Selasa, 12 Juni 2012

FF Oneshoot


Main cast         :           Im A Ra (oc)
                                    Ba Ro
Other cast       :           Park Won Hee (oc)
                                    JB (Im Jae Bum)
                                    Jr. (Park Jin Young)
Backsong          :           Only learned the bad thing (B1A4)
                                   
Cupcakes
Ketika semuanya tak sejalan dengan yang diharapkan. Ketika kisah yang terajut selama ini tak selalu semanis yang diinginkan. Maka saat  itulah cinta hadir memperbaiki semuanya.
***
Dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari yang sangat dinantikan-natikan kedatangannya telah tiba, dalam hitungan detik. Satuuu.. duaaa.... tigaaaa....!! dan kini jarum jam telah merapat tepat diatas angka 12.
“yeeeeeiiii.........!!!. Akhirnya aku berumur 17”. Teriak A Ra tanpa sadar.
Masih dengan tingkah aneh dengan sesegera mungkin A Ra pun menutup mulutnya. Sekarang ini baru pukul 00.00, ia tak mau sampai seisi rumah terbangun hanya gara-gara teriakannya.
A Ra hanya berkedip-kedip beberapa kali menatap layar ponsel. Tak ada satupun pesan masuk. Beberapa saat kemudian, bunyi-bunyian yang sengaja A Ra pasang jika ada pesan yang masuk-pun berdering nyaring. Sesegera mungkin A Ra meraih ponselnya.
“Saengil chukkaeyo A Ra-ya”. Begitulah isi pesan singkat yang ternyata bukan dari orang yang A Ra harapkan.
Pesan singkat itu ternyata dikirim oleh sahabat A Ra, Won hee . Kini jarum jam yang berada dikamar A Ra pun mulai menunjukkan pukul 00.30.
Pesan singkat yang A Ra harapkan akan ia terima dari namja special-pun sepertinya, nothing.
“aiiissssshhhh”. A Ra mengumpat dalam hati.
“kenapa bisa, bahkan dia tak terbangun untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun untukku. Namja macam apa itu”. Sambung A Ra dengan nada kesal.
***
Untuk kesekian kalinya jam beker A Ra berdering nyaring. Kriiiiiiiiiiiinnnnngggggg...... kriiiiiiiinnnnngggggg..... kriiiiiiiinnnnnngggg....!!.
Mata A Ra mulai terbuka sedikit demi sedikit. Dengan mata setengah terbuka tangan A Ra mencari-cari asal bebunyian yang membuat ia terbangun.
“pleeeeettttaaaaaakkkkkk”. Jam beker kesayangan A Ra pun kini telah menghantam tembok.
“A Ra-ya bangun.....!!” seru eomma dari luar kamar.
“ne~ eomma...!!”
Mata A Ra yang mulai terbuka sempurna pun kini menuntun A Ra segera ke kamar mandi. Setelah selesai mandi dan siap berangkat sekolah, A Ra segera menuju meja makan. Sepotong roti dan segelas susu coklat telah siap di meja makan. A Ra nampak tak bersemangat pagi itu. Ia hanya memakan beberapa potong rotinya dan nyaris tak menyentuh susu coklat hangatnya.
Setelah selesai sarapan A Ra segera berangkat ke sekolah.
***
Setibanya disekolah A Ra segera menuju ruang kelasnya.
“A Ra-ya”, panggil Won Hee di depan pintu kelas.
“ahhh...??”, mata A Ra sibuk mencari-cari asal suara yang memanggilnya.
“yogii....  yogii...!!”, Won Hee melambai-lambaikan tangannya.
“ohh, ne...!!”, A Ra mengangguk-angguk kecil.
“yaaaaa..!! mwoyo??”, tanya Won Hee heran.
“aniyo....!!”. A Ra segera berlalu dari hadapan Won Hee.
“yaaaa....!! yaaaa...!! Im A Ra”. Won Hee mengejar A Ra, mencoba menahannya.
“lepaskan”, A Ra mulai kesal.
“ada apa denganmu, bukankah hari ini adalah hari yang kau tunggu-tunggu??”. Won Hee mencoba mengingatkan A Ra.
Mata A Ra memicing, “lupakanlah”. Segera menuju tempat duduknya dan terduduk lemas.
“mwoyo??, kenapa kau tidak bersemangat hari ini??”, Won Hee kembali mencoba menghibur A Ra.
A Ra mengangkat kepalanya lalu menggeleng-gelengkannya tanpa berkata apa pun.
Won Hee memeluk A Ra. “aku tau kau pasti memilki masalah, ceritakanlah. Bukankah kau yang bilang kita tak boleh saling menutup-nutupi”.
A Ra tersenyum ringan. “ne~. Jika telah saatnya aku pasti akan memberi tahu mu. Aku janji”.
Won Hee pun membalas senyum A Ra.  Rasa legapun menghinggapi hati Won Hee karna akhirnya A Ra pun tersenyum.
“ahhh~”. Won Hee neghela napas panjang.
“mwoyo??”
“hahahahaa...!!” Won Hee tertawa.
“mwoyooo......???”
“bukankah ada yang berjanji akan mentraktirku hari ini”. Goda Won Hee.
“hah..?? siapa yang janji”. A Ra melengos.
“bukankah itu sudah menjadi kesepakatan kita. Jika ada yang berulang tahun maka ia harus mentraktir”. Won Hee kembali menggoda A Ra.
A Ra menolehkan kepalanya dan agak dimiringkan kearah Won Hee lalu berkata, “ne..!!”.
Sontak A Ra dan Won Hee pun tertawa.
***
Bel istirahat berbunyi. A Ra menghela napas. Seorang namja yang mukanya sangat ia kenal menghampirinya. Namja chingu-nya, Ba Ro.
“yaa, waeyo??. Kenapa kau menatapku seperti itu”. Tanya Ba Ro itu heran.
A Ra melengos. “ani”. Ia sedang kesal.
Masih sibuk dengan rubik yang ia pegang, “ayo kita kekantin”.
“aku sedang tidak lapar”.
“jika kau tidak lapar kau cukup duduk manis saja disana dan biarkan aku yang makan sesuatu”. Jelas Ba Ro.
“mwo??”
“ayo makan”. Kembali memutar kotak-kotak berwarna yang ia pegang.
A Ra merampas kotak-kotak yang sedang Ba Ro pegang, apa-pun namanya.
“yaaaaaa....!!”
“wae, kau tidak suka dengan yang aku lakukan??”
“apa yang terjadi padamu pagi ini??”. Ba Ro meletakkan telapak tangannya di dahi A Ra.
“yaaaaaaa”. A Ra melepaskan tangan Ba Ro dari dahinya, lalu mengembalikan kotak-kotak itu pada Ba Ro.
Ba Ro kembali memutar-mutar kotak berwarna iyu. “yaaa Im A Ra, kenapa kau bertingkah aneh seperti ini??”.
“harusnya aku yang bertanya padamu, tidakkah kau melupakan sesuatu??”.
“mwoyo?”. A Ra hanya diam.
“ohh aku tahu, kau tak perlu khawatir aku ingat aku ingat”.
A Ra tersenyum. “benarkah??”
“tentu saja, mana bisa aku lupa hal ini”.
“jadi, ada apa dengan hari ini”. Goda A Ra, wajahnya mulai berbinar.
“yaa.. yaa.. hari ini aku akan latihan beatbox bersama JB dan Jr”. Senyum konyolnya mulai bertebaran.
Bibir A Ra mulai merapat, senyumnya hilang. “aiiissshhh, sudah lupakan lah”.
A Ra berlalu meninggalkan Ba Ro. Tak lupa tangan A Ra nepis kotak-kotak berwarna kesayangan namja chingunya itu hingga menghantam tanah.
“yaaa Im A Ra mau pergi kemana kau??”. Sembari memungut rubiknya.
A Ra berusaha tak memperdulikan Ba Ro.
“yaaa!! A Ra ssi, kau dengar aku??”. Menghela napas. “jika kau dengar aku sebaiknya kau berhenti, jika tidak..”. kalimaat Ba Ro terhenti.
A Ra memutar balik langkahnya, “jika tidak apa yang akan kau lakukan??”.
“jika tidaaaakkk hubungan kita akan berakhir”. Ba Ro mengancam.
A Ra melirik jam tangannya. “terserah kau saja, aku sudah cukup lelah dengan semuannya”. Ia segera berlalu meninggalkan Ba Ro bersama kotak-kotak berwarnanya.
***
Halte bis nampak lengah. A Ra meraih ponsel dari dalam tas pink-nya. Dan segera mencari nomor Won Hee yang telah dulu pulang kerumah. Lalu segera meletakkan ponsel di telinganya.
Asap putih ikut terlihat seiring A Ra menghela napas. “yaa yabeohaseyo”.
“ne~ mwoyo??”
“Won Hee-ah bisakah kau menemaniku pergi hari ini??”
“kemana??”
“kemanapun itu, aku tidak ingin cepat-cepat pulang kerumah hari ini”
“ya baiklah. Kau dimana sekarang??”
“di halte bis dekat sekolah”
“ne, aku segera kesana”.
“ne, baiklah”. A Ra menutup telponya.
***
10 menunggu A Ra di halte. Ia memikirkan kembali perkataan Ba Ro padanya tadi. Ia menulis sebuah pesan singkat diponselnya.
“terlalu sulitkah untukmu ingat sesuatu dihari ini. Apakah itu terlalu sulit jika hari ini adalah hari ulang tahunku. Ulang tahun yeoja chingumu oppa!!”.
Segera A Ra mengirimkan pesan singkat itu pada Ba Ro. Lalu ia menekan tombol merah, lama.
Ba Ro yang menerima pesan singkat yang yeoja chingunya kirim itupun ingat dan merasa bersalah. Ba Ro tak benar-benar lupa akan hari ini. Ba Ro hanya melupakan kejutannya.
Ba Ro mencoba menelpon A Ra. Sial nomernya tidak aktif. Sebuah ide melayang di benak Ba Ro, ia pun segera menghubungi Won Hee.
“yabeohaseyo”
“ne ada apa Ba Ro-ah kau menelponku”
“apakah kau akan pergi bersama A Ra hari ini”
“ne, kami akan pergi jalan kenapa??”
“bisakah kau membantuku??”
“bantu apa??”
“aku hanya tak ingin melihat yeojaa chinguku bersedih dihari istimewanya ini. Jadi maukah kau membantuku untuk membuat pesta kejutan untuknya??”
“yaaa tentu saja”
“ne kalau begitu bisakah nanti kau ajak A Ra berkeliling-keliling sebentar, dan jika aku sudah siap dengan pestaku nanti aku akan segera mengabarimu”
“oke oke”
“gomawoyo Won Hee-ah untuk kerja samanya”
“ne~ akun juga kan sahabat A Ra, maka aku pun akan bahagia jika ia bahagia”
“ne kau benar. Baiklah aku akan segera bersiaap untuk pestanya”. Ba Ro menutup telponya.
***
            20 menit berlalu. Won Hee baru tiba di halte tempat A Ra menunggu. Padahal biasanya hanya butuh 10 menit bagi Won Hee untuk tiba di halte tersebut.
            A Ra melengos. “A Ra-ya mian. Tadi macet kau tau kan akhir-akhir ini  sangat sering macet”.
            “ne, arraseo!! Kaja”. A Ra segera bangkit dari tempat duduknya dan segera meraih tangan Won Hee dan menggandengnya.
            Won Hee tersenyum. Ia sengaja mengulur waktu dan membiarkan A Ra menunggunya karena ia sedang memberi Ba Ro waktu untuk pesta kejutannya.
            “mau pergi kemana kita hari ini??”. Tanya Won Hee.
            A Ra menoleh kearah Won Hee. “tidak tau, yang pasti aku ingin pergi keluar dihari ulang tahunku ini”.
            “ohh ne~ bagaimana jika kita beli eskrim??”
            “yaaa aku rasa itu ide yang bagus”
            A Ra tersenyum semabari menggandeng erat tangan Won Hee.
***
Akhirnya senyum kembali terpancar dari wajah A Ra. Dengan sisa es krim yang masih menempel di sekitar bibir A Ra membuatnya terlihat seperti anak kecil meskipun hari ini ia berusia 17 tahun.
Sekarang A Ra sedang sibuk dengan lollipopnya. Tiba-tiba ponsel Won Hee berdering. Ternyata telpon dari Ba Ro. Won Hee segera menjauh menghindari A Ra yang masih sibuk dengan lollipopnya.
Won Hee menganngkat telpon dari Ba Ro. “yabeohaseyo”
“yaa kalian sedang dimana sekarang??”
“kami sedang di taman, kenapa apakah pestanya sudah siap??”
“yaa sebentar lagi, hanya beberapa yang perlu disiapkan”
“baikalah, jadi apa yang harus aku lakukan?”
“sebaiknya kau tutup mata A Ra lalu bawa ia kesini”
“ne arraseo, tapi bagaimana jika ia menolak ditutup matanya??”
“bukankah A Ra menyukai kejutan, bilang saja kau akan memberikannya sesuatu”
“oke oke, aku akan segera kesana bersama yeoja chingumu ini”. Won Hee tertawa kecil lalu menutup telponnya.
***
A Ra baru sadar jika Won Hee tidak ada. Ia segera mencaari-cari Won Hee.
“Won Hee-ah, kau dimana??”
“yaaa A Ra-ya aku disini”. Won Hee melambaikan tangannya.
A Ra berlari kecil mendekat ke Won Hee. “Yaa kenapa kau meninggalkan aku??”
“ini salahmu, kau sibuk dengan lollipopmu dan aku sendirian”
“ahh mianeyo”. A Ra menyesal.
Won Hee menghela napas.
“waeyo?? apakah lau tidak mau memaafkanku??”
Won Hee menggeleng-geleng, wajah A Ra menjadi cemberut. “aku akan memaafkanmu jika kau mau mengikuti apa saja yang aku inginkan”.
A Ra mengangguk-angguk. “ Baiklah jadi kau harus pakai ini”. Won Hee memakaikan penutup mata pada A Ra.
“yaaaaa apa apaan ini”. A Ra kesal.
“bukankan kau suka kejutan. Aku akan berikan kejutan untukmu”. Goda Won Hee.
“benarkah??”. A Ra membuka penutup matanya lalu tersenyum pada Won Hee.
“tentu saja”. Kembali memasang penutup mata pada A Ra. Won Hee-pun ikut tersenyum melihat sahabatnya yang berulang tahun hari ini bahagia.
***
            Ba Ro telah siap dengan pestanya. Won Hee dan A Ra pun tiba di tempat.
            A Ra sangat pensaran dengan kejutan yang akan ia dapat. “apakah kita sudah sampai”. Tangannya meraba-raba.
            “hampir sampai”. Won Hee menyemangati A Ra.
            Baro nampak tersenyum melihat senyum terpancar diwajah yeoja chingunya itu.
            “sudah bolehkah aku membuka penutup matanya??”. Tangannya tak sabar ingin membuka penutup mata yang mneghalangi pengelihatannya.
            Ba Ro berjalan mendekat ke A Ra. “sekarang kau boleh membukanya”. Seru Won Hee.
            Tangan A Ra yang sedari tadi meraba-raba kini terhalang sesuatu atau tepatnya seseorang. Ba Ro berada didepannya dengan setangkai bunga mawar.
            “saengil chukkaeyo nae yeoja chingu!!”  Ba Ro mengucapkan selamat ulang tahun pada A Ra dan ia merasa bersalah pada yeoja chingunya itu.
            A Ra tersenyum. Ia menerima setangkai mawar yang Ba Ro berikan padanya, lalu mengedarkan seluruh pandangannya kesekelilingnya. Sebuah pohon nampak dihias dengan pita-pita berwarna pink, warna kesukaan A Ra.
Balon-balon berwarna warni diikat di sekitar jalan menuju sebuah meja. Diatas meja tersebut terdapat sebuah kue ulang tahun dengan lilin angka 17 diatasnya.
“gomawoyo oppa”. A Ra memeluk Ba Ro.
Ba Ro menghela napas. “apakah kau menyukainya??”
“iyaaa aku sangat suka ini”
“syukurlah, meskipun aku tau ini tak cukup untuk dijadikan permintaan maafku padamu”. tiba-tiba kalimat Ba Ro terhenti.
A Ra meletakkan telunjuknya di bibir Ba Ro. “ne~ oppa”. A Ra tersenyum.
“bagaimana dengan yang aku katakan siang tadi??”. Tanya Ba Ro.
A Ra memanyunkan bibirnya. “apakah kau hal itu banar-benar terjadi??”. Ancamnya.
“a.. aa.. ani”. Ba Ro mengelang-gelangkan kepalanya.
A Ra kembali tersenyum dan segera memeluk namja chingunya itu. Ba Ro pun memeluk erat yeoja chingunya.
Dari kejauhan Won Hee mendapat aba-aba dari baro untuk menyalakan lampu-lampu yang sengaja Ba Ro set sebagai permintaan maafnya pada A Ra.
Lampu-lampu itu membentuk tulisan “saranghaeyo nae A Ra”.
A Ra yang terkejut hanya bisa tersenyum dan ia-pun mencium pipi namja chingunya lalu pergi berlari meninggalkannya.
Ba Ro tersenyum dan segera mengejar A Ra yang tak sabar meniup lilinya. Ba Ro pun menyannyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. A Ra-pun meniup lilinnya dan mengambil krim yang menghias kue dengan jari telunjuknya lalu mengoleskan pada pipi namja chingunya.
A Ra segera berlari manjauhi Ba Ro. “yaaaaa Im A Ra”. teriak Ba Ro yang mukanya penuh dengan krim.
Ia pun mengejar A Ra dan membalasnya. Lalu memeluk A Ra dan mendaratkan kecupan dipipinya sembari kembali mengucapkan selamat ulang tahun untuk yeoja chingunya itu.
Won Hee tersenyum bahagia meliha A Ra kembali menjadi A Ra yang biasanya. A Ra yang ceria, periang dan tentunya A Ra yang bawel seperti biasanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar