Selasa, 20 Desember 2011

Not One but Two, You or Your Twins**



Inilah aku, Tae A Yoong dan sepupuku Tae A Joong
Pukul 05.45
            Jika pada saat seperti ini semua awan di langit mulai bergegas naik dan mulai berlomba menampakkan keindahannya, maka lain halnya dengan Ayoong yang saat ini masih bermalas-malasan di tempat tidurnya. Kini jarum jam pun sudah menunjukkan pukul 05.45 dan suara gemuruh di luar kamar pun  jelas terdengar namun dengan santai Ayoong pun tetap mengabaikannya.
Kriiiiinnngg...kriinnnggggg....kriiinnggggggggg......, berkali-kali suara jam bekerpun ikut memekakkan telinga Ayoong yang masih mengantuk dan itu tak cukup ampuh untuk membuat Ayoong beranjak dari tempat tidurnya.
Kini jarum jam pun kembali berputar dan sekarang sudah menunjukkan pukul 05.58 kurang dari 2 menit lagi sudah hampir pukul 06.00, yang artinya ini sudah saatnya bagi Ayoong untuk bangun dan segera bersiap karena ia tahu dengan pasti kalau pintu gerbang sekolahnya itu tutup pada pukul 06.45 pagi. Namun Ayoong masih asik memeluk boneka ayam  kesayangannya. Boneka itu oleh diberikan seseorang untuk Ayoong sebagai hadiah untuk acara makan malam mereka saat itu.
Tak beberapa saat kemudian terdengar suara yang lebih memekakkan telinga Ayoong dari pada suara jam  beker yang sedari tadi membuatnya risih ataupun suara gemuruh yang lainnya. Dan yah itulah kedua adik kembar Ayoong yang sedari tadi sudah bangun lebih awal.
“Eonniiiieee....!! Eonniiiee...!! Ayooo bangun. Jika tidak kau tidak segera bangun maka akan terlambat pergi kesekolah, dan kau tahu artinya itu kau akan siaaaaall”, teriak Sooyoong dan Shinyoong dari luar kamar Ayoong.
Ayoong pun bergegas bangun dan membalas teriakkan Sooyoong dan Shinyoong dengan suara yang tak kalah nyaringnya, “Iyaaaaaaahhhh aku bangunnn!!”.
Dan begitulah setiap paginya hal yang seperti ini sudah menjadi rutinitas wajib yang membingkai indah dalam hari-hari Ayoong yang melelahkan. Sekolah adalah satu-satunya alasan kenapa Ayoong harus bangun sepagi ini setiap harinya. Terhitung hingga saat ini sudah kurang lebih satu tahun yang lalu Ayoong menyelesaikan sekolah menengah pertamanya dan tentunnya ia harus melanjutkan ke sekolah menengah akhir dan sekolah ini lah yang memulai mimpi buruk Ayoong.
Beda Ayoong maka berbeda pula dengan Ajoong. Sepupu Ayoong yang satu ini tak kalah malasnya dengan Ayoong. Jika Ayoong setiap paginya hanya bisa dibangunkan dengan suara emas kedua adik kembarnya, Ajoong akan bangun jika mukannya diberi percikan air.
Ayoong dan Ajoong tinggal bersama di rumah kakek mereka. Karena beberapa alasan tertentu adik kembar Ayoong tidak ikut kedua orang tua mereka yang bekerja diChina tetapi ikut tinggal disana bersama Ayoong dan Ajoong dirumah kakek. Ayoong dan Ajoong dibesarkan bersama oleh kakek dan bibi-bibi mereka. Sejak kedua orang tua Ajoong meninggal saat Ajoong berusia 7 tahun dan kedua orang tua Ayoong memulai bisnis di China maka yang bertanggung jawab atas Ayoong dan Ajoong adalah kakek dan bibi-bibinya.
 Dibesarkan bersama membuat Ayoong dan Ajoong layaknya saudara kandung yang sangat dekat. Dari mulai pakaian, hingga sekolah mereka pun sama kecuali ketika mereka SMA. Bahkan disekolah menengah pertama 3 tahun berturut-turut mereka  berdua sekelas dan itulah alasannya mengapa mereka terlihat sangat dekat.
Namun kebiasaan buruk mereka berdualah yang mengaharuskan mereka berpisah saat memilih masuk sekolah menengah akhir. Ajoong lebih memilih sekolah yang jam masuknya agak lebih siang seperti pukul 07.15 dibanding jam 06.45 karena kebiasaan buruknya tidak bisa bangun pagi.
Sedangkan Ayoong memilih sekolah yang jam masuknya dan pulangnya bisa dibilang ekstrim, karena  jika pada saat jam 07.00 anak-anak baru saja mulai berangkat ke sekolah maka Ayoong sudah harus memulai pelajaran dan jika pada jam 14.30 anak-anak SMA sudah banyak yang pulang sekolah maka Ayoong masih harus menunggu 1 setengah jam lagi untuk bisa pulang kerumah.
Maka sejak itulah Ayoong dan Ajoong jarang terlihat berdua jika sedang pergi karena kesibukan masing-masing. Lambat laun situasi seperti ini pula yang membuat keduannya jarang berkomunikasi secara langsung untuk saling berbagi cerita ataupun menannyakan pendapat satu sama lain mengenai hal-hal tentang mereka masing-masing ataupun kegiatan mereka disekolah.
Terkecuali dimeja makan, kadang Ayoong dan Ajoong masih sering memebicarakan obrolan-obrolan ringan. Namun hal yang seperti itu bisannya berlangsunnya tak lama hanya sekitar 3-5 menit saja dan setelah itu mereka kembali kekamar masing-masing dan kembali memulai kesibukannya masing-masing.
06.45, di sekolah Ayoong
            Ayoong tiba di sekolah tepat waktu hari itu meskipun ia bangun terlambat namun syukurlah ia tidak datang terlambat kesekolah pagi itu. Dari kejauhan tampak seorang teman sekelas Ayoong sudah menantinya di depan pintu kelas. Hyeon Gyu Ri, yah itulah ia teman Ayoong sekaligus tempat Ayoong berbagi ceritanya disekolah. Gyuri tempat Ayoong curhat saat ini karena ia juga sudah tak punya banyak waktu untuk berbagi cerita dengan Ajoong dirumah, hanya meja makanlah temapt Ayoong dan Ajoong bertemu diluar kesibukan masing-masing sejak mereka SMA.
             Sekarang Ayoong duduk dikelas 2 SMA. SMA kata ini tidak akan terasa lebih bermakna jika tanpa kisah-kisah cinta membingkai di setiap sudut ceritanya. Meskipun begitu Ayoong tidak pernah ambil pusing dengan kalimat diatas. Karena baginya sekolah sudah membuat kehidupannya menjadi terasa begitu rumit dan kerumitan itu tidak perlu ditambah dengan adanya kisah cinta membuntuti dibelakangnya.
            Pelajaran matematika menjadi pelajaran pertama hari ini. Ayoong tak suka matematika.  Ayoong dan teman-temannya mulai berharap guru yang mengajar pelajaran tersebut berhalangan masuk dan syukurlah tuhan mendengar do’a mereka semua dan menjawabnya dengan membuat jam pertama pagi itu kosong. Namun Ayoong dan teman-temannya tak lantas lega dengan kosongnya jam pelajaran pagi itu. Karena meskipun gurunya tidak hadir tugas-tugas tetap megalir menghampiri Ayoong dan teman-temannya.
           Matematika adalah pelajran yang cukup sulit bagi Ayoong, namun tak sama halnya dengan Kwangmin. Jo Kwang Min itulah nama lengkapnya bukan karena marga Jo-nya yang membuat ia cukup pandai pada mata pelajaran matematika namun Ayoong sangat menyukai laki-laki yang bermarga Jo. Kwangmin adalah teman sekelas Ayoong.
Ayoong dan Kwangmin sudah sekelas sejak kelas 1 SMA dan ini masih akan berlanjut hingga ke kelas 3SMA nanti. Mereka berdua sudah saling mengenal sejak pertama tes masuk sekolah ini, dan mungkin hal inilah yang membuat  mereka terlihat akrab saat ini selain karena Ayoong juga sangat butuh bantuan Kwangmin dalam mengerjakan tugas-tugas matematika.

Ajoong, bahagialah tanpa aku.
            Ajoong sedang bergembira dengan teman dekatnya di kelas So In Ah. Ajoong mengenal In Ah saat Ajoong sedang menunggu jemputan setelah selesai mengerjakan tes masuk sekolahnya,  pada saat itu In Ah muncul dan menawarkan tumpangan kepada Ajoong dan sejak itulah keakraban keduannya dimulai. Ajoong dan In Ah sangat akrab, bahkan Ajoong seperti menemukan pengganti Ayoong yang selalu sibuk karena tugas dan ia bisa berbagi banyak cerita dengan In Ah.
           Banyak hal yang tidak bisa Ajoong lakukan bersama Ayoong kini bisa Ajoong lakukan bersama In Ah. Mereka tampak sangat akrab, In Ah yang cerewet selalu bisa membuat mood Ajoong baik setiap harinnya.
Meskipun begitu Ajoong tetap sangat merindukan kebersamaannya bersama Ayoong seprti dulu karena baginya Ayoong adalah adik terbaiknya. Usia Ajoong hanya terpaut beberapa bulan lebih tua dari pada Ayoong dan ini sudah cukup jelas kenapa Ajoong menganggap Ayoong sebagai adiknya.
Namun hanya ini yang dapat Ajoong lakukan agar ia tetap merasa bersemangat di sekolah. Karena tanpa Ayoong Ajoong tampak bagai raga yang nyawanya entah berada dimana,  meskipun pada saat weekend ia juga masih sering pergi bersama Ayoong kemall untuk jalan-jalan namun mereka tak sedekat dan seakrab dulu.
15 menit, laki-laki bermarga Jo itu tak hanya satu. Dan mereka kembar.
            Ayoong beruntung, karena mengenal Youngmin lebih dahulu dibanding Kwangmin. Ayoong mengenal Youngmin karena suatu ketidak sengajaan. Pada saat tes masuk SMA ketika Ayoong sedang berkeliling mencari ruangan ia tidak sengaja menabrak laki-laki yang ia ketahui bermarga Jo. Ia berkeliling-keliling lebih dari 4 kali saat sedang mencari ruangan. Laki-laki yang sedang berdiri didepan pintu itu terus memperhatikannya dan Ayoong pun sesekali melirik lelaki itu ketika ia lewat di depannya, dan tanpa sengaja terbaca nama depan laki-laki itu dan ia bermarga Jo sama seperti marga yang sangat Ayoong sukai.
            Laki-laki itu tetap menatap Ayoong dari kejauhan, dari matanya terlihat kalau ia tertarik pada Ayoong. Ayoong yang terus berkeliling merasa risih karena ia seperti penyusup yang terus diintai sedari tadi. Ini sudah ke 5 kalinya ia melewati ruangan dimana tempat laki-laki itu berdiri dan tanpa sengaja ia menabrak laki-laki bermarga Jo itu, dan dengan penasarannya ia bertanya kepada laki-laki itu.
“Yaaa, kenapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu sedari tadi”. Ayoong bertanya sambil menaikkan alis matannya.
Laki-laki itu berkedip sesaat dan hanya mengembangkan sebuah senyuman ringan. Tanpa berkata apapun seolah-olah tidak ada orang yang sedang berbicara dengannya.
Dengan kesal Ayoong berteriak di depan laki-laki itu. “apa masalhmu tuan, aku sudah 5 kali berkeliling dan tetap tidak menemukan ruanganku apakah itu lucu bagimu”.
Kembali laki-laki itu hanya tertawa kecil dan kali ini ia berbicara sedikit dan masih tetap di ikuti dengan sedikit tawa kecil seperti ada sesuatu hal yang membuatnya merasa geli karena lucu. “aku baru saja datang lalu berdiri disini kurang dari 2 menit yang lalu dan tiba-tiba kau muncul dan menannyakan hal yang konyol padaku, jadi aku tidak tahu masalahmu noona”.
Ayoong semakin kesal dan ia segera meninggalkan laki-laki itu dengan muka yang memerah, “aiish sialan, dasar laki-laki aneh”. Ayoong mulai mengumpat dalam hati.
Mata laki-laki itu tampak menikuti gerak langkah Ayoong yang mulai berlalu dari hadapannya, di sisi lain laki-laki itu tampak seperti sedang menertawakan hal yang lucu dan ia sepertinya mulai menyukai Ayoong.
            Setelah malanjutkan berkeliling dan melewati berapa ruangan  ia kembali melihat laki-laki yang baru saja membuat mukanya merah dan merasa kesal. Laki-laki itu tampak masih saja mengamatinya, kembali Ayoong tak sengaja membaca nama laki-laki itu dan kali ini jelas terbaca ia bernama Jo Young Min. Tanpa berfikir panjang Ayoong langsung mengahampiri laki-laki itu lagi dan berkata “kau sudah membuatku kesal sekali, aku sedang mencari ruanganku dan kau terlihat seperti mentertawakanku apakah ini lucu bagimu??”
Laki-laki itu hanya tersenyum dan berkata, “tidak, tidak ada hal yang lucu disini”, berbeda dengan sikapnya tadi kali ini dia tampak lebih dewasa dan tidak menganggap apa yang Ayoong lakukan seperti sebuah hal yang lucu.
Ayoong merasa sikap laki-laki itu sangat aneh dan berbeda dengan pada saat tadi pertama kali ia mengahampirinya, dengan penasaran Ayoong bertanya. “Kau laki-laki yang bermarga Jo itu kan”.
Laki-laki itu tersenyum sambil berkata, “iyaaaaa” dan kemudian menunjukkan nama yang tertera pada bajunnya. Disitu tertulis Jo Young Min sama persis seperti yang barusan Ayoong baca.
Ayoong hanya tersenyum ringan dan dia merasa aneh, apakah dia yang aneh atau apa. Ayoong menjadi bingung dan perasaannya yang semula marah berubah menjadi perasaan bingung bercampur penasaran. Ayoong kembali tersenyum ringan kepada laki-laki bermarga Jo didepannya itu.
Laki-laki itu kemudian mengulurkan tangannya dan kembali menyebutkan namanya, “aku Jo young Min dan kau, siapa namamu noona” tanyanya penasaran.
“hahh aaa..aku.”, Ayoong segera menyambut uluran tangan Youngmin dan segera menyebutkan namanya. “Aku Tae A Yoong, Senang bisa bertemu denganmu dan sebelumnya aku minta maaf karena sudah memarahimu tanpa alasan”. Ayoong mulai menyesali sikanya terhadap Youngmin tadi.
Youngmin pun menjawab, “aku juga merasa senang bisa bertemu dan berkenalan denganmu. Masalah yang tadi itu sudah lupakan saja. Meskipun aku juga bingung saat kau menghampiri dan tiba-tiba  marah padaku, mungkin kau tadi sedang kelelahan karena sudah berkali-kali berkeliling mencari ruangan”. Youngmin meghibur Ayoong.
Rasa legapun menghampiri Ayoong, senyum ringan pun kembali terkembang dibibir Ayoong. Tak ketinggalan sebuah lengkungan kecil di sudut bibir kiri Ayoong pun muncul, itu menandakan rasa lega benar-benar sedang menyelimuti hatinnyasaat itu.
15 menit waktu menjadi waktu yang singkat untuk sebuah awal persahabatan, perkenalan yang terjadi tanpa sengaja itupun membawa mereka hanyut dalam obrolan ringan. Ayoong terlihat nyaman sekali bisa ngobrol bersama Youngmin dan mata Youngmin pun menujukkan kalau ia pun sangat menyukai Ayoong. Meskipun baru kenal namun Ayoong merasa sangat nyambung ketika ngobrol bersama Youngmin. Mata Youngmin sama sekali tidak dapat berbohong ketika ia menatap Ayoong, dan ya Youngmin benar-benar menyukai Ayoong.
15 menit berlalu, Ayoong dan Youngmin masih asyik ngobrol tiba-tiba seorang laki-laki yang muka, tinggi, bentuk badan, bahkan semuannya mirip dengan Youngmin kecuali gaya rambutnya yang sedikit berbeda menghampiri Ayoong dan Youngmin yang masih sibuk ngobrol.
“Hyeongggg”, laki-laki itu menyapa Youngmin. Ayoong pun langsung terkejut. Laki-laki mulai tertawa kecil, melihat Ayoong meskipun ia juga agak terkejut melihat kenapa hyeongnya bisa ngobrol dengan gadis aneh yang merah-marah tak jelas padanya tadi.
Ayoong langsung berdiri dari tempat duduknya. Hyeong kata itu mulai berputar dikepala Ayoong ia merasa aneh dan terkejut. “apakah ini mimpi atau bukan”, Ayoong bertanya dalam hati. kemudian ia melihat nama pada baju laki-laki yang sama persis seperti Youngmin itu dan disitu tertulis “Jo Kwang Min”.
Hyeong, Jo Kwang Min, dan mereka mirip Ayoong mulai menyimpulkan dan sebuah pertanyaan langsung keluar dari mulutnya. “Apakah kalian adalah saudara kembar, dan orang yang menatapku sedari tadi dengan perasaan lucu adalah kau *menunjuk Kwangmin* bukan Youngmin”. Ayoong kembali meledak-ledak bak betasan. Kwangmin menjawab semua pertanyaan Ayoong dengan kalimat dan nada yang sama. “ya, ya dan untuk pertanyaan yang terakhirpun juga ya”.
Semuanya pun jelas ternyata laki-laki bermarga Jo yang Ayoong lihat itu ada dua dan mereka sangat-sangat berbeda. Sungguh suatu keberuntungan Ayoong dapat mengenal mereka berdua secara bersamaan, laki-laki tampan yang bermarga Jo sama persis seperti marga yang sangat Ayoong sukai. Sejak saat itulah ketiganya menjadi akrab. Meskipun Ayoong lebih dahulu mengenal Youngmin namun entah kenapa ia lebih menyukai Kwangmin dan hal itu didukung dengan sebuah kebetulan, Ayoong dan Kwangmin sekelas.
Dia kakak seniorku, dia suka basket.
            Ditempat lain, Ajoong memulai cerita cintanya dengan mengagumi kakak senior disekolahnya. Ya, dia adalah Shim Hyun Seong. Entah dengan alasan apa Ajoong sangat menyukai Hyunseong oppa tapi yang pasti memang menurut pendapat sebagian gadis-gadis di sekolah Ajoong, Hyunseong oppa itu keren dan yah memang tipe-tipenya gadis SMA pada saat itu. Ajoong yang menyukai kakak seniornya itu pun membagi ceritanya kepada In Ah, siapa tahu In Ah bisa membantu itulah hal pertama yang terbersit dalam pikiran Ajoong saat ia menceritakan hal ini pada In Ah.
            Ajoong tidak menceritakan hal ini pada Ayoong karena ia tahu Ayoong sangat sibuk, apalagi seminggu belakangan ini sepertinya tugas Ayoong sangat menumpuk sekali. Ajoong tak ingin mengaggu konsentrasi Ayoong dengan ceritanya tentang Hyunseong oppa lagi pula Ayoong memang kurang tertarik dengan laki-laki yang seperti Hyunseong oppa.
In Ah lah tempat Ajoong meminta bantuan. Ajoong tahu pasti In Ah lumayan dekat dengan bebrapa teman Hyunseong oppa dan ini bagaikan jackpot bagi Ajoong untuk mendekati Hyunseong oppa.
Matematika punya caranya sendiri,  yaitu dengan sebuah rumus.
            Matematika terbukti menciptakan rumus-rumus yang hebat, tidak hanya kubus, limas  ataupun bola. Matematika pun bisa menciptakan rumus kedekatan bagi Ayoong dan Kwangmin. Matematikalah yang mengahruskan Ayoong untuk selalu dekat dengan Kwangmin. Ayoong juga menikmati itu karena sejak pertama bertemu, Ayoong memang menyukai Kwangmin meskipun pertemuan tesebut membuat Ayoong kesal dan mukanya merah namun Ayoong menyukai itu.
            Tugas kali ini adalah tugas kelompok. Ayoong benci tugas kelompok dan tugas-tugas lainnya. Kali ini tugas kelompok hanya terdiri dari 2 orang saja dan pasangannya bisa ditentukan sendiri oleh masing-masing siswa, karena ini matematika Ayoong tahu dengan siapa ia harus berpasangan. Kwangmin, adalah pilihan yang tepat.
            Tugas dikumpulakan minggu depan, dan itu berati minggu ini semua tugas itu harus sudah selesai. Ayoong dan Kwangmin mulai sibuk mengumpulkan bahan untuk tugas matematika tersebut. Dalam seminggu itu hampir setiap hari Ayoong dan Kwangmin pergi bersama, untuk hanya sekedar browser diinternet bareng dan yaa masih banyak hal  lain yang juga bisa mereka lakukan bersama.
Seperti hari ini, jam istirahat makan siang dipakai Ayoong dan Kwangmin untuk mengerjakan tugas sampai-sampai mereka berdua tidak makan siang. Merasa bersalah karena memakai jam makan siang Ayoong untuk mengerjakan tugas, Kwangmin mengajak Ayoong untuk makan bersama sebelum pulang karena Kwangmin takut Ayoong sakit gara-gara tidak makan siang.
            Kedekatan demi kedekatan terjalin diantara Ayoong dan Kwangmin. Setelah seminggu mengerjakan tugas bersama kedekatan mereka berdua bukan lagi sekedar karena matematika. Kwangmin memang semula menganggap Ayoong sebagai gadis yang aneh karena pertemuan mereka yang begitu lucu. Namun berbeda halnya dengan sekarang, Kwangmin kini tidak memandang Ayoong sebagai gadis yang aneh karena saat ini dia mulai menyukai gadis yang aneh itu.
            Disisi lain Youngmin sudah sangat menyukai Ayoong sejak pertama kali melihat Ayoong. Hanya saja karena ruang dan waktu yang mengharuskan intensitas pertemuan Youngmin tidak sesering Kwangmin maka Kwangmin lah yang beruntung untuk kali ini. Kwangmin dan Ayoong mulai sekelas sejak mereka kelas 1 SMA, dan hingga kelas 3 nanti pun tak ada perubahan pada kelas tersebut.
            Diluar tugas kini Ayoong dan Kwangmin sering belajar bersama, makan bersama dan yah memulai kedekatan-kedekatan layaknya remaja. Kali ini Kwangmin memberanikan diri untuk mengajak Ayoong kencan, dan Ayoong tahu pasti apa jawaban yang akan ia berikan nanti.
Saat itu Ayoong sedang duduk sendirian di depan kelas ketika jam istirahat, Kwangmin pun memberanikan diri mengahampiri Ayoong dan mengatakan sesuatu.
“Heiii, Ayoong ssi” Sapa Kwangmin pada Ayoong, dan seketika itu pun Ayoong langsung mengalihkan pandangannya ke arah Kwangmin.
“hahh, iyaa. Adaapaaaa kwang”. Tanya Ayoong penasaran.
Dengan nada berharap Kwangmin mengutarakan niatnya. “hmm, Ayoong ssi maukah kamu pergi makan malam denganku malam ini”, tanya Kwangmin.
Ayoong agak sedikit kaget, tapi dia tidak berusaha menolaknya karena beberapa alasan yang telah kita ketahui bersama. “Ohw yaa tentu saja,  jam berapa dan dimana kah tempatnya??” Tanya Ayoong balik.
“Di cafe delova, jam 19.00 biar nanti aku yang akan menjemputmu”. Tawar Kwangmin.
Dengan sigap Ayoong pun menjawab. “Hmmmm, ti.. tii.. tii.. tidak usah kita langsung beretemu di cafe saja Kwang”. Ayoong menolak karena ia merasa malu jika harus dijemput dari rumah oleh seorang laki-laki.
Dengan senyum yang mengembang lebar Kwangmin mengucapkan terimakasih dan pergi berlalu. “Makasih yaaa Ayoong ssi, aku tunggu jam 19.00 di cafe”.
Ayoong pun membalas dengan senyum yang tak kalah manisnya, sambil membayangkan apa yang akan terjadi nanti malam.
Ayoong mau diajak berkencan bersama kwamgmin. Pada saat kencan Kwangmin juga berencana akan mengajak Ayoong berkeliling di taman, karena Kwangmin pernah bilang jika ia memiliki seorang kekasih maka ia akan mengajaknya ke taman dan memberinya sebuah hadiah.
5 menit sudah Kwangmin berda di cafe, ia masih penasaran akan tampak secantik apakah Ayoong malam itu. Tak lama kemudian Ayoong pun datang, dengan mengenakan blazer berwarna pink muda dan roknya yang bercorak volkadot berwarna pink dan abu-abu serta tak ketinggalan sebuah pita kecil berwarna senada dengan blazernya yang di selipkan dihelaian rambut Ayoong yang tergerai indah tampak mempercantik dandanan Ayoong malam itu.
Dandanan Ayoong memang nampak sangat selaras dengan perasaan dan perputaran musim di korea yang juga kebetulan saat itu sedang musim semi yang artinya hati Ayoong pun saat ini sadang berbunga-bunga.
Kwangmin jelas tak ketinggalan, malam itu ia nampak mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak dengan warna biru donker serta mengenalan jeans berwarna hitam yang membuatnya nampak terlihat maskulin.
“waw, kau tampak sangat cantik malam ini”. Puji Kwangmin dengan tetap menatap dandanan Ayoong.
“ya terimakasih, kau juga tampak sangat tampan malam ini Kwang”. Ayoong membalas pujian Kwangmin.
Setelah acara puji memuji selesai mereka segera makan malam di cafe. Kemudian setelah makan selesai, Kwangmin mengajak Ayoong berjalan ketaman lalu Kwangmin pun memberikan suatu benda yang ia yakin Ayoong akan menyukainnya sambil berkata “Would You Be My GirlFriend?”.
Ternyata benda tersebut adalah sebuah kotak kecil yang didalamnya terdapat sebuah cincin. Ayoong kaget dan sempat diam sejenak, ia tak menyangka jika semuannya akan terjadi secepat ini. Namun satu hal yang Ayoong tau pasti tentang apa jawaban yang akan ia berikan, lalu ia pun menjawab dengan wajah yang bersemu merah dan sebuah senyuman. “haahh,  uhmm ii..ii..iiyaaaaaa”. sambil mengambil kotak kecil yang di berikan Kwangmin padannya, lalu Kwangmin memasangkan cincin tersebut di jari manis sebelah kiri Ayoong.
Ide memberikan sebuah cincin merupakan saran dari seseorang untuk Kwangmin agar kencan tesebut dapat lebih berkesan bagi gadis spesial yang akan diajak Kwangmin berkencan.
Satu minggu menjadi waktu yang sebentar bagi Kwangmin untuk merencanakan semua ini, dan syukurlah semuanya berjalan seperti yang ia harapkan. 15 menit lebih awal mengenal Ayoong serta 1 bulan lebih awal mengajak Ayoong berkencan, tak lantas membuat Youngmin dapat memiliki Ayoong. Maka begitulah cara matematika menciptakan rumus baru bagi Ayoong dan Kwangmin.
Dia itu sahabatku atau bukan.
            Lewat In Ah Ajoong mandapatkan nomer handphone Hyunseong oppa. Karena In Ah yang meminta nomer Hyunseong oppa jadi otomatis dia juga mempunyainya. Dan hal itu tidak terlalu membuat Ajoong berpusing-pusing untuk memikirkannya. Tapi ada yang aneh dari In Ah ia tampak lebih antusias dibandingkan Ajoong ketika mendapatkan nomor Hyunseong oppa.
            Ajoong sering mengirim pesan singkat kepada Hyunseong oppa hanya saja ia jarang membalasnya mungkin karena ia terlalu sibuk dengan persiapan pertandingan basketnya di akhir smester nanti.
            Shim Hyun Seong, adalah kakak senior Ajoong yang ahli di dalam bermain basket. Dengan tinggi 175, berkulit putih dan wajahnya yang oriental membuat Ajoong sulit untuk move on dari Hyunseong oppa.
            Ajoong tak pernah ambil pusing saat banyak teman-temannya yang lain bilang jika In Ah telah menusuknya dari belakang, karena teman-teman Ajoong yang lain sering melihat In Ah jalan bareng Hyunseong oppa.
Ajoong lebih percaya kepada In Ah. Karena baginya 3 tahun bersahabat bukanlah waktu yang cukup singkat untuk menjudge sahabat sendiri atas salah yang tak pernah ada buktinya. Jadi Ajoong hanya meganggap apa yang teman-temannya katakan itu sebagai angin lalu.
Ajoong, hanya ingin ia melihat bukti didepan matanya. Maka barulah ia akan mempercayai semua yang teman-temannya katakan tentang In Ah.
Tuan Jo dan Jo, ya aku kenal mereka.
            Youngmin dan Kwangmin memang kembar. Namun satu yang Ayoong tahu pasti seperti Sooyoong dan Shinyoong yang memang jarang sekali bisa akur, ia rasa Youngmin dan Kwangmin pun juga begitu. Youngmin dapat di gambarkan sebagai sosok yang lebih dewasa, serius, pengertian dan yang sangat jelas terlihat dia lebih dewasa dibandingkan dengan Kwangmin yang sifatnya masih nampak kekanak-kanakan sekali dan lebih suka bermain-main dibandingkan berserius ria dalam menanggapi sesuatu hal.
            Mereka memang tak sama, hanya rupa dan beberapa dari sifat meraka saja yang sama. Seperti sikap cuek dan dinginnya saja yang tampak sama persis. Tak banyak yang Ayoong ketahui tantang seberapa dekat Youngmin dan Kwangmin meskipun kini Ayoong suda jelas sangat dekat dengan Kwangmin. Terhitung saat ini sudah kurang lebih 1 tahun hubungan Ayoong dan Kwangmin berjalan, dan Youngmin masih belum mangetahui masalah tentang hubungan tersebut.
            Youngmin 7 menit lebih tua dari Kwangmin. Hal ini pula yang mengharuskan Youngmin selalu berusaha tampak sempurna di hadapan Kwangmin. Dan harus rela membagi hal-hal yang ia miliki kepada Kwangmin, meskipun hal tesebutlah yang tak jarang membuat  Youngmin  harus rela mengorbankan perasaannya demi sang adik.
Youngmin  nampak lebih tertutup dibandingkan Kwangmin. Benar saja apalagi masalah kisah cintanya Youngmin malah lebih tertutup lagi, hal ini terjadi karena Youngmin merasa trauma karena kencannya yang gagal dengan seorang gadis ketika ia masih duduk di bangku SMP. Ini tidak sama halnya dengan Kwangmin yang seminggu terakhir ini sedang sibuk mempersiapkan kencan dengan seorang peremuan yang masih ia rahasiakan dari Youngmin.
Kwangmin meminta beberapa pendapat Youngmin, ia harus melakukan apa ketika sedang pergi berkencan dengan gadis tersebut. Dan Youngmin hanya memberikan pendapat agar Kwangmin memberikan sesuatu benda agar kencan itu tampak lebih berkesan bagi gadis tersebut, tanpa rasa penasaran sedikit pun tentang siapa gadis yang akan berkencan dengan Kwangmin malam itu.
Youngmin dan Kwangmin memang sering hangout bersama dan juga tak jarang mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah bersama. Youngmin dan Kwangmin sekarang memang satu sekolah hanya saja mereka tidak pernah sekelas.
 Youngmin mengenal Ayoong 15 menit labih awal dinbandingkan Kwangmin, dan ini sudah cukup bagi Youngmin untuk dapat menyukai Ayoong lebih dahulu di banding Kwangmin. Namun semua itu tidak cukup mendukung Youngmin untuk bisa mendapatkan  Ayoong, karena Youngmin dan Ayoong hanya satu ekskul saja tetapi tidak satu kelas yang itu berarti mereka hanya dapat bertemu 3 kali dalam seminggu.
Melody-melody dikelas seni.
Ekskul seni musik, ya inilah ekskul yang mempertemukan Ayoong dan Youngmin. Youngmin sangat berbakat dalam bidang musik. Sedangkan Ayoong menyukai musik dan mempunyai sedikit bakat dalam memainkan alat musik, hanya saja rasa ingin tahu Ayoong lah yang mendorong ia  untuk masuk kedalam ekskul tersebut.
Selasa, saatnya ekskul. Ayoong segera menuju kelas tempat diamana ekskul seni musik berada. Didalam kelas sudah nampak Youngmin sudah siap berlatih bermain beberapa alat musik yang ia kuasai, seperti gitar. Dua jam terakhir inilah Ayoong dan Youngmin memulai kedekatannya. Youngmin yang lebih dahulu datang menyapa Ayoong yang baru mau masuk kedalam ruang kelas.
Sambil melambai-lambaikan tangannya Youngmin mengatakan hai, pada Ayoong. “haii, kau baru datang”
Sambil tersenyum aku pun menyapa balik Youngmin. “haii juga, iyaa aku tadi habis menemani gyuri ke kantin sebentar. Apakah kau sendirian??” Ayoong bertanya balik pada Youngmin
“iyaa”, jawab Youngmin singkat dengan diakhiri sebuah senyuman manis di bibirnya.
Ayoong membalas senyum  yang tak kalah manisnya, dan begitulah cara mereka memulai jam ekskul siang itu.
Dua jam bukan waktu yang lama untuk Youngmin tetap mengarahkan kedua matanya pada Ayoong. Entah apa yang membuat Youngmin sangat tertarik pada Ayoong. Hanya saja Youngmin terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ayoong, karena ia tak punya cukup nyali untuk menatap secara langsung mata Ayoong.
Sebelum waktunya pulang Youngmin kembali menyapa Ayoong dan menawarkannya untuk pulang bersama.
“hey”, sambil menepuk pundak Ayoong dari belakang Youngmin mulai menawarkan Ayoong untuk pulang bersama. “apakah kau akan langsung pulang kerumah” tanya Youngmin.
Ayoong pun menjawab “iyaa, ada apa”.
“apakah kau mau pulang bersamaku” tanya Youngmin.
Ayoong terlihat agak sedikit bingung, lalu ia menjawab dengan nada meyakinkan. “iyaa, boleh.” Apakah kau tidak pulang bersama Kwangmin” tanya Ayoong berharap.
Youngmin menaikkan alisnya sebelah, dan memikirkan pertanyaan Ayoong kemudian mengabaikanya begitu saja dan berkata. “tidak”, kemudian diam sejenak. “dia sudah pulang duluan dari tadi”. Lanjut Youngmin.
“ohw”, jawab Ayoong singkat. Kemudian mereka berdua segera berlalu meninggalkan kelas seni. Saat itu 5 telah menit berlalu meninggalkan pukul 16.00 tepat.
Dijalan, obrolan ringan kembali mewarnai kebeersamaan Youngmin dan Ayoong ketika mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Ayoong. Youngmin sengaja memilih jalan yang cukup jauh agar ia bisa lebih lama berbibcang-bincang dengan Ayoong. Namun Ayoong tak merasa keberatan dengan hal itu, toh hanya berbincang-bincang tidak akan membuatnya berpindah hati ke Youngmin.
Setelah sekitar 15 menit perjalanan mereka pun tiba di depan rumah Ayoong. Basa-basi pun terjadi.
“Youngmin, apakah kau mau mampir sebentar dan masuk untuk minum teh”. Tawar Ayoong pada Youngmin.
Sebenarnya Youngmin ingin sekali, hanya saja ia tidak ingin terburu-buru toh besok-besok ia juga masih punya rencana mengajak Ayoong pulang bersama bahkan makan malan bersama.
Jadi Youngmin hanya tersenyum dan mengatakan, “tidak lain kali saja sekarang sudah terlalu sore dan kau pun terlihat capek sekali, jadi sebaiknya aku langsung pulang saja”. Tegas Youngmin dan segera mengucapkan “Selamat tinggal” sambil melambaikan tangannya kearah Ayoong.
            Ayoong pun membalas lambaian  tangan Youngmin dan tak lupa menyertakan senyuman ringan sambil berkata. “ya, selamat tinggal juga. Jangan lupa berhati-hatilah dijalan” Ayoong benar-benar berharap Youngmin selamat dijalan.
            Dijalan sekitar 200 meter berlalu dari pekarangan halaman rumah Ayoong, Youngmin kembali memikirkan tawaran Ayoong yang ia tolak barusan. Sebenarnaya dalam hati Youngmin sangat ingin bisa berbincang-bincang lebih lama lagi dengan Ayoong hanya saja itu terlalu cepat baginya.
Makan malam, bukankah itu suatu hal yang wajar.
            Youngmin mulai memikirkan rencana untuk mengajak Ayoong makan malam bersama. Kali ini Youngmin bingung dan kehabisan ide hingga akhirnya ia menannyakan pendapat Kwangmin.
            “kwang, apakah kau bisa membantuku”. Tanya Youngmin pada Kwangmin dengan nada berharap.
            “ah, bantuan apa hyeong?? Semoga saja aku bisa membantumu”. Jawab Kwangmin polos.
            Baru kali ini Youngmin kembali berani menannyakan pendapat Kwangmin tentang masalah kisah cintanya atupun gadis yang ia sukai meskipun siapa atahupun identitas gadis itu masih dirahasiakannya.
            “aku ingin kau memberiku ide benda apa yang sebaiknya aku berikan pada seorang gadis, karena sabtu malam nanti aku ingin pergi makan malan bersama gadis yang aku sukai”, ungkap Youngmin.
            Kwangmin diam sejenak dan memikirkan benda yang bagus untuk seorang gadis SMA. “hmm bagaimana jika sebuah boneka, kurasa seorang gadis sangat menyukai boneka”. Tukas Kwangmin.
            Youngmin tersenyum kecil, “kurasa boneka bukan hal yang buruk untuk hadiah makan malam”.
            Ini bukan pertama kalinya Youngmin makan malam bersama seorang gadis yang ia sukai, dan ia sangat berharap makan malam ini berjalan baik tidak seperti makan malamnya yang terdahulu.
Youngmin kembali mengingat saat pertama ia pergi makan malam dengan seorang gadis yang ia sukai. Saat itu Youngmin masih di kelas 3 SMP dan ia tahu pasti makan malam bukan suatu yang aneh bagi anak SMP. Youngmin mengenal gadis itu dengan baik. Gadis itu bernama Go Yoo Ra. Youngmin sangat menyukainya karena gadis itu adalah orang yang periang dan ramah.
Mengajak yoora untuk makan malam bersama bukanlah suatu hal yang mudah. Namun Youngmin tetap berusaha mencoba melakukannya. Hingga pada akhirnya yoora pun mau makan malam bersama Youngmin. Mereka berdua memutuskan untuk makan malam di sebuah cafe korea yang cukup terkenal, jang jang cafe.
Di cafe. Youngmin menunggu yoora datang dengan setangkai mawar yang ia bawa dan diletakkan di meja, ia masih tampak gelisah menunggu kedatangan yoora. Setengah jam berlalu sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 dan yoora pun masih belum juga datang. Youngmin menganggap ini sebuah hal yang wajar karena mungkin seorang gadis memang butuh berdandan yang lama jika ia ingin bekencan dengan seorang laki-laki.
Tak lama handphone Youngmin pun berbunyi, ternyata itu sebuah panggilan dari yoora. Sesegera mungkin Youngmin mengangkatnya.
“halo, yoora kau dimana”. Tanya Youngmin penasaran.
“maafkan aku, apakah kau sudah menunggu lama. Tapi aku tidak bisa pergi aku harus menemani ibuku pergi ke tempat bibiku, apakah kau tidak keberatan”. Yoora memberikan alasan yang tak masuk akal.
Youngmin terdiam sejenak dan hanya bisa berkata, “ya”. Dengan nada terpaksa.
Tak lama kemudian panggilan tersebut langsung terputus dan Youngmin hanya bisa terdiam sambil menatap setangkai mawar yang sudah tampak mulai layu di meja cafe. Kecewa, sedih, kesal semuannya bercampur menjadi satu dan Youngmin segera pergi meninggalkan cafe tersebut dengan menggenggam  dengan sangat kuat mawar yang ia bawa hingga mawar tersebut lusuh dan remuk.
Dalam perjalanan kembali kerumah, Youngmin yang masih merasa kecewa tak sengaja berpapasan dengan sebuah mobil yang didalamnya nampak sesosok gadis yang ia kenal sedang bersama laki-laki. Dan benar saja gadis itu adalah gadis yang sedari tadi ia tunggu dialah Go Yoo Ra.
Kenyataan tersebut semakin membuat Youngmin terpukul dan sejak saat itu Youngmin menjadi sosok laki-laki yang sangat tertutup apalagi saat di tanya masalah kisah cintannya.
Youngmin sangat anti dengan seorang gadis sejak kejadian itu. Ia selalu menghindari gadis-gadis yang ingin mendekatinya karena ia sangat tidak ingin hal tersebut terulang untuk kedua, ketiga bahkan untuk kesekian kalinya. Inilah alasan kenapa Youngmin sangat berhati-hati ketika merencanakan untuk makan malam bersama Ayoong.
Apakah ayam memiliki ciri khas, manyun.
Keesokan harinya pada saat ekskul hari kamis Youngmin memberanikan diri mengutarakan niatnya untuk mengajak Ayoong makan malam bersama dengan alasan sebagai permintaan maaf, karena ia tidak bisa mampir kermah Ayoong kemarin selasa saat mereka pulang bersama.
Dikelas seni Ayoong tampak sedang duduk menatap gitar yang tergeletak dilantai sambil menarik-narik bibir bagian bawahnya yang nampak mulai membiru karena saat ini di seoul sedang musim dingin dan benar saja suhu ruangpun menjadi sangat rendah. Lalu Youngmin datang tiba-tiba dan segera mengacaukan konsentrasi Ayoong yang sedang melamun sambil manyun itu.
“heiiiiiii......, melamun mulu kerjaannya” seru Youngmin mengagetkan Ayoong dengan segera.
Ayoong yang sebenarnya tidak latah namun entah mengapa saat itu tiba-tiba saking kagetnya mengeluarkan kata-kata yang aneh secara spontan.
“ehh.. ayaam”. Kata itu tak sengaja keluar dari mulut Ayoong.
Kata-kata tersebut sontak membuat Youngmin tertawa terbahak-bahak karana ia merasa apa yang Ayoong katakan itu lucu. “bhaaahaaahaaa” Youngmin tertawa dengan lepasnnya.
Ayoong yang merasa malu pun segera menutup muka denagn kedua tangannya. Youngmin masih tertawa kecil dan mulai mengoda Ayoong dengan panggilan ayam.
“heeiii, ayam manyuuun” goda Youngmin pada Ayoong yang masih saja menutup mukanya karena malu.
“apaan sih”, Ayoong sesekali membuka mukanya dan kembali menutupnya saat Youngmin mulai mengodannya dengan pangilaan ayam.
 “ayaaaamm, ayaaaamm, ayaaammm manyuun” Youngmin masih saja menggoda Ayoong dengan panggilan ayaaam manyun.
Bibir manyun kedepan dengan kedua jari telunjuk ditempelkan di pipi kanan dan kiri. Begitulah gaya khas Ayoong, yang entaah dari mana ide itu datang sehingga ia bisa menciptakannya. Ketika Youngmin kembali menggodanya dengan paggilan ayam gaya khas itulah yang ditunjukkan Ayoong pada Youngmin dan hal ini semakin membuat Youngmin merasa geli dan kembali tertawa.
Suasana tiba-tiba hening sesaat, Youngmin berhanti tertawa sedangkan Ayoong masih saja manyun dengan gaya khasnya. Suara gelak tawa kembali terdengar, Youngmin tak dapat berhenti tertawa ketika melihat gaya manyunnya si ayam.
Sekali lagi suasana hening kembali terasa dan yang tertinggal hanya tawa kecil Youngmin dan kali ini terasa sangat serius. Keduannya terdiam sejenak. Youngmin mulai membuka mulutnya dan sekarang saatnya.
Youngmin memulai membuka topik pembicaraan baru. “Ayoong ssi” panggil Youngmin pada Ayoong.
“haahh..” muka Ayoong bingung dan nampak muka yang aneh.
“maukah kau pergi makan malam bersamaku sabtu malam nanti”, Youngmin mengutarakan semuannya.
“makan malam”, kata Ayoong
“iya makan malam, anggap saja ini sebagi permintaan maaf karena aku tidak bisa mampir kerumahmu selasa sore kemarin. Bagaimana bisakah” Youngmin mulai berharap.
Ayoong mulai ragu, ia takut Youngmin akan salah mengartikan kedekatan mereka berdua. Namun Ayoong segera membuang jauh-jauh pikiran tersebut dan kembali mempertimbangkan tawaran Youngmin.
“hmm, ya boleh. Namun lain kali kau harus bisa mampir kerumahku dan untuk kali ini kau ku maafkan”. Jawab Ayoong.
 Senyum manis yang lebar mulai mengembang dibibir Youngmin. Jika saja pelangi tampak tak seperti senyuman yang terbalik, mungkin seperti itulah tampak senyuman yang dibentuk oleh bibir Youngmin saat itu.
Ayam manyun pun sekarang tersenyum dan kehilangan ciri khasnya, tak ketinggalan cekungan kecil di ujung bibir bagian kiri Ayoong ikut menampakkan wujudnya dan itu menambah manisnnya senyuman si ayam manyun. Namun Youngmin menyukai itu. Semuanya berjalan dengan baik. Seperti yang Youngmin harapkan, “semoga moodnya akan tetap baik hingga makan malalm nanti”  Youngmin berharap dalam hati.
Apakah dia sebuah rahasia, bagiku.
            Sabtu sore dirumah Youngmin dan Kwangmin. Youngmin sudah sibuk memprsiapkan pakaian yang akan ia pakai ketika pergi makan malam nanti. Boneka yang ia akan berikan kepada gadis spesial, boneka ayam menjadi pilihan Youngmin hanya saja ayam yang ini tesenyum dan tidak berciri khas.
            Kwangmin pun ikut sibuk melihat Youngmin yang terlihat tak sabar untuk makan malam bersama gadis tersbut. Sesekali Kwangmin menggoda Youngmin agar mengatakan siapa gadis yang akan pergi makan malam bersamannya.
            “Kau tampak tampan sekali sore ini hyeong, dengan siapakah kau akan pergi apakah aku mengenal gadis spesial itu”. Goda Kwangmin pada Youngmin yang masih sibuk mempersiapkan segala hal yang akan ia bawa.
            Mata Youngmin sesaat terpaku pada muka Kwangmin yang imut, dan pandangan sinis pun meluncur. “berhenti kwang, jangan menggodaku terus. Jika sudah waktunya maka kau akan tahu dengan sendirinya”. Tegas Youngmin, dengan mata melotot namun diakhiri dengan sedikit senyuman yang menggambarkan betapa baiknya keadaan hati Youngmin saat itu.
            Kwangmin terdiam dan hanya menatap hyeongnya dengan sebuah senyuman kecil. Dia memang masih penasaran akan siapa gadis yang begitu hebat dapat membuat hyeongnya kembali tersenyum seperti ini. Namun seperti yang hyeongnya bilang tadi jika waktunya maka Kwangmin akan tahu denagn sendirinya.
Di cafe daum, pukul 20.00.
            Youngmin datang lebih awal karena ia tidak ingin terlambat untk bertemu dengan gadis yang spesial baginya. Tak ketinggalan boneka ayam yang sudah dipersiapkan diletakkan tepat di belakang kursi Youngmin karena itu akan di jadikan hadiah kejutan bagi Ayoong.
            5 menit berlalu, Ayoong pun datang dengan  muka yang nampak menunjukkan rasa bersalah. “apakah kau sudah lama menungguku, maafkan aku aku terjebak macet selama 5 menit dijalan”. Ayoong kelihatan sangat menyesal.
            Youngmin hanya melempar sebuah senyum ringan pada Ayoong dan berkata, “aku juga baru saja tiba. Jadi kau jangan meminta maaf karena kau tidak bersalah padaku”. Hibur Youngmin.
            Sebuah lengkungan kecil dibentuk oleh bibir Ayoong. Tak ketinggalan sebuah cekungan kecil di ujung bibir bagian kiri dipipinya kembali sangat ingin menampakkan wujudnya yang dapat menambah manis senyuman Ayoong saat itu.
            Ayoong yang mengenakan mantel berwarna abu-abu dengan rok pendek selutut diikuti dengan kaos kaki dengan pita dibagian atasnnya yang berwarna senada, serta shal tebal yang melingkar di lehernya dan rambut yang diurai Ayoong tampak sangat cantik malam itu.
Tidak ada janji antara Ayoong dan Youngmin masalah danadanan mereka malam itu, hanya saja mereka memakai pakaian yang berwarna senada. Youngmin mengenakan baju rajutan yang berlengan panjang, shal tebal di lehernya serta jeans yang berwarna senada dengan pakaian yang dipakai Ayoong.
Perputaran musim lah yang membuat orang-orang di korea mengenakan pakaian yang serba tebal dan hangat saat itu. Makan malam Youngmin dan Ayoong ini terjadi 1 bulan lebih awal dibandingkan kencan yang dilakukan Kwangmin bersama Ayoong, terbukti dari pakaian yang mereka kenakan saat masing-masing kencan ini terjadi. Youngmin jauh lebih dahulu menyukai Ayoong dibanding Kwangmin.
            “kau tampak sangat cantik malam ini”. Puji Youngmin kepada Ayoong.
            “terima kasih, kau juga nampak sangat tampan malam ini”. Ayoong balas memuji Youngmin.
            Setelah puji memuji selesai Ayoong dan Youngmin pun memesan makanan dan mulai acara makan malam mereka. Setelah selesai makan malam Youngmin pun mengajak Ayoong berkeliling-keliling cafe sebentar. Ketika tepat di sekitar taman cafe tersebut Youngmin memberikan kejutan yang sudah ia persiapkan sedari tadi. Ya benar boneka ayam.
Youngmin  meminta Ayoong menutup matanya untuk beberapa saat, karana ia ingin menberikan sebuah kejutan pada Ayoong. Setelah Ayoong menutup kedua matannya, Youngmin pun mengeluarkan boneka ayam yang ia beri nama ppiyakki tepat di depan muka Ayoong. Setelah menghitung satu, dua, tiga maka Ayoong pun boleh membuka matanya.
Ayoong merasa senang karena mendapatkan boneka, ayam lagi dan nama yang diberiakan juga tak kalah lucu sehingga dapat membuat Ayoong tersenyum-senyum sendiri melihat hadiah kejutan yang ia dapat dari Youngmin.
“Apakah kau menyukainya”. Tanya Youngmin penasaran.
“apakah kau mengejekku, young”. Jawab Ayoong dengan nada yang agak sinis.
“maafkan aku, sekali lagi maafkan aku. Aku tak bermaksud begitu”. Youngmin terlihat sangat menyesal sambil membungkukkan badannya ia kembali melontarkan kata-kata maaf.
Tak lama suasana tegang berubah menjadi ramai, karena sebuah tawa kecil Ayoong yang tak dapat tertahan ketika melihat muka bersalah Youngmin yang sangat lucu. Ternyata sedari tadi Ayoong hanya sedang balas mengerjai Youngmin yang kamis kemarin menggodanya dengan panggilan ayam manyun.
Youngmin langsung berdiri dengan tegak menatap Ayoong dan menarik kedua pipi ayoong lalu nenggoyang-goyangnnya sambil berkata, “dasar kau ayam manyun, berani-beraninya kau mengerjai aku”. Dengan sedikit cekikikan, karena muka Ayoong tampak lebih lucu saat itu dibandingkan saat ia melakukan ciri khasnya.
Ayoong terdiam sejenak dan mencoba melepaskan tangan Youngmin dari paipinya. Setelah berhasil melepaskannya Ayoong kembali tertawa dan kali ini malah lebih keras dari pada yang awalnya. Youngmin hanya terpaku malihat Ayoong yang sedang asyik menertawainya. Kemudian Youngmin mulai kembali mengoda Ayoong dengan memanyunkan mulutnya dan kemudian meletakkan kedua jari telunjuknya dipipi bagian kiri dan kanan seperti gaya khas ayam manyunnya Ayoong.
Kali ini Ayoong benar-benar terdiam dan tak berkata sepatah kata pun. Dan begitulah cara Youngmin dan Ayoong membuat suasana makan malam bersama mereka terasa lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Jika saja dapat digambarkan maka suasana hati Youngmin saat itu mungkin lebih berwarna-warni dari pada lampu rambu-rambu lalu lintas di jalan.
Agenda wajib Ajoong dan Ayoong
Minggu, merupakan hari yang sangat disukai Ayoong dibandingkan  enam hari lainnya dalam seminggu. Ayoong dan Ajoong sangat menyukai har-hari libur, apapun itu. Hari ini Ayoong tak sekolah dan itu berarti ia bisa bercerita pada Ajoong tentang apa yang di alaminya beberapa minggu terakhir ini.
Pukul 07.30, dijamin Ajoong pasti masih sibuk memeluk bantal gulingnya di kamar. Dan benar saja Ajoong memang masih tidur dengan sangat nyenyak. Dari depan pintu kamar Ajoong, Ayoong berlari dengan sangat kencang dan segera membantingkan tubuhnya di atas tempat tidur Ajoong agar ia bisa segera bangun dan segera mendengarkan ceritanya. Saat itu musim semi itu artinya bunga-bunga bermekaran dimana-mana. Namun Ajoong tak memperdulikan hal tersebut, karena baginnya bermalas-malasan dirumah lebih mengsyikkan dari pada megamati setiap bunga yang sedang beermekaran di taman.
Ajoong yang merasa terusik pun bangun dari tidurnya dan mencari sumber masalah yang sudah membuatnya menjadi bangun sepagi ini dihaari libur seperti ini. “Ayoonggg...” teriak Ajoong dengan nada yang tinggi. Segera tatapan sinis meluncur kearah Ayoong yang sedang berguling-guling di tempat tidur Ajoong.
Ayoong pun segera bangkit dari tempat tidur melempar senyum cengingisan kepada Ajoong yang terlihat masih mengantuk. “hihi..hihi..., mian!!” setelah berkata maaf Ayoong segera berlari keluar kamar dan segera menuju meja makan. Dibelakang tampak Ajoong sedang mengejar Ayoong dengan membawa senjatanya berupa bantal guling, yang siap mendaratkan pukulan kearah Ayoong.
Nyaris saja sebuah pukulan mendarat ditubuh Ayoong, ketika kekek mulai menyuruh kedua cucunya yang masih nampak seperti kekanakan meskipun sekarang keduannya sudah kelas 2 SMA. Pertempuran sengit antara Ajoong dan Ayoong ditunda untuk beberapa saat sampai pengisian bahan bakar selesai dilakukan.
Selesai makan Ayoong segera menyeret Ajoong ke kamarnya dengan secepat kilat. Hal ini dilakukan karena dua alasan. Serta didukung oleh alasan-alasan lainnya, yang dalam hal ini tidak perlu untuk disebutkan satu persatu:
Ø     Alasan pertama adalah Ayoong melakukan hal ini guna menghindari pertempuran sengit yang sempat tertunda beberapa saat, antara Ayoong dan Ajoong kembali berlanjut sehingga sebuah pukulan dari si guling super terpaksa mendarat di punggung Ayoong.
Ø     Dan alasan kedua  adalah Ayoong berusaha sebisa mungkin untuk meminimalisir terjadinnya kesalahan fatal. Yaitu membiarkan Ajoong menuju kamarnya dan kembali melanjutkan misinya mengejar mimpi atau dalam bahasa lain berlibur di pulau kapuk yang empuk dan membiarkan Ayoong sendirian meniknati waktu senggang yang jarang sekali Ayoong dapatkan belakangan ini.
Setelah berhasil menyeret Ajoong ke kamarnya Ayoong mulai menceritakan tentang apa yang ia alami beberapa bula terakhir ini. Sudah lama sekali Ayoong dan Ajoong tidak bernabgi cerita berdua seperti ini. Sekarang saatnya bagi Ajoong dan Ayoong bersaharing ria.
Ayoong memulai ceritanya. Ayoong bercerita kalau beberapa bulan terakhir ini sudah berkencan dengan dua laki-laki bermarga Jo. Hanya itu saja. Ayoong tak menceritakan semuannya karena sesuatu dan lain hal maka Ayoong tidak menceritakan apa yang ia alami. Dan karena Ayoong juga bukan tipe orang yang mudah terbuka dengan masalah kisah cintanya.
Sekarang gantian Ajoong yang bercerita. Di sekolah Ajoong menyukai kakak kelasnya yang bernama Shim Hyun Seong. Panjang lebar Ajoong bercerita, namun Ayoong tetap nampak antusias mendengarkannya.
Setelah selesai bersharing ria Ajoong dan Ayoong memutuskan untuk pergi hang out ke mall untuk sekedar makan siang ataupun nonton film di bioskop bersama.
Chocolate couple
Layaknya remaja kebanyakan, Ayoong dan Kwangmin pun sering pergi keluar untuk makan atau hanya sekedar jalan dan nonton bioskop. Hari ini tepat satu tahun Ayoong dan Kwangmin menjalin hubungan. Tak ada yang spesial dihari itu. Hanya saja di acara makan malam bersama mereka kali ini tampak sebuah lilin kecil di atas meja dan di genggaman tangan Kwangmin nampak sebuah coklat yang sedang ia pegang.
Tak lama kemudian Ayoong pun tiba. Tak seperti makan malam biasannya, kali ini Ayoong tak tepat waktu. Perasaan bersalah meliputi hati Ayoong, karena Kwangmin terlihat sudah sangat menunggunnya. Hal tersebut mulai memecah konsentrasi Ayoong sampai-sampai ia lupa jika hari ini 1st Anniversary-nya bersama Kwangmin.
Dengan wajah yang nampak merasa bersalah Ayoong menundukkan kepalannya dan meminta maaf pada Kwangmin. “maafkan aku”.
Pada saat Ayoong meminta maaf dengan penuh penyesalan seperti itu rasannya ingin sekali Kwangmin berkata tidak apa-apa dan segera memeluknya. Namun rasa bersalah dan menyesal Ayoong kini memunculkan suatu ide di otak Kwangmin yang akan ia jadikan sebagai hadiah 1st Anniversary mereka.
“maaf, apakah hanya itu saja kata yang bisa kau ucapkan untuk 15 menit yang sia-sia”. Kwangmin sedikit berbohong, ini ia lakukan untuk membuat Ayoong semakin merasa bersalah.
Ayoong bingung, Kwangmin tak bisannya seperti ini. “ah..”. hanya kata itu yang keluar dari mulut Ayoong.
Kwangmin menatap Ayoong dengan tatapan yang begitu aneh dan segera memalingkan mukannya ke sisi sebelah kirinya, karena ia tak sanggup menatap mata Ayoong mulai berkaca-kaca.
Sekali lagi Ayoong mengulangi perkataannya, dan kali ini disertai dengan tetesan air mata. “maaf, maafkan aku Kwang”. Dengan sebutir air mata yang tiba-tiba jatuh ke lantai.
Kwangmin terdiam dan membiarkan Ayoong meyesali apa yang telah ia lakukan pada Kwangmin.
Kwangmin dan Ayoong tak pernah memiliki panggilan spesial. Namun Ayoong dan Kwangmin menyukai hal yang sama yaitu coklat. Dan kebetulan kali ini Kwangmin mempunyai sebatang coklat yang mungkin ini akan jadi hadiah permintaan maaf Kwangmin karena telah mengerjai Ayoong nanti.
Ayoong meraih kedua tangan Kwangmin. Dan kembali mengucapkan kata maaf, maaf dan maaf. “Kwang maafkan aku, maafkan aku, maaf”.
Kali ini kwangmin mulai benar-benar tak sanggup membiarkan Ayoong terus merasa bersalah dengan keterlambatannya tersebut. Kwangmin mulai memikirkan sebuah panggilan lucu untuk menggoda Ayoong. Dipikiran Kwangmin terlintas sebuah panggilan yaitu “ayam manyun”.
Kwangmin tak benar-benar menciptakan panggilan tersebut. Ia ingat ketika Ayoong pernah bercerita bahwa seseorang pernah memanggilnya  menggunakan panggilan “ayam manyun”. Alasannya yaitu karena Ayoong pernah mengucapkan kata ayam secara spontan dengan nada yang lucu sekali, serta Ayoong sangat suka memanyunkan bibirnnya dan meletakkan kedua jari telunjukknya di masing-masing pipi kiri dan kanannya. Dan hal yang seperti ini sudah menjadi ciri khas si ayam manyun.
“maafkan aku Kwang”. Kata itu kembali terlontar dri mulut Ayoong.
Kwangmin masih tetap memagang tangan Ayoong dan kemudian memeluknnya sambil berkata. “iyaaa, ayam manyunku”. Di ikuti dengan tawa kecil.
Ayoong terperangah, namun rasa lega kini menghampirinnya meskipun ia juga sedikit benci jika panggilan ayam manyun itu di tujukkan padannya.
Kwangmin melepasakan pelukannya, sambil tetap memegangi kedua bahu Ayoong ia kembali menatap Ayoong dan kembali menggoda Ayoong dengan panggilan ayam manyun namun kali ini nampak serius. “heii ayam manyun apakah kau melupakan sesuatu hari ini” tanya Kwangmin.
“ahh, apa” Ayoong mulai memikirkan hal apa yang sedang dimaksud Kwangmin tanpa menghiraukan panggilan ayam manyun yang ditujikkan padannya.
“hari apakah ini”. Tanya Kwangmin sedikit memancing ingatan ayam manyunnya itu.
“minggu”. Jawab Ayoong singkat.
“apakah tak sedikitpun kau ingat apa yang terjadi setahun yang lalu, ayam manyunku”. Kwangmin kembali memberi suatu gambaran hal yang sedang dimaksudkannya itu sambil menggosok-gosokkan tangannya pada rambut bagian atas kepala si ayam manyunnya itu.
Ayoong mulai ingat dan ahh ia segera memeluk Kwangmin dan berkata maaf untuk yang kesekian kalinya. “ahhh, iyaaa aku ingat sekarang Kwang”. Sambil menghapus air mata yang sedari tadi mengalir dari kedua matannya. “Maafkan aku”. Dengan sebuah senyuman.
Kwangmin melepaskan pelukannya dan segera mencubit kedua pipi Ayoong  lalu menarik-nariknnya kekiri dan kekanan sehinnga wajah Ayoong bergoyang-goyang. Saat  seperti ini membuat Ayoong semakin mirip dengan boneka ayam kecil yang lucu. Pipi Ayoong sebenarnnya tak nampak seperti bakpao yang wajib untuk dicubit. Hanya saja wajah Ayoong yang begitu imut membuat orang-orang termasuk Kwangmin gemas melihatnnya dan perlu untuk mencubit pipi Ayoong. Sembari berkata, “apakah kau sudah benar-benar ingat ayam manyunku”.
Ayoong berusah melepaskan tangan Kwangmin dari kedua pipinnya dan setelah berhasil kini giliran Ayoong yang mencubit pipi Kwangmin. “iyaaa, hari ini adalah 1st Anniversary hubungan kita”. Ayoong masih saja mecubit kedua pipi Kwangmin dengan sedikit menjinjit, saat itu Ayoong barulah menyadari betapa tinggi kekasihnnya itu yang ia panggil dengan sebutan oppa.
Kwangmin pun tersenyum sembari kembali memeluk Ayoong, dan sebuah kecupan hangat pun mendarat puncak kepala Ayoong. Ayoong kembali tersenyum begitupun dengan Kwangmin.
Tak lama kemudian, Kwangmin pun memutar-mutarkan sebuah coklat yang ia bawa itu didepan muka Ayoong dan kembali menggoda Ayoong dengan panggilan ayam manyun.
Ayoong melepaskan dirinnya pelukan Kwangmin dan segera melotot pada Kwangmin. Tak lupa Ayoong pun segera mengambil coklat yang berputar-putar di depan wajahnnya itu. Kwangmin tertawa dan kembali menggoda Ayoong, “apaaaa, ayam manyunku”.
Rasa kesal Ayoong yang meluap-luap kini sedikit berkurang ketitka ia melihat Kwangmin tersenyum dan kini Kwangmin juga sudah menemukan panggilan yang lucu untuk orang yang ia cintai itu.
“tidakk”. Ayoong mengabaikan godaan Kwangmin dan mulai sibuk dengan coklatnnya.
“hey”. Kwangmin merasa jealous pada coklat tersebut. “mana bisa kau lebih mementingkan coklat dari pada aku”. Gerutu Kwangmin.
“sekarang aku sudah ingat jika hari ini adalah 1st Anniversary hubungan kita, jadi apa lagi, oppa!!”. Ayoong kembali sibuk denagn coklatnnya, dan tanpa sadar kata oppa keluar dari mulutnya.
Kwangmin mulai mecari-cari kesempatan. Ketika tiba saatnnya segera ia rebut coklat yang sedang asyik Ayoong makan dan segera berlari ke sisi lain bagian cafe.
“heyyy teriak Ayoong, bukankah itu milikku”. Sambil mengejar Kwangmin.
Kwangmin terus berlari menghindari Ayoong dan sesekali menoleh kebelakang dan berkata. “ayam manyunku, apakah kau lupa kalau kekasihmu ini juga sangat menyukai coklat” tegas Kwangmin.
Ayoong berhenti sesaat dan tertawa. “hahah, iyaaa kekasihku”. Ayoong sangat senang sekali karena kali ini ia telah yakin bahwa Kwangmin kini benar-benar miliknya.
Kwangmin mengahampiri Ayoong dan berkata. “Happy Anniversary ayam manyunku”., Sambil mengembalikan coklat yang sedari tadi menjadi target Ayoong. Kemudian mereka memakan coklat itu bersama dan begitulah cara Kwangmin merayakan 1st Anniversary-nya bersama ayam manyun yang sangat ia cintai itu.
Apakah yang aku lihat ini mimpi.
Dimall ketika Ajoong dan Ayoong sedang berkeliling dan untuk menemukan tempat makan yang cocok, tak sengaja Ajoong melihat In Ah sedang berjalan dengan seorang laki-laki. Seingat Ajoong In Ah tidak mempunyai pacar, lagi pula jika ia punya pacar mana mungkin Ajoong tidak ia beri tahu.
Semakin dekat dan semakin dekat, tampak laki-laki yang bersama In Ah tak asing dimata Ajoong. Benar saja ia adalah Hyunseong oppa, kakak senior yang Ajoong sukai. Tapi ia malah jalan berdua dengan sahabatnya So In Ah.
Ternyata apa yang teman-teman Ajoong katakan itu benar. Ajoong memberanikan diri menyapa In Ah. Seketika itu wajah In Ah langsung bermandikan keringat. Ajoong hanya mengucapkan selamat atas hubungan mereka, dan Hyunseong oppa menanggapinya dengan positif. Setelah selesai mengucapkan selamat Ajoong segera menyeret Ayoong pergi meninggalkan In Ah dan Hyunseong oppa.
Ayoong memang tak tahu apa yang sedang terjadi. Namun dari cerita Ajoong, Ayoong tahu pasti itulah Hyunseong oppa yang sangat Ajoong sukai. Namun Ayoong tak dapat berbuat banyak ian hanya dapt menghibur Ajoong dengan membelikanya sebuah es krim coklat yang sangat Ajoong sukai.
Setelah kejadian tersebut Ajoong berubah menjadi pemurung. Ajoong yang beberapa bulan terakhir ini sangat senang jika mendengar kata basket namun kini ia menjadi sengat benci mendengar kata basket. Ia menjadi sangat tak perduli akan dirinya, keluarganya dan dia mulai jauh dari Ayoong tak seperti dulu lagi.
Semua ini kompleks, haruskah terjadi.
            Dikelas, Kwangmin sedang mengerjakan tugas matemtika seperti biasanya. Ayoong juga nampak disebelahnya ikut mengerjakan tugas yang sama. Sudah hampir satu setengah tahun Ayoong dan Kwangmin menjalani hubungan ini dan kurang lebih satu bulan lagi mereka akan segera mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
            Ayoong masih bingung akan masuk universitas yang mana begitupun dengan Kwangmin. 18 bulan bukan menjadi waktu yang singkat dalam menjalani sebuah hubungan dan Kwangmin sangat ingin hubungan ini dapat bertahan lama.
            Hingga pada suatu saat Kwangmin menanyakan pendapat pada Ayoong  bagaimana jika hubungan mereka di lanjutkan ke jenjang yang lebih serius, seperti bertungan. Ayoong tak keberatan dengan saran Kwangmin karena Ayoong juga sangat berharap hubungan ini berhasil. Karena baginya dihati Kwangmin lah hatinya dapat terpaku dan tak akan terpindah lagi.
Ayoong juga sudah mendapat izin dari kedua orang tuanya serta kakek dan bibi-bibiya untuk bertunangan. Orang tua Kwangmin pun setuju, karena Kwangmin telah banyak bercerita dengan kedua orangtuannya tentang Ayoong dan satu setengah tahun menjalin sebuah hubungan sudah menjadi modal dasar bagi Kwangmin untuk melaksanakan pertunganan ini.
Kwangmin pun berniat mengajak Ayoong untuk makan malam bersama dirumahnya untuk mengenalkannya kepada kelurgannya terutama ayah dan ibu. Dan tak lupa hyeongnnya Youngmin, memang Youngmin dan Ayoong sudah saling mengenal sejak lama. Namun ini akan kembali menjadi pertemuan Youngmin yang pertama kali bersama Ayoong dengan status sebagai calon tunangan Kwangmin. 
Sebelum makan malam berlangsung tak lupa Kwangmin menceritakan kabar bahagia ini pada hyeongnya, Youngmin. Kwangmin memulai pembicaraannya dengan Youngmin.
“hyeong, tahukah kau aku akan segera bertunangan”, goda Kwangmin pada Youngmin yang sedang sibuk dengan gitar kesayngannya.
“benarkah, aku bahagia mendengar berita ini. Dengan siapakah kau akan bertunagnan, apakah dengan gadis yang satu setengah tahun lalu kau ajak berkencan dan kau beri sebuah cincin”.  Kali ini Youngmin nampak sangat-sangat penasaran dan berharap Kwangmin memberi tahunnya siapa gadis spesial tersebut.
“Haahhaa..”, Kwangmin tertawa ringan. “bisa saja tapi biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan mu itu hyeong, karena jika sudah saatnya kau juga pasti akan tahu dengan sendirinya” jelas Kwangmin membalas perkataan hyeongnya ketika ia bertanya tentang hal yang sama pada Youngmin.
Acara makan malam, 20.00.
            Semua keluarga Kwangmin sudah siap di meja makan. Ayah, ibu dan tak ketinggalan Youngmin sang kakak juga sudah siap menantikan seperti apakah rupa gadis yang berhasil memikat hati adiknya. Apakaah gadis itu lebih cantik dari pada gadis yang Youngmin sukai. Youngmin masih nampak sangat penasaran.
            Tak berapa lama kemudian, Kwangmin datang dengan calon tunangannya. Masuklah sesosok gadis yang berjalan tepat dibelakang Kwangmin. Tampaknya wajah tersebut tak asing bagi yougmin, “apakah aku mengenal gadis itu” gumam Youngmin dalam hati.
            Semakin dekat dan semakin mendekat dan Youngmin menetahui pasti gadis itu adalah Tae A Yoong. Rasa terkejut, bercampur tak percaya namun Youngmin sebisa mungkin menyembunyikan perasaannya dan bersikap biasa di depan ayah, ibu, Kwangmin dan Ayoong.
            Tak terasa sudah hampir larut malam. Maka ini saatnya bagi Ayoong pulang. Kwangmin mengatarkan Ayoong pulang kerumah dan setelah selesai ia langsung segera kembali kerumah karena ia tak sabar ingin melihat reaksi hyeongnya apakah ia terkejut jika Ayoong adalah calon tunagnannya.
Sesampainya dirumah, di kamar Youngmin dan Kwangmin.
            “hyeong...” sapa Kwangmin pada hyeongnya
            Youngmin hanya diam dan tampak tak memperdulikan Kwangmin.
            “hyeong, sekarang kau sudah tahu siapa gadis yang aku ajak berkencan dan yang aku berikan cincin kemarin. Sekarag giliranmu siapakah gadis yang kau beri boneka ayam kemarin”. Kwangmin nampak sangat sangat penasaran.
            Youngmin tak merespon sedikit pun, ia hanya diam dan tetap menatap Kwangmin dengan tatapan yang penuh tanda tanya dan bingung.
            “hyeong.. hyeong.. hyeong..”. berkali kali Kwangmin bertanya hal yang sama pad Youngmin.
            Dan responya masih tetap sama, ia hanya diam dan matanya tetap terpaku pada Kwangmin.
            “hyeong...” dengan nada yang tinggi kali ini.
            Bibir Youngmin mulai terbuka dan sepertinya ia mulai kesal dan akan menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh kwngmin.
            “apakah kau begitu penasaran”. Tanya Youngmin balik pada Kwangmin.
            “tentu saja” Kwangmin mengangguk polos
            “dia adalah orang yang sama seperti yang kau pikirkan saat ini” Youngmin tak mampu menyebutkan nama gadis tersebut.
            Kwangmin bingung dan memulai memikirjkan siapa gadis tersebut, “apakah dia gadis yang sama seperti yang aku sukai” Kwangmin mulai mengerti.
            Youngmin bungkam seribu bahasa, dam memalingkan mukanya mengahadap ketembok yang ada tepat dismapingnya.
            “Apakah dia Ayoong hyeong” Kwangmin mulai menaikan nada suaranya. “hyeong apakah benar itu, ayo jawab aku hyeong”. Kwangmin sangat mengarapkan sebuah penjelasan dari Youngmin.
            Youngmin merasa sangat terpukul, namun ia tahu ia harus menyelesaikan ini segera.
            “iya, kau benar” jawab Youngmin singkat.
            Kwangmin terkejut, namun ia juga tahu 16 tahun ia besar bersama hyeongnya sudah membuatnya hafal jika hyoengnya tak banyak berkata seperti itu maka itu artinya ia sedang merasa sangat terpukul ataupun ia sedang memiliki masalah yang sulit.
            Youngmin kembali bicara, “taukah kau kwang, 15 menit lebih awal menganal Ayoong membuatku lebih dahulu menyukainya dibandingkan kau”.
            Kwangmin diam, tak tahu harus berkata apa pada hyeongnnya.
            “mana mungkin bisa, gadis yang aku sukai menjadi adik iparku sendiri”. Kali ini Youngmin mulai terbata-bata dengan tatapan nanar ke arah Kwangmin.
            Kwangmin bingung. Ia mendapatkan pilihan yang sangat sulit. Yaitu bahagia bersama Ayoong diatas kesedihan hyeongnya atau merelakan perasaannya demi melihat hyeongnya yang sudah sangat banyak berkorban demi membuat dirinnya bahagia. Kwangmin tak tahu harus memutuskan pilihannya.
            “kenapa bisa kita menyukai gadis yang sama, kenapa....., kenapa..., kenapa bisa Kwang kenapa??” tanya Youngmin yang mulai meneteskan air mata.
            “Aku mengamati gadis itu sejak ia memulai kelilingan pertamanya pada saat mencari ruangan. Hingga sampai pada kelilingannya yang ke 5. Namun ternyata kau lah laki-laki bermarga Jo pertama yang ia hampiri bukan aku. Hanya saja saat bekenalan aku lebih awal dibandingkan kau”. Jelas Youngmin.    
            Youngmin kembali melontarkan pretannyaan yang ia sangat perlu tahu jawabannya secara langsung dari Kwangmin sendiri. “sejak kapan kau menjalin hubungan dengannya”. Tanya Youngmin.
            “sejak aku mulai sangat sibuk mengerjakan tugas-tugas kelompok matematikaku bersamanya”, jawab Kwangmin dengan tatapan nanar dan  Youngmin tahu itu berawal sejak musim semi tahun lalu tepatnnya satu setengah tahun yang lalu.
            Youngmin terdiam kemudian ia kembali bicara. “tahukah kau, aku bahkan 1 bulan lebuh dahulu mengajak Ayoong berkencan dibandingkan kau. Tapi kanapa harus kau yang mendapatkannya, Kwang”. Youngmin kembali meneteskan air matannya.
            Kwangmin pun ikut meneteskan air mata melihat kesedihan hyeongnya, maka ia memutuskan untuk mengalah dan membiarkan hyeongnya memiliki gadis yang sangat ia cintai. “jika dengan ini aku bisa melihatmu kembali nampak seperti ketika kau hendak mengajak Ayoong berkencan waktu itu, maka aku rela melakukannya untukmu Hyeong”. Sesal Kwangmin dalam hati.
            “hyeong maafkan aku. Selama ini begitu banyak hal yang telah aku rebut darimu. Mulai dari kasih sayang ayah dan ibu yang lebih untukku karena aku adik, semua mainanmu yang aku ambil karena aku sangat ingin memiliki mainan yang lebih banyak darimu dan kali ini gadis yang sangat kau sukai pun bahkan bisa-bisanya aku rebut dari mu”. Kwangmin berhenti sejenak lalu menghapus air matnnya.
Kemudian kembali Kwangmin berkata maaf dan kali ini diikuti dengan air mata yang mengalir di pipinnya. “Maafkan aku hyeong karena selama 16 tahun ini aku selalu memiliki apa yang benar-benar kau harapkan. Aku selalu merebutnnya darimu dan kau selalu merelakannya demi aku. Namun kali ini aku sudah benar-benar keterlaluan padamu. Maka maafkan aku hyeong maafkanlah aku, aku selalu membuat hatimu sakit dan kali ini bahkan lebih dari sekedar sakit. Jadi sekarang biarkan aku dapat merasakan apa yang selama 16 tahun ini selau kau rasakan hyeong” Kwangmin kembali mengusap air matannya yang terus mengalir.
Youngmin hanya diam, dan tak dapat berkata apa-apa mendengar penyesalan Kwangmin. Ia hanya terus mengusap air matnnya yang terus mengalir tanpa henti.
Kwangmin mendekati hyeongnnya dan menghapuskan air matannya lalu membisikkan sesuatu, “hyeong, milikilah Ayoong”. Kata-kata yang dibisikkan Kwangmin itu membuat air mata Youngmin nampak semakin deras mengalir.
Sesegera itu Youngmin langsung memeluk Kwangmin, “maafkan aku juga, kali ini kau harus benar-benar menderita karena aku Kwang”.
Kwangmin tampak tak ingin melepaskan pelukan yang diberikan hyeongnya sambil berkata. “aku hanya bisa membuatmu menderita hyeong, hanya Ayoong lah yang mampu membuatmu bahagia. Jadi milikilah dia”.
Kwangmin kembali menghapus air matannya yang tak henti-henti mengalir dari kedua matanya dan kemudian melanjutkan perkataannya. “Tahukah kau hyeong, seberapa bahagiannya aku saat ku tahu kau begitu bersemangat ketika hendak berkencan dengan seorang gadis yang kau rahasiakan dari aku itu. Maka aku ingin kebahgiaan itu terlihat kembali diwajahmu hyeong. Dan kini dengan Ayoong disisimu ”. Kwangmin sangat berharap.
Rasa penyesalan kini menyelimuti hati Youngmin, sampai hati Youngmin tega membuat adiknnya menangis terisak-isak memintannnya memiliki gadis yang sangat dicintai oleh adiknnya itu. Rasa bersalah yang amat sangat menyesakkan hati kini sangat jelas dirasakan Youngmin ketika ia menatap mata Kwangmin yang dipenuhi dengan ait mata, namun Youngmin tak dapat berbuat apa-apa dia pun kini telah terlanjur sangat mencintai Ayoong.
Biarkan semuannya mengalir.
            Keesokan harinya, Youngmin mengahmpiri Ayoong dan menceritakan semuanya dari awal. “Ayoong ssi, tahu kah kau aku sangat menyukaimu. Bahkan jauh lebih lama dari pada Kwangmin” ungkap Youngmin pada Ayoong.
            Ayoong terkejut dan  tak tahu harus berkata apa, meskipun sebenarnya ia telah mengetahui sejak lama karena mata Youngmin tak pernah bisa berbohong kalau sebenarnya Youngmin menyukai Ayoong.
            Ayoong membuka mulai mulutnya dan berkata, “mana mungkin bisa aku meninggalkan kwanngmin dan pindah ke hatimu. Memang aku lebih dahulu mengenalmu namun aku lebih sering bertemu dengan Kwangmin dan itu membuatku tak bisa meninggalkanya karena aku sudah sangat mencintainya serkarang ini dan kami juga akan segera bertunangan”. Jelas Ayoong.
            Ditengah-tengah perbincangan Ayoong dan Youngmin, Kwangmin pun datang dan berkata, “dia benar Ayoong, hyeong mengenalmu jauh lebih dahulu dari aku. Maka dialah berhak memilikimu. Aku sudah cukup banyak membuat hyeong menderita selama 16 tahun ini maka aku harap kali ini aku dapat membuatnnya kembali tersenyum karena sekarang dia telah memilikimu, Ayoong”. Kwangmin kembali meneteskan air mata.
            “Kwangmin, apakah kau bercanda”. Tanya Ayoong. “ini sungguh-sungguh tidak lucu, kurang dari seminggu lagi kita akan bertunagan apakah kau lupa itu” tegas Ayoong.
            Kwangmin hanya tersenyum. Ayoong yang merasa sedih dan bingung hanya bisa diam kemudian terduduk di lantai karena tiba-tiba seluruh tubuhnnya terasa lemas hingga ia pun tak snaggup lagi berdiri. Sejenak terlintas dibenak Ayoong untuk kuliah diluar negri dan Amerika lah tujuan utama ayoong, denagn alasan tersebut ia bisa menghindari Kwangmin dan Youngmin dan juga agar dapat menenangkan pikirannya dan menyelesaikan semua masalahnya.
Begitupun Youngmin, ia terdiam dan perasaan bersalah yang amat sangat itu kdembali menyesakkan dadannya. Maka ia memutuskan untuk pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah juga untuk menghindari Kwangmin karena ia mersa sangat bersalah terhadap Kwangmin. “Kwangmin sudah cukup banyak menderita belakangaan ini karena aku” gumam Youngmin dalam hati.
Pesawat dengan nomor penerbangan 34, saatnya take off.
            Ayoong dan Youngmin berangkat ke Amerika pada nomer penerbangan yang sama yaitu nomor penerbangan 34 yang menuju Amerika pukul 07.00 pagi. Meskipun Ayoong dan Youngmin tak sama sekali tahu jika mereka memiliki negara pelarian yang sama.
Di sisi lain Kwangmin sedikitpun tak merasa ia melakukan hal yang salah untuk dirinya,  karena ia sangat menyangi hyeongnya dan ia berharap hyeongnya tak harus pergi untuk menghindarinya karena merasa bersalah padanya.
Dirumah nampak Ajoong masih terbaring lemas di tempat tidur. Ajoong terkena gejala tifus. Hal inilah yang mengharuskan Ajoong tidak mengetahui beberapa kejadian yang terjadi belakangan ini. Bahkan ia tahu kalau Ayoong sekarang sudah berada di Amerika karena untuk melanjutkan pendidikannya disana pun karena bibi yang memeberi tahunya.
            Yang Ajoong ketahui Ayoong pergi ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya, bukan karena pergi untuk menenangkan diri ataupun melarikan diri dari pertunangannya yang gagal serta untuk menghindari kwangmin karena ia merasa sangat terpukul atas keputusan sepihak yang diambil Kwangmin.
Ayoong rasa ia tak akan Sanggup untuk bertemu kembali dengan Kwangmin. Meskipun setelah ia kembali dari pelariannya nanti, ia tahu ia tetap tak akan sanggup.
            Youngmin merasa sangat bersalah terhadap Ayoong dan Kwangmin. Youngmin memutuskan pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliahnya dan juga untuk menghindari Ayoong dan Kwangmin dan membiarkan mereka berdua bahagia kembali. Karena keegoisannya itu ia telah membuat orang yang ia sukai dan adiknya menjadi menjadi terluka.
            Sebelum peswat dengan nomor keberangkatan 34 take off Ayoong dan Youngmin kembali tak sengaja bertemu di bandara, meskipun Youngmin juga bingung kenapa bisa ia bertemu Ayoong di bandara. Maka inilah kesempatan bagi Youngmin untuk menyatakan permintaan maafnya yang terakhir kali kepada Ayoong.
            “Tae A Yoong ssi”. Panggil Youngmin kepada Ayoong.
            “hahh, young kanapa kau bisa ada disini. Apa yang sedang kau lakukan”. Tanya Ayoong terkejut.
            Youngmin mulai sedikit menundukkan kepalanya, dan seucap kata keluar dari mulutnya. “Ayoong maafkan aku, karena keegoisanku kau dan Kwangmin menjadi batal bertunangan. Sekali lagi maafkan aku karena telah membuatmu terluka”. Youngmin kembali menyesali perbuatannya, tanpa manghiraukan sedikitpun dari pertannyaan Ayoong.
            Ayoong yang sudah mulai melupakan kejadian sudah terjadi kurang lebih 1 bulan yang lalu kembali teringat akan kejadian tersebut. “semuanya sudah terjadi Young, jadi kau tak perlu merasa bersalah seperti itu”. Ayoong mengalihkan pandangannya.
            Youngmin menarik tangan Ayoong dan kemabali satu kata terucap dari bibirnya, “sekali lagi aku benar-benar minta maaf”. Dengan nada yang mulai terdengar bergetar.
            Ayoong mengangkat kepala Youngmin kemudian menatapnya dengan tatapan yang tak biasa. Setelah itu Ayoong memegang tangan Youngmin dan kembali menyemangatinya.
            “ayolah Young bersemangatlah kembali. Aku tak apa-apa dan kurasa Kwangmin juga tak apa-apa. Karena keputusan ini dia sendiri yang mengambilnya dan aku yakin dia tahu pasti resikonya, namun melihatmu bahagia itu lebih penting baginya dari apapun. Percayalah semuannya akan baik-baik saja”. Ayoong kembali tersenyum memberi Youngmin semangat. 
            Tak lama kemudian terdengar panggilan untuk semua penumpang pesawat dengan penerbangan 34 yang menuju Amerika agar segera menuju ke pesawat kaerna kurang dari 3 menit lagi pesawat akan take off.
            Ayoong melepaskan tangan Youngmin dan berkata “FIGHTING, Maaf aku tak bisa lebih lama lagi disini aku harus pergi” jelas Ayoong pada Youngmin yang saat itu masih tamapk merasa sangat menyesal.
            Namun apa boleh buat Ayoong tak bisa lebih lama lagi berada di sana karena pesawat akan segera take off. “aku pergi Young, maafkan aku, aku harap kau bisa menjaga Kwangmin untukku”. Ayoong berharap.
            Youngmin hanya dapat tersnyum dan berkata, “aku tidak dapat Ayoong”. Namun terlamabat Ayoong telah berlalu dan tak sempat mendengar jawaban Youngmin.
            “jika saja kau tahu Ayoong, aku menyukaimu jauh lebih dahulu dari pada Kwangmin. Kau harus tahu itu”. Gumam Youngmin dalam hati berharap Ayoong dapat segera mengetahui hal tersebut.
Youngmin pun segera meninggalkan tempat dimana ia dan Ayoong tadi berbincang-bincang karena ia juga segera harus menuju pesawat yang akan menuju keAmerika.
Di dalam pesawat, Ayoong masih teringat dengan ucapan Youngmin sesaat sebelum ia pergi menuju pesawat. Ayoong masih bingung kenapa Youngmin bisa tiba-tiba muncul disana pada saat itu, benarkah Youngmin mengikuti Ayoong. Tapi Ayoong tak mempermasalahkan hal tersebut. Yang pasti Ayoong merasa lega karena Youngmin telah memberanikan diri meminta maaf secara langsung padannya.
Youngmin masih dalam keadaan galau setelah peristiwa gagalnya pertunangan Ayoong dan Kwangmin. Didalam pesawat youngmin tak sengaja menengok kebelakang ketika koran yang ia sedang baca terjatuh kelantai. Dan ternyata dibelakang nampak sesosok gadis yang sedang duduk sendirian, tatapan mata Youngmin tak lepas dari gadis tersebut. Youngmin tak asing lagi melihat muka gadis itu sepertinya ian mengenal gadis tersebut. Benar saja gadis itu adalah Ayoong.
Ayoong yang tadinya menenggok kearah jendela kini mengalihkan pengelihatannya ke depan dan saat itu ia pun melihat Youngmin yang yang sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya. Ayoong pun nampak bingung apakah Youngmin benar mengikutinya, apakah memang sebegitu sangat Youngmin menyukainya sehingga rela menyusulnaya ke Amerika. Namun pertanyaan itu tak pernah terjawab dengan pasti.
Ini tidak akan bisa dengan mudah merubah semuannya.
Setibanya di Amerika Ayoong menghampiri Youngmin dan bertanya kenapa ia bisa berada di pesawat yang sama dengan Ayoong apakah benar ia begitu menyukai Ayoong hingga rela mengikutinya sampai ke Amerika.
“young, tunggu senbentar”. Ayoong menghentikan Youngmin yang sedang berjalan meninggalkan pesawat.
“hahh, Ayoong ada apa. Kenapa kau bisa berada disini” Youngmin penasaran.
“seharusnya aku yang bertanya kenapa kau yang berada di sini”. Tegas Ayoong.
“Aku memutuskan pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah disini, dan kenapa kau bisa berada disini”. Youngmin nampak lebih penasaran.
“a a a aku, aaku hanya. Aaa ku”. Ayoong bingung harus menjawab apa.
Youngmin menaikkan alisnya sebelah. “jangan bilang kau pergi keAmerika untuk menghindari Kwangmin dan berharap samuannya akan selesai”. Youngmin terdiam sesaat.
Ayoong hanya mengangguk kecil. “kau benar Young”. Sepatah kata itulah yang keluar dari mulut Ayoong yang tertunduk diam.
“Tapi setidaknya ini juga merupakan hal yang terbaik untuk semuannya”. Gumam Ayoong dalam hati.
Youngmin memang tak berkata yang sebenarnya, karena ia tak ingin Ayoong semakin sedih. Karena kini mereka berdua sudah berada di Amerika dan mereka berdua tak menenal atau pun memiliki saudara di sana maka mereka berdua memutuskan untuk saling menjaga satu sama lain dan tetap bersahabat dengan baik. Mereka berduapun memutuskan untuk memasuki universitas yang sama agar satu sama lain dapat saling menjaga.
Begitulah hari-hari Ayoong di Amerika bersama Youngmin. Satu yang tak akan pernah berubah, Ayoong tak akan pernah bisa menyukai atau sampai mencintai Youngmin meskipun sekarang ia bahkan sangat dekat dengan Youngmin. Ini karena Ayoong terlanjur menganggap Youngmin sebagai kakaknya sendiri dan juga karena hatinya terlanjur terpaku pada hati Kwangmin.
Masa lalu, akankah kau biarkan aku tetap bagini.
3 tahun kemudian, Ayoong kembali ke korea. Ia sangat rindu pada kelurganya terutama Sooyoong dan Shinyoong adik kembar Ayoong. Begitupun dengan Ajoong, Ayoong sangat merindukannya. Ayoong merasa sangat bersalah kepada Ajoong karena ia tak berpamitan atau sekedar menelpon untuk dapat memeberi tahu Ajoong secara langsung jika ia akan segera berangkat ke Amerika. Karena saat itu ia merasa sangat sedih hingga tak sanggup bicara meskipun hanya sekedar ditelpon.
 Merasa tak enak karena ia tak bisa menerima cinta Youngmin, Ayoong tahu ia bertanggung jawab untuk mencarikan Youngmin pengganti dirinya. Selama di Amerika Ayoong sering sekali menceritakan tentang sepupunya pada Youngmin.
Ajoong kini bernilai plus diamata Youngmin. Ayoong sering menceritakan bahwa ia memiliki seorang sepupu yang cantik, pandai dan memiliki kharisma yang tak dimiliki oleh gadis-gadis kebanyakan dikorea. Setidak-tidaknya Ayoong berharap 3 tahun sudah cukup bagi Ajoong untuk dapat merubah kebiasaan buruknya dan Ayoong sangat-sangat berharap ketika ia kembali kekorea Ajoong sudah benar-benar berubah menjadi seperti gadis yang  selalu Ayoong ceritakan pada Youngmin. Ayoong berjanji pada Youngmin untuk menenalkan Ajoong pada dirinya.
Begitulah seklumit cerita cinta pelik yang selama ini ia sembunyikan dari keluarga bahkan Ajoong sepupunya itu tak sedikit pun tahu tentang kisah pelik Ayoong ini. Hal inilah yang semakin membuat Ayoong tertutup tentang kisah cintanya. Karena kegagalan yang ia alami membuatnya trauma dan menjadi orang yang perasa dan sensitif dengan cinta.

** : part pertama dari kisah cinta Ayoong, Ajoong, Kwangmin dan Youngmin.
To be continue>>>>