal maka Ayoong tidak menceritakan apa yang
ia alami. Dan karena Ayoong juga bukan tipe orang yang mudah terbuka dengan
masalah kisah cintanya.
Sekarang gantian Ajoong
yang bercerita. Di sekolah Ajoong menyukai kakak kelasnya yang bernama Shim
Hyun Seong. Panjang lebar Ajoong bercerita, namun Ayoong tetap nampak antusias
mendengarkannya.
Setelah selesai
bersharing ria Ajoong dan Ayoong memutuskan untuk pergi hang out ke mall untuk
sekedar makan siang ataupun nonton film di bioskop bersama.
Chocolate couple
Layaknya remaja
kebanyakan, Ayoong dan Kwangmin pun sering pergi keluar untuk makan atau hanya
sekedar jalan dan nonton bioskop. Hari ini tepat satu tahun Ayoong dan Kwangmin
menjalin hubungan. Tak ada yang spesial dihari itu. Hanya saja di acara makan
malam bersama mereka kali ini tampak sebuah lilin kecil di atas meja dan di
genggaman tangan Kwangmin nampak sebuah coklat yang sedang ia pegang.
Tak lama kemudian
Ayoong pun tiba. Tak seperti makan malam biasannya, kali ini Ayoong tak tepat
waktu. Perasaan bersalah meliputi hati Ayoong, karena Kwangmin terlihat sudah
sangat menunggunnya. Hal tersebut mulai memecah konsentrasi Ayoong sampai-sampai
ia lupa jika hari ini 1st Anniversary-nya bersama Kwangmin.
Dengan wajah yang
nampak merasa bersalah Ayoong menundukkan kepalannya dan meminta maaf pada
Kwangmin. “maafkan aku”.
Pada saat Ayoong
meminta maaf dengan penuh penyesalan seperti itu rasannya ingin sekali Kwangmin
berkata tidak apa-apa dan segera memeluknya. Namun rasa bersalah dan menyesal
Ayoong kini memunculkan suatu ide di otak Kwangmin yang akan ia jadikan sebagai
hadiah 1st Anniversary mereka.
“maaf, apakah hanya
itu saja kata yang bisa kau ucapkan untuk 15 menit yang sia-sia”. Kwangmin
sedikit berbohong, ini ia lakukan untuk membuat Ayoong semakin merasa bersalah.
Ayoong bingung,
Kwangmin tak bisannya seperti ini. “ah..”. hanya kata itu yang keluar dari
mulut Ayoong.
Kwangmin menatap
Ayoong dengan tatapan yang begitu aneh dan segera memalingkan mukannya ke sisi
sebelah kirinya, karena ia tak sanggup menatap mata Ayoong mulai berkaca-kaca.
Sekali lagi Ayoong
mengulangi perkataannya, dan kali ini disertai dengan tetesan air mata. “maaf,
maafkan aku Kwang”. Dengan sebutir air mata yang tiba-tiba jatuh ke lantai.
Kwangmin terdiam
dan membiarkan Ayoong meyesali apa yang telah ia lakukan pada Kwangmin.
Kwangmin dan Ayoong
tak pernah memiliki panggilan spesial. Namun Ayoong dan Kwangmin menyukai hal
yang sama yaitu coklat. Dan kebetulan kali ini Kwangmin mempunyai sebatang
coklat yang mungkin ini akan jadi hadiah permintaan maaf Kwangmin karena telah
mengerjai Ayoong nanti.
Ayoong meraih kedua
tangan Kwangmin. Dan kembali mengucapkan kata maaf, maaf dan maaf. “Kwang
maafkan aku, maafkan aku, maaf”.
Kali ini kwangmin
mulai benar-benar tak sanggup membiarkan Ayoong terus merasa bersalah dengan
keterlambatannya tersebut. Kwangmin mulai memikirkan sebuah panggilan lucu
untuk menggoda Ayoong. Dipikiran Kwangmin terlintas sebuah panggilan yaitu
“ayam manyun”.
Kwangmin tak
benar-benar menciptakan panggilan tersebut. Ia ingat ketika Ayoong pernah
bercerita bahwa seseorang pernah memanggilnya
menggunakan panggilan “ayam manyun”. Alasannya yaitu karena Ayoong
pernah mengucapkan kata ayam secara spontan dengan nada yang lucu sekali, serta
Ayoong sangat suka memanyunkan bibirnnya dan meletakkan kedua jari telunjukknya
di masing-masing pipi kiri dan kanannya. Dan hal yang seperti ini sudah menjadi
ciri khas si ayam manyun.
“maafkan aku
Kwang”. Kata itu kembali terlontar dri mulut Ayoong.
Kwangmin masih
tetap memagang tangan Ayoong dan kemudian memeluknnya sambil berkata. “iyaaa,
ayam manyunku”. Di ikuti dengan tawa kecil.
Ayoong terperangah,
namun rasa lega kini menghampirinnya meskipun ia juga sedikit benci jika
panggilan ayam manyun itu di tujukkan padannya.
Kwangmin
melepasakan pelukannya, sambil tetap memegangi kedua bahu Ayoong ia kembali
menatap Ayoong dan kembali menggoda Ayoong dengan panggilan ayam manyun namun
kali ini nampak serius. “heii ayam manyun apakah kau melupakan sesuatu hari
ini” tanya Kwangmin.
“ahh, apa” Ayoong
mulai memikirkan hal apa yang sedang dimaksud Kwangmin tanpa menghiraukan
panggilan ayam manyun yang ditujikkan padannya.
“hari apakah ini”.
Tanya Kwangmin sedikit memancing ingatan ayam manyunnya itu.
“minggu”. Jawab
Ayoong singkat.
“apakah tak
sedikitpun kau ingat apa yang terjadi setahun yang lalu, ayam manyunku”.
Kwangmin kembali memberi suatu gambaran hal yang sedang dimaksudkannya itu
sambil menggosok-gosokkan tangannya pada rambut bagian atas kepala si ayam
manyunnya itu.
Ayoong mulai ingat
dan ahh ia segera memeluk Kwangmin dan berkata maaf untuk yang kesekian
kalinya. “ahhh, iyaaa aku ingat sekarang Kwang”. Sambil menghapus air mata yang
sedari tadi mengalir dari kedua matannya. “Maafkan aku”. Dengan sebuah
senyuman.
Kwangmin melepaskan
pelukannya dan segera mencubit kedua pipi Ayoong lalu menarik-nariknnya kekiri dan kekanan
sehinnga wajah Ayoong bergoyang-goyang. Saat
seperti ini membuat Ayoong semakin mirip dengan boneka ayam kecil yang
lucu. Pipi Ayoong sebenarnnya tak nampak seperti bakpao yang wajib untuk
dicubit. Hanya saja wajah Ayoong yang begitu imut membuat orang-orang termasuk
Kwangmin gemas melihatnnya dan perlu untuk mencubit pipi Ayoong. Sembari
berkata, “apakah kau sudah benar-benar ingat ayam manyunku”.
Ayoong berusah
melepaskan tangan Kwangmin dari kedua pipinnya dan setelah berhasil kini
giliran Ayoong yang mencubit pipi Kwangmin. “iyaaa, hari ini adalah 1st
Anniversary hubungan kita”. Ayoong masih saja mecubit kedua pipi Kwangmin
dengan sedikit menjinjit, saat itu Ayoong barulah menyadari betapa tinggi
kekasihnnya itu yang ia panggil dengan sebutan oppa.
Kwangmin pun
tersenyum sembari kembali memeluk Ayoong, dan sebuah kecupan hangat pun
mendarat puncak kepala Ayoong. Ayoong kembali tersenyum begitupun dengan
Kwangmin.
Tak lama kemudian, Kwangmin
pun memutar-mutarkan sebuah coklat yang ia bawa itu didepan muka Ayoong dan
kembali menggoda Ayoong dengan panggilan ayam manyun.
Ayoong melepaskan
dirinnya pelukan Kwangmin dan segera melotot pada Kwangmin. Tak lupa Ayoong pun
segera mengambil coklat yang berputar-putar di depan wajahnnya itu. Kwangmin
tertawa dan kembali menggoda Ayoong, “apaaaa, ayam manyunku”.
Rasa kesal Ayoong
yang meluap-luap kini sedikit berkurang ketitka ia melihat Kwangmin tersenyum
dan kini Kwangmin juga sudah menemukan panggilan yang lucu untuk orang yang ia
cintai itu.
“tidakk”. Ayoong
mengabaikan godaan Kwangmin dan mulai sibuk dengan coklatnnya.
“hey”. Kwangmin
merasa jealous pada coklat tersebut. “mana bisa kau lebih mementingkan coklat
dari pada aku”. Gerutu Kwangmin.
“sekarang aku sudah
ingat jika hari ini adalah 1st Anniversary hubungan kita, jadi apa lagi, oppa!!”.
Ayoong kembali sibuk denagn coklatnnya, dan tanpa sadar kata oppa keluar dari
mulutnya.
Kwangmin mulai
mecari-cari kesempatan. Ketika tiba saatnnya segera ia rebut coklat yang sedang
asyik Ayoong makan dan segera berlari ke sisi lain bagian cafe.
“heyyy teriak
Ayoong, bukankah itu milikku”. Sambil mengejar Kwangmin.
Kwangmin terus
berlari menghindari Ayoong dan sesekali menoleh kebelakang dan berkata. “ayam
manyunku, apakah kau lupa kalau kekasihmu ini juga sangat menyukai coklat”
tegas Kwangmin.
Ayoong berhenti
sesaat dan tertawa. “hahah, iyaaa kekasihku”. Ayoong sangat senang sekali
karena kali ini ia telah yakin bahwa Kwangmin kini benar-benar miliknya.
Kwangmin
mengahampiri Ayoong dan berkata. “Happy Anniversary ayam manyunku”., Sambil
mengembalikan coklat yang sedari tadi menjadi target Ayoong. Kemudian mereka
memakan coklat itu bersama dan begitulah cara Kwangmin merayakan 1st
Anniversary-nya bersama ayam manyun yang sangat ia cintai itu.
Apakah yang aku lihat ini mimpi.
Dimall ketika Ajoong
dan Ayoong sedang berkeliling dan untuk menemukan tempat makan yang cocok, tak
sengaja Ajoong melihat In Ah sedang berjalan dengan seorang laki-laki. Seingat Ajoong
In Ah tidak mempunyai pacar, lagi pula jika ia punya pacar mana mungkin Ajoong
tidak ia beri tahu.
Semakin dekat dan
semakin dekat, tampak laki-laki yang bersama In Ah tak asing dimata Ajoong.
Benar saja ia adalah Hyunseong oppa, kakak senior yang Ajoong sukai. Tapi ia
malah jalan berdua dengan sahabatnya So In Ah.
Ternyata apa yang
teman-teman Ajoong katakan itu benar. Ajoong memberanikan diri menyapa In Ah.
Seketika itu wajah In Ah langsung bermandikan keringat. Ajoong hanya
mengucapkan selamat atas hubungan mereka, dan Hyunseong oppa menanggapinya dengan
positif. Setelah selesai mengucapkan selamat Ajoong segera menyeret Ayoong
pergi meninggalkan In Ah dan Hyunseong oppa.
Ayoong memang tak
tahu apa yang sedang terjadi. Namun dari cerita Ajoong, Ayoong tahu pasti
itulah Hyunseong oppa yang sangat Ajoong sukai. Namun Ayoong tak dapat berbuat
banyak ian hanya dapt menghibur Ajoong dengan membelikanya sebuah es krim
coklat yang sangat Ajoong sukai.
Setelah kejadian
tersebut Ajoong berubah menjadi pemurung. Ajoong yang beberapa bulan terakhir
ini sangat senang jika mendengar kata basket namun kini ia menjadi sengat benci
mendengar kata basket. Ia menjadi sangat tak perduli akan dirinya, keluarganya
dan dia mulai jauh dari Ayoong tak seperti dulu lagi.
Semua ini kompleks, haruskah terjadi.
Dikelas,
Kwangmin sedang mengerjakan tugas matemtika seperti biasanya. Ayoong juga
nampak disebelahnya ikut mengerjakan tugas yang sama. Sudah hampir satu
setengah tahun Ayoong dan Kwangmin menjalani hubungan ini dan kurang lebih satu
bulan lagi mereka akan segera mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Ayoong
masih bingung akan masuk universitas yang mana begitupun dengan Kwangmin. 18
bulan bukan menjadi waktu yang singkat dalam menjalani sebuah hubungan dan Kwangmin
sangat ingin hubungan ini dapat bertahan lama.
Hingga
pada suatu saat Kwangmin menanyakan pendapat pada Ayoong bagaimana jika hubungan mereka di lanjutkan
ke jenjang yang lebih serius, seperti bertungan. Ayoong tak keberatan dengan
saran Kwangmin karena Ayoong juga sangat berharap hubungan ini berhasil. Karena
baginya dihati Kwangmin lah hatinya dapat terpaku dan tak akan terpindah lagi.
Ayoong juga sudah
mendapat izin dari kedua orang tuanya serta kakek dan bibi-bibiya untuk
bertunangan. Orang tua Kwangmin pun setuju, karena Kwangmin telah banyak bercerita
dengan kedua orangtuannya tentang Ayoong dan satu setengah tahun menjalin
sebuah hubungan sudah menjadi modal dasar bagi Kwangmin untuk melaksanakan
pertunganan ini.
Kwangmin pun
berniat mengajak Ayoong untuk makan malam bersama dirumahnya untuk mengenalkannya
kepada kelurgannya terutama ayah dan ibu. Dan tak lupa hyeongnnya Youngmin,
memang Youngmin dan Ayoong sudah saling mengenal sejak lama. Namun ini akan
kembali menjadi pertemuan Youngmin yang pertama kali bersama Ayoong dengan status
sebagai calon tunangan Kwangmin.
Sebelum makan malam
berlangsung tak lupa Kwangmin menceritakan kabar bahagia ini pada hyeongnya, Youngmin.
Kwangmin memulai pembicaraannya dengan Youngmin.
“hyeong, tahukah
kau aku akan segera bertunangan”, goda Kwangmin pada Youngmin yang sedang sibuk
dengan gitar kesayngannya.
“benarkah, aku
bahagia mendengar berita ini. Dengan siapakah kau akan bertunagnan, apakah
dengan gadis yang satu setengah tahun lalu kau ajak berkencan dan kau beri
sebuah cincin”. Kali ini Youngmin nampak
sangat-sangat penasaran dan berharap Kwangmin memberi tahunnya siapa gadis
spesial tersebut.
“Haahhaa..”, Kwangmin
tertawa ringan. “bisa saja tapi biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan mu
itu hyeong, karena jika sudah saatnya kau juga pasti akan tahu dengan
sendirinya” jelas Kwangmin membalas perkataan hyeongnya ketika ia bertanya
tentang hal yang sama pada Youngmin.
Acara makan malam, 20.00.
Semua
keluarga Kwangmin sudah siap di meja makan. Ayah, ibu dan tak ketinggalan Youngmin
sang kakak juga sudah siap menantikan seperti apakah rupa gadis yang berhasil
memikat hati adiknya. Apakaah gadis itu lebih cantik dari pada gadis yang Youngmin
sukai. Youngmin masih nampak sangat penasaran.
Tak
berapa lama kemudian, Kwangmin datang dengan calon tunangannya. Masuklah
sesosok gadis yang berjalan tepat dibelakang Kwangmin. Tampaknya wajah tersebut
tak asing bagi yougmin, “apakah aku mengenal gadis itu” gumam Youngmin dalam
hati.
Semakin
dekat dan semakin mendekat dan Youngmin menetahui pasti gadis itu adalah Tae A
Yoong. Rasa terkejut, bercampur tak percaya namun Youngmin sebisa mungkin
menyembunyikan perasaannya dan bersikap biasa di depan ayah, ibu, Kwangmin dan Ayoong.
Tak
terasa sudah hampir larut malam. Maka ini saatnya bagi Ayoong pulang. Kwangmin
mengatarkan Ayoong pulang kerumah dan setelah selesai ia langsung segera
kembali kerumah karena ia tak sabar ingin melihat reaksi hyeongnya apakah ia
terkejut jika Ayoong adalah calon tunagnannya.
Sesampainya dirumah, di kamar Youngmin
dan Kwangmin.
“hyeong...”
sapa Kwangmin pada hyeongnya
Youngmin
hanya diam dan tampak tak memperdulikan Kwangmin.
“hyeong,
sekarang kau sudah tahu siapa gadis yang aku ajak berkencan dan yang aku
berikan cincin kemarin. Sekarag giliranmu siapakah gadis yang kau beri boneka
ayam kemarin”. Kwangmin nampak sangat sangat penasaran.
Youngmin
tak merespon sedikit pun, ia hanya diam dan tetap menatap Kwangmin dengan
tatapan yang penuh tanda tanya dan bingung.
“hyeong..
hyeong.. hyeong..”. berkali kali Kwangmin bertanya hal yang sama pad Youngmin.
Dan
responya masih tetap sama, ia hanya diam dan matanya tetap terpaku pada Kwangmin.
“hyeong...”
dengan nada yang tinggi kali ini.
Bibir
Youngmin mulai terbuka dan sepertinya ia mulai kesal dan akan menjawab semua
pertanyaan yang di ajukan oleh kwngmin.
“apakah
kau begitu penasaran”. Tanya Youngmin balik pada Kwangmin.
“tentu
saja” Kwangmin mengangguk polos
“dia
adalah orang yang sama seperti yang kau pikirkan saat ini” Youngmin tak mampu
menyebutkan nama gadis tersebut.
Kwangmin
bingung dan memulai memikirjkan siapa gadis tersebut, “apakah dia gadis yang
sama seperti yang aku sukai” Kwangmin mulai mengerti.
Youngmin
bungkam seribu bahasa, dam memalingkan mukanya mengahadap ketembok yang ada
tepat dismapingnya.
“Apakah
dia Ayoong hyeong” Kwangmin mulai menaikan nada suaranya. “hyeong apakah benar
itu, ayo jawab aku hyeong”. Kwangmin sangat mengarapkan sebuah penjelasan dari Youngmin.
Youngmin
merasa sangat terpukul, namun ia tahu ia harus menyelesaikan ini segera.
“iya,
kau benar” jawab Youngmin singkat.
Kwangmin
terkejut, namun ia juga tahu 16 tahun ia besar bersama hyeongnya sudah
membuatnya hafal jika hyoengnya tak banyak berkata seperti itu maka itu artinya
ia sedang merasa sangat terpukul ataupun ia sedang memiliki masalah yang sulit.
Youngmin
kembali bicara, “taukah kau kwang, 15 menit lebih awal menganal Ayoong membuatku
lebih dahulu menyukainya dibandingkan kau”.
Kwangmin
diam, tak tahu harus berkata apa pada hyeongnnya.
“mana
mungkin bisa, gadis yang aku sukai menjadi adik iparku sendiri”. Kali ini Youngmin
mulai terbata-bata dengan tatapan nanar ke arah Kwangmin.
Kwangmin
bingung. Ia mendapatkan pilihan yang sangat sulit. Yaitu bahagia bersama Ayoong
diatas kesedihan hyeongnya atau merelakan perasaannya demi melihat hyeongnya
yang sudah sangat banyak berkorban demi membuat dirinnya bahagia. Kwangmin tak
tahu harus memutuskan pilihannya.
“kenapa
bisa kita menyukai gadis yang sama, kenapa....., kenapa..., kenapa bisa Kwang
kenapa??” tanya Youngmin yang mulai meneteskan air mata.
“Aku
mengamati gadis itu sejak ia memulai kelilingan pertamanya pada saat mencari ruangan.
Hingga sampai pada kelilingannya yang ke 5. Namun ternyata kau lah laki-laki
bermarga Jo pertama yang ia hampiri bukan aku. Hanya saja saat bekenalan aku
lebih awal dibandingkan kau”. Jelas Youngmin.
Youngmin
kembali melontarkan pretannyaan yang ia sangat perlu tahu jawabannya secara
langsung dari Kwangmin sendiri. “sejak kapan kau menjalin hubungan dengannya”.
Tanya Youngmin.
“sejak
aku mulai sangat sibuk mengerjakan tugas-tugas kelompok matematikaku
bersamanya”, jawab Kwangmin dengan tatapan nanar dan Youngmin tahu itu berawal sejak musim semi
tahun lalu tepatnnya satu setengah tahun yang lalu.
Youngmin
terdiam kemudian ia kembali bicara. “tahukah kau, aku bahkan 1 bulan lebuh
dahulu mengajak Ayoong berkencan dibandingkan kau. Tapi kanapa harus kau yang
mendapatkannya, Kwang”. Youngmin kembali meneteskan air matannya.
Kwangmin
pun ikut meneteskan air mata melihat kesedihan hyeongnya, maka ia memutuskan
untuk mengalah dan membiarkan hyeongnya memiliki gadis yang sangat ia cintai.
“jika dengan ini aku bisa melihatmu kembali nampak seperti ketika kau hendak
mengajak Ayoong berkencan waktu itu, maka aku rela melakukannya untukmu
Hyeong”. Sesal Kwangmin dalam hati.
“hyeong
maafkan aku. Selama ini begitu banyak hal yang telah aku rebut darimu. Mulai
dari kasih sayang ayah dan ibu yang lebih untukku karena aku adik, semua
mainanmu yang aku ambil karena aku sangat ingin memiliki mainan yang lebih
banyak darimu dan kali ini gadis yang sangat kau sukai pun bahkan bisa-bisanya
aku rebut dari mu”. Kwangmin berhenti sejenak lalu menghapus air matnnya.
Kemudian kembali
Kwangmin berkata maaf dan kali ini diikuti dengan air mata yang mengalir di
pipinnya. “Maafkan aku hyeong karena selama 16 tahun ini aku selalu memiliki
apa yang benar-benar kau harapkan. Aku selalu merebutnnya darimu dan kau selalu
merelakannya demi aku. Namun kali ini aku sudah benar-benar keterlaluan padamu.
Maka maafkan aku hyeong maafkanlah aku, aku selalu membuat hatimu sakit dan
kali ini bahkan lebih dari sekedar sakit. Jadi sekarang biarkan aku dapat
merasakan apa yang selama 16 tahun ini selau kau rasakan hyeong” Kwangmin
kembali mengusap air matannya yang terus mengalir.
Youngmin hanya
diam, dan tak dapat berkata apa-apa mendengar penyesalan Kwangmin. Ia hanya
terus mengusap air matnnya yang terus mengalir tanpa henti.
Kwangmin mendekati
hyeongnnya dan menghapuskan air matannya lalu membisikkan sesuatu, “hyeong,
milikilah Ayoong”. Kata-kata yang dibisikkan Kwangmin itu membuat air mata
Youngmin nampak semakin deras mengalir.
Sesegera itu
Youngmin langsung memeluk Kwangmin, “maafkan aku juga, kali ini kau harus
benar-benar menderita karena aku Kwang”.
Kwangmin tampak tak
ingin melepaskan pelukan yang diberikan hyeongnya sambil berkata. “aku hanya
bisa membuatmu menderita hyeong, hanya Ayoong lah yang mampu membuatmu bahagia.
Jadi milikilah dia”.
Kwangmin kembali
menghapus air matannya yang tak henti-henti mengalir dari kedua matanya dan
kemudian melanjutkan perkataannya. “Tahukah kau hyeong, seberapa bahagiannya
aku saat ku tahu kau begitu bersemangat ketika hendak berkencan dengan seorang
gadis yang kau rahasiakan dari aku itu. Maka aku ingin kebahgiaan itu terlihat
kembali diwajahmu hyeong. Dan kini dengan Ayoong disisimu ”. Kwangmin sangat
berharap.
Rasa penyesalan
kini menyelimuti hati Youngmin, sampai hati Youngmin tega membuat adiknnya
menangis terisak-isak memintannnya memiliki gadis yang sangat dicintai oleh
adiknnya itu. Rasa bersalah yang amat sangat menyesakkan hati kini sangat jelas
dirasakan Youngmin ketika ia menatap mata Kwangmin yang dipenuhi dengan ait
mata, namun Youngmin tak dapat berbuat apa-apa dia pun kini telah terlanjur
sangat mencintai Ayoong.
Biarkan semuannya mengalir.
Keesokan
harinya, Youngmin mengahmpiri Ayoong dan menceritakan semuanya dari awal. “Ayoong
ssi, tahu kah kau aku sangat menyukaimu. Bahkan jauh lebih lama dari pada Kwangmin”
ungkap Youngmin pada Ayoong.
Ayoong
terkejut dan tak tahu harus berkata apa,
meskipun sebenarnya ia telah mengetahui sejak lama karena mata Youngmin tak
pernah bisa berbohong kalau sebenarnya Youngmin menyukai Ayoong.
Ayoong
membuka mulai mulutnya dan berkata, “mana mungkin bisa aku meninggalkan
kwanngmin dan pindah ke hatimu. Memang aku lebih dahulu mengenalmu namun aku
lebih sering bertemu dengan Kwangmin dan itu membuatku tak bisa meninggalkanya
karena aku sudah sangat mencintainya serkarang ini dan kami juga akan segera
bertunangan”. Jelas Ayoong.
Ditengah-tengah
perbincangan Ayoong dan Youngmin, Kwangmin pun datang dan berkata, “dia benar
Ayoong, hyeong mengenalmu jauh lebih dahulu dari aku. Maka dialah berhak
memilikimu. Aku sudah cukup banyak membuat hyeong menderita selama 16 tahun ini
maka aku harap kali ini aku dapat membuatnnya kembali tersenyum karena sekarang
dia telah memilikimu, Ayoong”. Kwangmin kembali meneteskan air mata.
“Kwangmin,
apakah kau bercanda”. Tanya Ayoong. “ini sungguh-sungguh tidak lucu, kurang
dari seminggu lagi kita akan bertunagan apakah kau lupa itu” tegas Ayoong.
Kwangmin
hanya tersenyum. Ayoong yang merasa sedih dan bingung hanya bisa diam kemudian
terduduk di lantai karena tiba-tiba seluruh tubuhnnya terasa lemas hingga ia
pun tak snaggup lagi berdiri. Sejenak terlintas dibenak Ayoong untuk kuliah
diluar negri dan Amerika lah tujuan utama ayoong, denagn alasan tersebut ia
bisa menghindari Kwangmin dan Youngmin dan juga agar dapat menenangkan
pikirannya dan menyelesaikan semua masalahnya.
Begitupun Youngmin,
ia terdiam dan perasaan bersalah yang amat sangat itu kdembali menyesakkan
dadannya. Maka ia memutuskan untuk pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah
juga untuk menghindari Kwangmin karena ia mersa sangat bersalah terhadap Kwangmin.
“Kwangmin sudah cukup banyak menderita belakangaan ini karena aku” gumam
Youngmin dalam hati.
Pesawat dengan nomor penerbangan 34, saatnya take off.
Ayoong
dan Youngmin berangkat ke Amerika pada nomer penerbangan yang sama yaitu nomor
penerbangan 34 yang menuju Amerika pukul 07.00 pagi. Meskipun Ayoong dan
Youngmin tak sama sekali tahu jika mereka memiliki negara pelarian yang sama.
Di sisi lain Kwangmin
sedikitpun tak merasa ia melakukan hal yang salah untuk dirinya, karena ia sangat menyangi hyeongnya dan ia
berharap hyeongnya tak harus pergi untuk menghindarinya karena merasa bersalah
padanya.
Dirumah nampak Ajoong
masih terbaring lemas di tempat tidur. Ajoong terkena gejala tifus. Hal inilah
yang mengharuskan Ajoong tidak mengetahui beberapa kejadian yang terjadi belakangan
ini. Bahkan ia tahu kalau Ayoong sekarang sudah berada di Amerika karena untuk
melanjutkan pendidikannya disana pun karena bibi yang memeberi tahunya.
Yang
Ajoong ketahui Ayoong pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya, bukan
karena pergi untuk menenangkan diri ataupun melarikan diri dari pertunangannya
yang gagal serta untuk menghindari kwangmin karena ia merasa sangat terpukul
atas keputusan sepihak yang diambil Kwangmin.
Ayoong rasa ia tak
akan Sanggup untuk bertemu kembali dengan Kwangmin. Meskipun setelah ia kembali
dari pelariannya nanti, ia tahu ia tetap tak akan sanggup.
Youngmin
merasa sangat bersalah terhadap Ayoong dan Kwangmin. Youngmin memutuskan pergi
ke Amerika untuk melanjutkan kuliahnya dan juga untuk menghindari Ayoong dan
Kwangmin dan membiarkan mereka berdua bahagia kembali. Karena keegoisannya itu
ia telah membuat orang yang ia sukai dan adiknya menjadi menjadi terluka.
Sebelum
peswat dengan nomor keberangkatan 34 take off Ayoong dan Youngmin kembali tak
sengaja bertemu di bandara, meskipun Youngmin juga bingung kenapa bisa ia
bertemu Ayoong di bandara. Maka inilah kesempatan bagi Youngmin untuk menyatakan
permintaan maafnya yang terakhir kali kepada Ayoong.
“Tae
A Yoong ssi”. Panggil Youngmin kepada Ayoong.
“hahh,
young kanapa kau bisa ada disini. Apa yang sedang kau lakukan”. Tanya Ayoong
terkejut.
Youngmin
mulai sedikit menundukkan kepalanya, dan seucap kata keluar dari mulutnya.
“Ayoong maafkan aku, karena keegoisanku kau dan Kwangmin menjadi batal
bertunangan. Sekali lagi maafkan aku karena telah membuatmu terluka”. Youngmin
kembali menyesali perbuatannya, tanpa manghiraukan sedikitpun dari pertannyaan
Ayoong.
Ayoong
yang sudah mulai melupakan kejadian sudah terjadi kurang lebih 1 bulan yang
lalu kembali teringat akan kejadian tersebut. “semuanya sudah terjadi Young,
jadi kau tak perlu merasa bersalah seperti itu”. Ayoong mengalihkan
pandangannya.
Youngmin
menarik tangan Ayoong dan kemabali satu kata terucap dari bibirnya, “sekali
lagi aku benar-benar minta maaf”. Dengan nada yang mulai terdengar bergetar.
Ayoong
mengangkat kepala Youngmin kemudian menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Setelah
itu Ayoong memegang tangan Youngmin dan kembali menyemangatinya.
“ayolah
Young bersemangatlah kembali. Aku tak apa-apa dan kurasa Kwangmin juga tak
apa-apa. Karena keputusan ini dia sendiri yang mengambilnya dan aku yakin dia
tahu pasti resikonya, namun melihatmu bahagia itu lebih penting baginya dari
apapun. Percayalah semuannya akan baik-baik saja”. Ayoong kembali tersenyum
memberi Youngmin semangat.
Tak
lama kemudian terdengar panggilan untuk semua penumpang pesawat dengan
penerbangan 34 yang menuju Amerika agar segera menuju ke pesawat kaerna kurang
dari 3 menit lagi pesawat akan take off.
Ayoong
melepaskan tangan Youngmin dan berkata “FIGHTING, Maaf aku tak bisa lebih lama
lagi disini aku harus pergi” jelas Ayoong pada Youngmin yang saat itu masih
tamapk merasa sangat menyesal.
Namun
apa boleh buat Ayoong tak bisa lebih lama lagi berada di sana karena pesawat
akan segera take off. “aku pergi Young, maafkan aku, aku harap kau bisa menjaga
Kwangmin untukku”. Ayoong berharap.
Youngmin
hanya dapat tersnyum dan berkata, “aku tidak dapat Ayoong”. Namun terlamabat
Ayoong telah berlalu dan tak sempat mendengar jawaban Youngmin.
“jika
saja kau tahu Ayoong, aku menyukaimu jauh lebih dahulu dari pada Kwangmin. Kau
harus tahu itu”. Gumam Youngmin dalam hati berharap Ayoong dapat segera
mengetahui hal tersebut.
Youngmin pun segera
meninggalkan tempat dimana ia dan Ayoong tadi berbincang-bincang karena ia juga
segera harus menuju pesawat yang akan menuju keAmerika.
Di dalam pesawat,
Ayoong masih teringat dengan ucapan Youngmin sesaat sebelum ia pergi menuju
pesawat. Ayoong masih bingung kenapa Youngmin bisa tiba-tiba muncul disana pada
saat itu, benarkah Youngmin mengikuti Ayoong. Tapi Ayoong tak mempermasalahkan
hal tersebut. Yang pasti Ayoong merasa lega karena Youngmin telah memberanikan
diri meminta maaf secara langsung padannya.
Youngmin masih
dalam keadaan galau setelah peristiwa gagalnya pertunangan Ayoong dan Kwangmin.
Didalam pesawat youngmin tak sengaja menengok kebelakang ketika koran yang ia
sedang baca terjatuh kelantai. Dan ternyata dibelakang nampak sesosok gadis
yang sedang duduk sendirian, tatapan mata Youngmin tak lepas dari gadis
tersebut. Youngmin tak asing lagi melihat muka gadis itu sepertinya ian
mengenal gadis tersebut. Benar saja gadis itu adalah Ayoong.
Ayoong yang tadinya
menenggok kearah jendela kini mengalihkan pengelihatannya ke depan dan saat itu
ia pun melihat Youngmin yang yang sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya. Ayoong
pun nampak bingung apakah Youngmin benar mengikutinya, apakah memang sebegitu
sangat Youngmin menyukainya sehingga rela menyusulnaya ke Amerika. Namun
pertanyaan itu tak pernah terjawab dengan pasti.
Ini tidak akan bisa dengan mudah merubah semuannya.
Setibanya di
Amerika Ayoong menghampiri Youngmin dan bertanya kenapa ia bisa berada di
pesawat yang sama dengan Ayoong apakah benar ia begitu menyukai Ayoong hingga
rela mengikutinya sampai ke Amerika.
“young, tunggu
senbentar”. Ayoong menghentikan Youngmin yang sedang berjalan meninggalkan
pesawat.
“hahh, Ayoong ada
apa. Kenapa kau bisa berada disini” Youngmin penasaran.
“seharusnya aku
yang bertanya kenapa kau yang berada di sini”. Tegas Ayoong.
“Aku memutuskan
pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah disini, dan kenapa kau bisa berada
disini”. Youngmin nampak lebih penasaran.
“a a a aku, aaku
hanya. Aaa ku”. Ayoong bingung harus menjawab apa.
Youngmin menaikkan
alisnya sebelah. “jangan bilang kau pergi keAmerika untuk menghindari Kwangmin
dan berharap samuannya akan selesai”. Youngmin terdiam sesaat.
Ayoong hanya
mengangguk kecil. “kau benar Young”. Sepatah kata itulah yang keluar dari mulut
Ayoong yang tertunduk diam.
“Tapi setidaknya
ini juga merupakan hal yang terbaik untuk semuannya”. Gumam Ayoong dalam hati.
Youngmin memang tak
berkata yang sebenarnya, karena ia tak ingin Ayoong semakin sedih. Karena kini
mereka berdua sudah berada di Amerika dan mereka berdua tak menenal atau pun
memiliki saudara di sana maka mereka berdua memutuskan untuk saling menjaga
satu sama lain dan tetap bersahabat dengan baik. Mereka berduapun memutuskan
untuk memasuki universitas yang sama agar satu sama lain dapat saling menjaga.
Begitulah hari-hari
Ayoong di Amerika bersama Youngmin. Satu yang tak akan pernah berubah, Ayoong
tak akan pernah bisa menyukai atau sampai mencintai Youngmin meskipun sekarang
ia bahkan sangat dekat dengan Youngmin. Ini karena Ayoong terlanjur menganggap
Youngmin sebagai kakaknya sendiri dan juga karena hatinya terlanjur terpaku
pada hati Kwangmin.
Masa lalu, akankah kau biarkan aku tetap bagini.
3 tahun kemudian,
Ayoong kembali ke korea. Ia sangat rindu pada kelurganya terutama Sooyoong dan
Shinyoong adik kembar Ayoong. Begitupun dengan Ajoong, Ayoong sangat
merindukannya. Ayoong merasa sangat bersalah kepada Ajoong karena ia tak
berpamitan atau sekedar menelpon untuk dapat memeberi tahu Ajoong secara
langsung jika ia akan segera berangkat ke Amerika. Karena saat itu ia merasa
sangat sedih hingga tak sanggup bicara meskipun hanya sekedar ditelpon.
Merasa tak enak karena ia tak bisa menerima
cinta Youngmin, Ayoong tahu ia bertanggung jawab untuk mencarikan Youngmin
pengganti dirinya. Selama di Amerika Ayoong sering sekali menceritakan tentang
sepupunya pada Youngmin.
Ajoong kini
bernilai plus diamata Youngmin. Ayoong sering menceritakan bahwa ia memiliki
seorang sepupu yang cantik, pandai dan memiliki kharisma yang tak dimiliki oleh
gadis-gadis kebanyakan dikorea. Setidak-tidaknya Ayoong berharap 3 tahun sudah
cukup bagi Ajoong untuk dapat merubah kebiasaan buruknya dan Ayoong
sangat-sangat berharap ketika ia kembali kekorea Ajoong sudah benar-benar
berubah menjadi seperti gadis yang selalu Ayoong ceritakan pada Youngmin. Ayoong
berjanji pada Youngmin untuk menenalkan Ajoong pada dirinya.
Begitulah seklumit
cerita cinta pelik yang selama ini ia sembunyikan dari keluarga bahkan Ajoong
sepupunya itu tak sedikit pun tahu tentang kisah pelik Ayoong ini. Hal inilah
yang semakin membuat Ayoong tertutup tentang kisah cintanya. Karena kegagalan
yang ia alami membuatnya trauma dan menjadi orang yang perasa dan sensitif
dengan cinta.
** : part pertama dari kisah
cinta Ayoong, Ajoong, Kwangmin dan Youngmin.
To be continue>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar