Main cast :
Im A Ra (oc)
Ba
Ro
Other cast : Park Won Hee (oc)
JB
(Im Jae Bum)
Jr.
(Park Jin Young)
Backsong : Only learned the bad thing (B1A4)
Cupcakes
Ketika
semuanya tak sejalan dengan yang diharapkan. Ketika kisah yang terajut selama ini
tak selalu semanis yang diinginkan. Maka saat
itulah cinta hadir memperbaiki semuanya.
***
Dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun
tiba. Hari yang sangat dinantikan-natikan kedatangannya telah tiba, dalam
hitungan detik. Satuuu.. duaaa.... tigaaaa....!! dan kini jarum jam telah
merapat tepat diatas angka 12.
“yeeeeeiiii.........!!!. Akhirnya aku
berumur 17”. Teriak A Ra tanpa sadar.
Masih dengan tingkah aneh dengan sesegera mungkin
A Ra pun menutup mulutnya. Sekarang ini baru pukul 00.00, ia tak mau sampai
seisi rumah terbangun hanya gara-gara teriakannya.
A Ra hanya berkedip-kedip beberapa kali
menatap layar ponsel. Tak ada satupun pesan masuk. Beberapa saat kemudian, bunyi-bunyian
yang sengaja A Ra pasang jika ada pesan yang masuk-pun berdering nyaring.
Sesegera mungkin A Ra meraih ponselnya.
“Saengil chukkaeyo A Ra-ya”. Begitulah isi
pesan singkat yang ternyata bukan dari orang yang A Ra harapkan.
Pesan singkat itu ternyata dikirim oleh
sahabat A Ra, Won hee . Kini jarum jam yang berada dikamar A Ra pun mulai
menunjukkan pukul 00.30.
Pesan singkat yang A Ra harapkan akan ia
terima dari namja special-pun sepertinya, nothing.
“aiiissssshhhh”. A Ra mengumpat dalam hati.
“kenapa bisa, bahkan dia tak terbangun
untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun untukku. Namja macam apa itu”.
Sambung A Ra dengan nada kesal.
***
Untuk kesekian kalinya jam beker A Ra
berdering nyaring. Kriiiiiiiiiiiinnnnngggggg...... kriiiiiiiinnnnngggggg.....
kriiiiiiiinnnnnngggg....!!.
Mata A Ra mulai terbuka sedikit demi
sedikit. Dengan mata setengah terbuka tangan A Ra mencari-cari asal bebunyian
yang membuat ia terbangun.
“pleeeeettttaaaaaakkkkkk”. Jam beker
kesayangan A Ra pun kini telah menghantam tembok.
“A Ra-ya bangun.....!!” seru eomma dari
luar kamar.
“ne~ eomma...!!”
Mata A Ra yang mulai terbuka sempurna pun
kini menuntun A Ra segera ke kamar mandi. Setelah selesai mandi dan siap
berangkat sekolah, A Ra segera menuju meja makan. Sepotong roti dan segelas
susu coklat telah siap di meja makan. A Ra nampak tak bersemangat pagi itu. Ia
hanya memakan beberapa potong rotinya dan nyaris tak menyentuh susu coklat
hangatnya.
Setelah selesai sarapan A Ra segera berangkat
ke sekolah.
***
Setibanya disekolah A Ra segera menuju
ruang kelasnya.
“A Ra-ya”, panggil Won Hee di depan pintu
kelas.
“ahhh...??”, mata A Ra sibuk mencari-cari
asal suara yang memanggilnya.
“yogii....
yogii...!!”, Won Hee melambai-lambaikan tangannya.
“ohh, ne...!!”, A Ra mengangguk-angguk
kecil.
“yaaaaa..!! mwoyo??”, tanya Won Hee heran.
“aniyo....!!”. A Ra segera berlalu dari
hadapan Won Hee.
“yaaaa....!! yaaaa...!! Im A Ra”. Won Hee
mengejar A Ra, mencoba menahannya.
“lepaskan”, A Ra mulai kesal.
“ada apa denganmu, bukankah hari ini adalah
hari yang kau tunggu-tunggu??”. Won Hee mencoba mengingatkan A Ra.
Mata A Ra memicing, “lupakanlah”. Segera
menuju tempat duduknya dan terduduk lemas.
“mwoyo??, kenapa kau tidak bersemangat hari
ini??”, Won Hee kembali mencoba menghibur A Ra.
A Ra mengangkat kepalanya lalu
menggeleng-gelengkannya tanpa berkata apa pun.
Won Hee memeluk A Ra. “aku tau kau pasti
memilki masalah, ceritakanlah. Bukankah kau yang bilang kita tak boleh saling
menutup-nutupi”.
A Ra tersenyum ringan. “ne~. Jika telah
saatnya aku pasti akan memberi tahu mu. Aku janji”.
Won Hee pun membalas senyum A Ra. Rasa legapun menghinggapi hati Won Hee karna
akhirnya A Ra pun tersenyum.
“ahhh~”. Won Hee neghela napas panjang.
“mwoyo??”
“hahahahaa...!!” Won Hee tertawa.
“mwoyooo......???”
“bukankah ada yang berjanji akan mentraktirku
hari ini”. Goda Won Hee.
“hah..?? siapa yang janji”. A Ra melengos.
“bukankah itu sudah menjadi kesepakatan
kita. Jika ada yang berulang tahun maka ia harus mentraktir”. Won Hee kembali
menggoda A Ra.
A Ra menolehkan kepalanya dan agak dimiringkan
kearah Won Hee lalu berkata, “ne..!!”.
Sontak A Ra dan Won Hee pun tertawa.
***
Bel istirahat berbunyi. A Ra menghela
napas. Seorang namja yang mukanya sangat ia kenal menghampirinya. Namja
chingu-nya, Ba Ro.
“yaa, waeyo??. Kenapa kau menatapku seperti
itu”. Tanya Ba Ro itu heran.
A Ra melengos. “ani”. Ia sedang kesal.
Masih sibuk dengan rubik yang ia pegang,
“ayo kita kekantin”.
“aku sedang tidak lapar”.
“jika kau tidak lapar kau cukup duduk manis
saja disana dan biarkan aku yang makan sesuatu”. Jelas Ba Ro.
“mwo??”
“ayo makan”. Kembali memutar kotak-kotak
berwarna yang ia pegang.
A Ra merampas kotak-kotak yang sedang Ba Ro
pegang, apa-pun namanya.
“yaaaaaa....!!”
“wae, kau tidak suka dengan yang aku
lakukan??”
“apa yang terjadi padamu pagi ini??”. Ba Ro
meletakkan telapak tangannya di dahi A Ra.
“yaaaaaaa”. A Ra melepaskan tangan Ba Ro
dari dahinya, lalu mengembalikan kotak-kotak itu pada Ba Ro.
Ba Ro kembali memutar-mutar kotak berwarna
iyu. “yaaa Im A Ra, kenapa kau bertingkah aneh seperti ini??”.
“harusnya aku yang bertanya padamu,
tidakkah kau melupakan sesuatu??”.
“mwoyo?”. A Ra hanya diam.
“ohh aku tahu, kau tak perlu khawatir aku
ingat aku ingat”.
A Ra tersenyum. “benarkah??”
“tentu saja, mana bisa aku lupa hal ini”.
“jadi, ada apa dengan hari ini”. Goda A Ra,
wajahnya mulai berbinar.
“yaa.. yaa.. hari ini aku akan latihan
beatbox bersama JB dan Jr”. Senyum konyolnya mulai bertebaran.
Bibir A Ra mulai merapat, senyumnya hilang.
“aiiissshhh, sudah lupakan lah”.
A Ra berlalu meninggalkan Ba Ro. Tak lupa
tangan A Ra nepis kotak-kotak berwarna kesayangan namja chingunya itu hingga
menghantam tanah.
“yaaa Im A Ra mau pergi kemana kau??”. Sembari
memungut rubiknya.
A Ra berusaha tak memperdulikan Ba Ro.
“yaaa!! A Ra ssi, kau dengar aku??”.
Menghela napas. “jika kau dengar aku sebaiknya kau berhenti, jika tidak..”.
kalimaat Ba Ro terhenti.
A Ra memutar balik langkahnya, “jika tidak
apa yang akan kau lakukan??”.
“jika tidaaaakkk hubungan kita akan
berakhir”. Ba Ro mengancam.
A Ra melirik jam tangannya. “terserah kau
saja, aku sudah cukup lelah dengan semuannya”. Ia segera berlalu meninggalkan
Ba Ro bersama kotak-kotak berwarnanya.
***
Halte bis nampak lengah. A Ra meraih ponsel
dari dalam tas pink-nya. Dan segera mencari nomor Won Hee yang telah dulu
pulang kerumah. Lalu segera meletakkan ponsel di telinganya.
Asap putih ikut terlihat seiring A Ra
menghela napas. “yaa yabeohaseyo”.
“ne~ mwoyo??”
“Won Hee-ah bisakah kau menemaniku pergi
hari ini??”
“kemana??”
“kemanapun itu, aku tidak ingin cepat-cepat
pulang kerumah hari ini”
“ya baiklah. Kau dimana sekarang??”
“di halte bis dekat sekolah”
“ne, aku segera kesana”.
“ne, baiklah”. A Ra menutup telponya.
***
10 menunggu A Ra di halte. Ia memikirkan
kembali perkataan Ba Ro padanya tadi. Ia menulis sebuah pesan singkat
diponselnya.
“terlalu sulitkah untukmu ingat sesuatu
dihari ini. Apakah itu terlalu sulit jika hari ini adalah hari ulang tahunku.
Ulang tahun yeoja chingumu oppa!!”.
Segera A Ra mengirimkan pesan singkat itu
pada Ba Ro. Lalu ia menekan tombol merah, lama.
Ba Ro yang menerima pesan singkat yang
yeoja chingunya kirim itupun ingat dan merasa bersalah. Ba Ro tak benar-benar
lupa akan hari ini. Ba Ro hanya melupakan kejutannya.
Ba Ro mencoba menelpon A Ra. Sial nomernya
tidak aktif. Sebuah ide melayang di benak Ba Ro, ia pun segera menghubungi Won
Hee.
“yabeohaseyo”
“ne ada apa Ba Ro-ah kau menelponku”
“apakah kau akan pergi bersama A Ra hari
ini”
“ne, kami akan pergi jalan kenapa??”
“bisakah kau membantuku??”
“bantu apa??”
“aku hanya tak ingin melihat yeojaa
chinguku bersedih dihari istimewanya ini. Jadi maukah kau membantuku untuk
membuat pesta kejutan untuknya??”
“yaaa tentu saja”
“ne kalau begitu bisakah nanti kau ajak A Ra
berkeliling-keliling sebentar, dan jika aku sudah siap dengan pestaku nanti aku
akan segera mengabarimu”
“oke oke”
“gomawoyo Won Hee-ah untuk kerja samanya”
“ne~ akun juga kan sahabat A Ra, maka aku
pun akan bahagia jika ia bahagia”
“ne kau benar. Baiklah aku akan segera
bersiaap untuk pestanya”. Ba Ro menutup telponya.
***
20 menit berlalu. Won Hee baru tiba
di halte tempat A Ra menunggu. Padahal biasanya hanya butuh 10 menit bagi Won
Hee untuk tiba di halte tersebut.
A Ra melengos. “A Ra-ya mian. Tadi
macet kau tau kan akhir-akhir ini sangat
sering macet”.
“ne, arraseo!! Kaja”. A Ra segera
bangkit dari tempat duduknya dan segera meraih tangan Won Hee dan
menggandengnya.
Won Hee tersenyum. Ia sengaja
mengulur waktu dan membiarkan A Ra menunggunya karena ia sedang memberi Ba Ro
waktu untuk pesta kejutannya.
“mau pergi kemana kita hari ini??”.
Tanya Won Hee.
A Ra menoleh kearah Won Hee. “tidak
tau, yang pasti aku ingin pergi keluar dihari ulang tahunku ini”.
“ohh ne~ bagaimana jika kita beli
eskrim??”
“yaaa aku rasa itu ide yang bagus”
A Ra tersenyum semabari menggandeng
erat tangan Won Hee.
***
Akhirnya senyum kembali terpancar dari
wajah A Ra. Dengan sisa es krim yang masih menempel di sekitar bibir A Ra
membuatnya terlihat seperti anak kecil meskipun hari ini ia berusia 17 tahun.
Sekarang A Ra sedang sibuk dengan
lollipopnya. Tiba-tiba ponsel Won Hee berdering. Ternyata telpon dari Ba Ro.
Won Hee segera menjauh menghindari A Ra yang masih sibuk dengan lollipopnya.
Won Hee menganngkat telpon dari Ba Ro.
“yabeohaseyo”
“yaa kalian sedang dimana sekarang??”
“kami sedang di taman, kenapa apakah
pestanya sudah siap??”
“yaa sebentar lagi, hanya beberapa yang
perlu disiapkan”
“baikalah, jadi apa yang harus aku
lakukan?”
“sebaiknya kau tutup mata A Ra lalu bawa ia
kesini”
“ne arraseo, tapi bagaimana jika ia menolak
ditutup matanya??”
“bukankah A Ra menyukai kejutan, bilang
saja kau akan memberikannya sesuatu”
“oke oke, aku akan segera kesana bersama
yeoja chingumu ini”. Won Hee tertawa kecil lalu menutup telponnya.
***
A Ra baru sadar jika Won Hee tidak ada. Ia
segera mencaari-cari Won Hee.
“Won Hee-ah, kau dimana??”
“yaaa A Ra-ya aku disini”. Won Hee
melambaikan tangannya.
A Ra berlari kecil mendekat ke Won Hee.
“Yaa kenapa kau meninggalkan aku??”
“ini salahmu, kau sibuk dengan lollipopmu
dan aku sendirian”
“ahh mianeyo”. A Ra menyesal.
Won Hee menghela napas.
“waeyo?? apakah lau tidak mau
memaafkanku??”
Won Hee menggeleng-geleng, wajah A Ra
menjadi cemberut. “aku akan memaafkanmu jika kau mau mengikuti apa saja yang
aku inginkan”.
A Ra mengangguk-angguk. “ Baiklah jadi kau
harus pakai ini”. Won Hee memakaikan penutup mata pada A Ra.
“yaaaaa apa apaan ini”. A Ra kesal.
“bukankan kau suka kejutan. Aku akan
berikan kejutan untukmu”. Goda Won Hee.
“benarkah??”. A Ra membuka penutup matanya
lalu tersenyum pada Won Hee.
“tentu saja”. Kembali memasang penutup mata
pada A Ra. Won Hee-pun ikut tersenyum melihat sahabatnya yang berulang tahun
hari ini bahagia.
***
Ba Ro telah siap dengan pestanya.
Won Hee dan A Ra pun tiba di tempat.
A Ra sangat pensaran dengan kejutan
yang akan ia dapat. “apakah kita sudah sampai”. Tangannya meraba-raba.
“hampir sampai”. Won Hee
menyemangati A Ra.
Baro nampak tersenyum melihat senyum
terpancar diwajah yeoja chingunya itu.
“sudah bolehkah aku membuka penutup
matanya??”. Tangannya tak sabar ingin membuka penutup mata yang mneghalangi
pengelihatannya.
Ba Ro berjalan mendekat ke A Ra.
“sekarang kau boleh membukanya”. Seru Won Hee.
Tangan A Ra yang sedari tadi
meraba-raba kini terhalang sesuatu atau tepatnya seseorang. Ba Ro berada
didepannya dengan setangkai bunga mawar.
“saengil chukkaeyo nae yeoja
chingu!!” Ba Ro mengucapkan selamat
ulang tahun pada A Ra dan ia merasa bersalah pada yeoja chingunya itu.
A Ra tersenyum. Ia menerima
setangkai mawar yang Ba Ro berikan padanya, lalu mengedarkan seluruh
pandangannya kesekelilingnya. Sebuah pohon nampak dihias dengan pita-pita
berwarna pink, warna kesukaan A Ra.
Balon-balon berwarna warni diikat di
sekitar jalan menuju sebuah meja. Diatas meja tersebut terdapat sebuah kue
ulang tahun dengan lilin angka 17 diatasnya.
“gomawoyo oppa”. A Ra memeluk Ba Ro.
Ba Ro menghela napas. “apakah kau
menyukainya??”
“iyaaa aku sangat suka ini”
“syukurlah, meskipun aku tau ini tak cukup
untuk dijadikan permintaan maafku padamu”. tiba-tiba kalimat Ba Ro terhenti.
A Ra meletakkan telunjuknya di bibir Ba Ro.
“ne~ oppa”. A Ra tersenyum.
“bagaimana dengan yang aku katakan siang
tadi??”. Tanya Ba Ro.
A Ra memanyunkan bibirnya. “apakah kau hal
itu banar-benar terjadi??”. Ancamnya.
“a.. aa.. ani”. Ba Ro mengelang-gelangkan
kepalanya.
A Ra kembali tersenyum dan segera memeluk
namja chingunya itu. Ba Ro pun memeluk erat yeoja chingunya.
Dari kejauhan Won Hee mendapat aba-aba dari
baro untuk menyalakan lampu-lampu yang sengaja Ba Ro set sebagai permintaan
maafnya pada A Ra.
Lampu-lampu itu membentuk tulisan
“saranghaeyo nae A Ra”.
A Ra yang terkejut hanya bisa tersenyum dan
ia-pun mencium pipi namja chingunya lalu pergi berlari meninggalkannya.
Ba Ro tersenyum dan segera mengejar A Ra
yang tak sabar meniup lilinya. Ba Ro pun menyannyikan lagu selamat ulang tahun
untuknya. A Ra-pun meniup lilinnya dan mengambil krim yang menghias kue dengan
jari telunjuknya lalu mengoleskan pada pipi namja chingunya.
A Ra segera berlari manjauhi Ba Ro. “yaaaaa
Im A Ra”. teriak Ba Ro yang mukanya penuh dengan krim.
Ia pun mengejar A Ra dan membalasnya. Lalu
memeluk A Ra dan mendaratkan kecupan dipipinya sembari kembali mengucapkan
selamat ulang tahun untuk yeoja chingunya itu.
Won Hee tersenyum bahagia meliha A Ra
kembali menjadi A Ra yang biasanya. A Ra yang ceria, periang dan tentunya A Ra
yang bawel seperti biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar